Nasional

Maskawin Nabi Adam untuk Siti Hawa Shalawat kepada Nabi Muhammad

Sab, 8 Desember 2018 | 20:55 WIB

Bekasi, NU Online
Rais 'Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN) Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya mengatakan, sebelum Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia, namanya sudah banyak dikenal oleh para nabi dan rasul terdahulu. Hal tersebut diungkapkan lantaran nama Nabi Muhammad terdapat di dalam kitab-kitab terdahulu. Yakni taurat, zabur, dan injil.

Selain itu, ulama kharismatik ini mengatakan bahwa tidak satu pun nama nabi, sebelum Nabi Muhammad lahir, disejajarkan dengan asma Allah.

"Kecuali Nabi Muhammad itu sendiri. Itulah keutamaan beliau," katanya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Pondok Pesantren Fatahillah, Kampung Ciketing, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Sabtu (8/12) dini hari.

Ia berkisah, saat Nabi Adam diciptakan dan kemudian Allah menciptakan Siti Hawa untuk menemani Nabi Adam, Jibril sempat mencegah agar tidak mendekati perempuan yang memang disiapkan untuk dirinya.

"Jangan engkau dekati!" begitu kata Jibril, ditirukan oleh Habib Luthfi.

Lantas Nabi Adam bertanya-tanya soal larangan itu. Sebab, Nabi Adam sudah tahu bahwa Siti Hawa diciptakan untuknya.

Jibril pun memberikan syarat, yakni mas kawin jika Nabi Adam ingin mendekati Siti Hawa. 

"Seketika itu, melalui Jibril, Allah memerintahkan Nabi Adam. Shalla 'ala habibi Muhammad. Jadi, mas kawinnya adalah membaca shalawat. Ada riwayat yang mengatakan sepuluh, ada pula yang menyatakan 20 kali," jelas Habib Luthfi.

Ulama keturunan Nabi Muhammad asal Pekalongan ini menegaskan bahwa sepuluh atau 20 kali, syaratnya tetap sama.

"Membaca shalawat untuk Nabi Muhammad sebagai mas kawin, sebagai syarat agar Nabi Adam bisa mendekati Siti Hawa," terang ulama yang nyantri di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtabdiin, Balekambang, Jepara ini.

Selain Habib Luthfi, acara yang dimulai pada Jumat (7/12) malam ini dihadiri pula oleh banyak tokoh ulama, habaib, pejabat pemerintahan, dan ribuan masyarakat yang memadati halaman pesantren.

Acara ini dihibur oleh lantunan-lantunan sholawat dari Grup Hadrah Jati Sumo Negoro asal Blitar. Grup ini berhasil menjadi juara pertama dalam Festival Sholawat Jawa Nasional yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta, pada Oktober lalu. (Aru Elgete/Abdullah Alawi)