Kurangi Ketergantungan Gadget, Menteri PPPA Ajak Anak Hidupkan Permainan Tradisional
Ahad, 20 Juli 2025 | 21:00 WIB

Arifatul Choiri Fauzi dan Selvi Ananda bermain permainan tradisional ular naga bersama anak-anak dalam momentum Car Free Day (CFD) peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (20/7/2025). (Foto: dok. Kementerian PPPA)
Jakarta, NU Online
Meningkatnya ketergantungan anak terhadap gawai menjadi perhatian serius Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).
Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi mengajak para orang tua dan anak-anak untuk kembali menghidupkan permainan tradisional sebagai alternatif hiburan yang sehat dan sarat nilai budaya.
Hal itu diungkapkan Arifah dalam momentum Car Free Day (CFD) peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Ahad (20/7/2025).
Menurut Arifah, pendekatan ini diambil sebagai respons atas meningkatnya kasus kekerasan terhadap anak yang banyak dipicu oleh pola asuh tidak tepat, penyalahgunaan gadget, serta minimnya interaksi sosial.
“Kami berharap HAN tahun ini membawa dampak nyata dalam kehidupan anak-anak sehari-hari tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya lokal,” ujarnya.
Ia menambahkan, CFD bukan hanya sekadar ajang rekreasi, tetapi juga simbol kebebasan anak untuk bermain, berekspresi, dan tumbuh dalam suasana yang gembira.
Dalam kegiatan tersebut, anak-anak memperagakan berbagai permainan tradisional, antara lain congklak, gangsing, damdaman, galasin, hingga lompat tali karet.
Arifah menilai, pengenalan kembali permainan tradisional penting dilakukan agar generasi Z dan Alpha tidak terus-menerus terpaku pada gadget.
Lima kegiatan utama yang mewarnai perayaan HAN 2025 adalah senam anak hebat, permainan tradisional, kesenian daerah, dongeng pahlawan lokal, dan pemeriksaan kesehatan gratis.
Seluruh kegiatan ini dirancang untuk menumbuhkan kebersamaan, mencintai budaya lokal, serta membangun karakter anak yang kuat dan sehat secara sosial.
Arifah juga menjelaskan, perayaan puncak HAN akan digelar serentak pada 23 Juli 2025 di seluruh sekolah se-Indonesia.
Ia menyebut bahwa tahun ini peringatan digelar secara desentralistik agar lebih banyak anak bisa berpartisipasi langsung tanpa harus datang ke satu lokasi pusat.
“Dengan mengusung tema ‘Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045’ dan tagline ‘Anak Indonesia, Kita Bersaudara’, kegiatan CFD ini menjadi ruang inklusif yang menghadirkan 1.099 anak dari 82 satuan pendidikan,” tuturnya.
Anak-anak yang hadir berasal dari berbagai jenjang dan lembaga, yakni PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK, MTs, PKBM, SLB, dan pesantren di wilayah DKI Jakarta.
Arifah juga menekankan bahwa perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas negara. Ia lantas mengajak orang tua, guru, komunitas, hingga dunia usaha untuk turut menciptakan lingkungan yang sehat dan ramah anak.
“Momentum ini penting untuk memperkuat komitmen seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan ramah bagi anak-anak,” kata Arifah.
Ia menyampaikan terima kasih kepada kementerian/lembaga, organisasi masyarakat, media, relawan, serta mitra dunia usaha yang telah mendukung suksesnya HAN 2025.
Beberapa mitra yang disebut antara lain Bank BCA, BRI, Mandiri, Grab, Milk Life, Yakult, Danone Indonesia, Lemonilo, PT PNM, TMII, APPNIA, APSAI, Seruni, Yayasan Sumadi, dan PINTI.
“Kehadiran mereka memperkuat semangat kolaborasi lintas sektor yang juga peduli terhadap masa depan anak-anak Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Pembina Solidaritas Perempuan untuk Indonesia Kabinet Merah Putih (SERUNI KMP) Selvi Ananda turut menyambut baik pelaksanaan HAN secara merata di berbagai daerah.
Ia menilai penting agar semangat perayaan tidak hanya terpusat di satu kota, melainkan dirasakan oleh anak-anak di seluruh Indonesia.
“Mari kita hidupkan kembali permainan tradisional yang sarat akan nilai-nilai kebersamaan dan kreativitas,” ajaknya.
Menurut Selvi, permainan tradisional bola bekel, petak umpat, dan gobak sodor bukan hanya hiburan, tetapi juga bagian dari kekayaan budaya bangsa yang membentuk karakter anak.
“Kami berharap kegiatan seperti ini menjadi momentum untuk mengenalkan kembali budaya lokal kepada anak-anak sejak dini,” ujar istri Wali Kota Solo tersebut.
Dalam kesempatan itu, Menteri PPPA, Selvi Ananda, dan istri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Tri Suwasti, turut bermain bersama anak-anak.
Mereka menjajal berbagai permainan tradisional seperti ular naga, gangsing, tapak gunung, congklak, catur, damdaman, balap jajar, damdas, galasin, dampu/demorak, hingga lompat tali karet.