Daerah

Innalillahi, Pimpinan Dayah Nurur Rasyad Al-Aziziyah Aceh Wafat

NU Online  ·  Rabu, 11 Juni 2025 | 22:17 WIB

Innalillahi, Pimpinan Dayah Nurur Rasyad Al-Aziziyah Aceh Wafat

Tgk Rasyidin bin Ahmad (Foto: Istimewa)

Banda Aceh, NU Online
Dunia dayah dan perpolitikan Aceh kembali berduka. Salah seorang ulama karismatik Tgk Rasyidin bin Ahmad atau akrab disapa Waled NURA, wafat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025) pukul 18.38 WIB.


Kabar duka ini dibenarkan oleh Tgk. H. Faisal Ali (Abu Sibreh), Ketua PWNU Aceh. Menurutnya, Waled Nura merupakan sosok ulama yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk pendidikan, dakwah, dan pengabdian kepada umat.


“Aceh kehilangan salah satu ulama terbaiknya. Waled Nura bukan hanya pendidik di dayah, tapi juga pejuang di parlemen. Beliau membawa nilai-nilai keulamaan ke tengah dinamika politik Aceh dengan penuh tanggung jawab dan akhlak mulia,” ujar Abu Sibreh dalam pernyataannya kepada NU Online, Rabu malam (11/6/2025).


Abu Sibreh, yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, menambahkan bahwa almarhum pernah menjadi anggota MPU Aceh dan Ketua Himpunan Ulama Dayah (HUDA) Kabupaten Pidie. 


Selain itu, Waled Nura dikenal sebagai sosok yang meniti jalan sunyi dakwah di kampung dan secara konsisten membawa aspirasi umat ke dalam parlemen Aceh melalui partai yang didirikan ulama dan kalangan dayah, yakni Partai Adil Sejahtera (PAS ).Aceh)


Diketahui, PAS Aceh adalah partai politik lokal yang dirintis sejak 2021 dan merupakan hasil rekomendasi Ijtima’ Ulama Aceh dalam Silaturahmi Ulama Aceh (SUA) pada 10 November 2021 di Banda Aceh. Partai ini resmi dideklarasikan pada 22 Februari 2023.


“Almarhum telah lama menjadi bagian dari keluarga besar ulama Aceh. Kiprahnya tidak hanya di podium-podium pengajian, tetapi juga dalam sidang-sidang penting parlemen. Ini kehilangan besar bagi umat,” imbuh Abu Sibreh.


Ia menambahkan, kepergian Waled Nura harus menjadi momentum bagi generasi muda dayah untuk terus bergerak di medan dakwah dan kebangsaan.


“Waled Nura memberi contoh bahwa ulama tidak boleh hanya tinggal di menara gading. Ulama harus hadir di tengah umat dan memperjuangkan kebaikan dari dalam sistem. InsyaAllah, amalnya terus mengalir,” tutup Abu Sibreh dengan nada haru.


Abu Sibreh juga mengajak seluruh umat Islam, khususnya masyarakat Aceh, untuk mendoakan almarhum agar diampuni segala dosanya, diterima seluruh amal ibadahnya, dan ditempatkan di surga tertinggi.

Almarhum merupakan Pimpinan Dayah Nurur Rasyad Al-Aziziyah (Nura) Sigli, serta alumni Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, salah satu dayah tertua dan terbesar di Aceh. Kombinasi keilmuan klasik dayah dan keaktifan sosial-politik menjadikan sosoknya rujukan lintas generasi.


Kabar duka ini turut dikonfirmasi oleh Tgk. Nanda Saputra, Ketua ISNU Kabupaten Pidie sekaligus alumni Dayah Nura.


Innalillahi wa innailaihi raji’un. Waled Nura (Waled Rasyidin bin Ahmad) ka ketinggal getanyo satnyo ban pukul 18.38 WIB. Semoga Allah mengampuni dosa beliau,” ujarnya.


Menurut Tgk. Nanda, hingga malam ini belum ada informasi resmi mengenai jadwal pemulangan jenazah ke Aceh. Namun, para santri dan masyarakat telah mulai memadati kompleks Dayah NURA di Sigli untuk menyambut kepulangan jenazah sang guru dan memberikan penghormatan terakhir.


“Waled Nura adalah guru bagi kita semua. Keteladanannya akan terus hidup melalui murid-muridnya dan karya-karya pengabdiannya,” pungkas Tgk. Nanda.