Jember, NU Online
Keikhlasan guru ngaji merupakan modal utama dalam membina dan mengajarkan Al-Qur'an terhadap santri-santrinya. Dengan modal ihklas yang mendalam tersebut, para santri cepat bisa membaca Al-Qur'an.
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch. Eksan saat memberikan pengarahan dalam pertemuan guru ngaji di Desa Mundurejo, Kecamatan Umbulsari, Jember, Jawa Timur, Rabu (13/9).
Menurut Ustadz Eksan, keikhlasan dan kesederhanaan guru ngaji yang luar biasa membuatnya cukup diminati masyarakat untuk menitipkan anaknya diajari membaca Al-Qur'an.
"Keikhlasannya yang luar biasa, terutama guru ngaji di kampung-kampung, patut kita hargai," ucapnya.
Dikatakannya, guru ngaji adalah guru pembuka bagi warga sebelum mereka melanjutkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi. Dan jusru di situlah peranan besar guru ngaji, yaiu orang yang pertama kali mengajari warga membaca Al-Qur'an.
"Siapapun orangnya, apakah dia tokoh atau bukan, hampir bisa dipastikan dia tahu alif ba ta, awalnya dari langgar (mushalla). Pesentren tinggal meneruskan," lanjutnya.
Kendati guru ngaji ikhlas, tapi tidak berarti dia tidak butuh sandang pangan dan papan. Karena itu, pemerintah dan masyarakat yang seharusnya mengerti terhadap kondisi guru ngaji.
"Kalau akhirnya pemerintah mengucurkan insentif untuk guru ngaji, itu memang seharusnya. "Namun yang perlu dicatat mereka tidak minta. Tapi pemerintah memang yang harus mengerti, harus peduli kepada mereka," jelasnya.
Acara tersebut dihadiri oleh 50 guru ngaji dari perwaklilan desa di Kecamatan Umbulsari, Kabuaten Jember. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)