24 Jam Terakhir 105 Warga Palestina Meninggal Dibunuh Israel
NU Online · Kamis, 10 Juli 2025 | 14:45 WIB
Jakarta, NU Online
Kantor berita Palestina, WAFA, menjelaskan bahwa dalam 24 jam terakhir dihitung pada Rabu (9/7/2025) kemarin, sebanyak 105 jenazah warga Palestina dan 530 korban luka dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza akibat serangan Israel yang tak henti-hentinya menggempur warga Palestina di Gaza.
Adapun sejak Oktober 2023, Israel telah menggencarkan serangan militer di Jalur Gaza yang menewaskan sedikitnya 57.680 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai 137.409 orang lainnya, menurut laporan WAFA.
Selain itu, setidaknya 10.000 orang masih dinyatakan hilang dan diduga meninggal tertimbun reruntuhan rumah mereka di berbagai wilayah Gaza.
WAFA menjelaskan, Israel secara sepihak mengakhiri kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan kembali melancarkan agresi militer pada Selasa, 18 Maret 2025 lalu. Serangan udara besar-besaran yang dilakukan di berbagai wilayah Gaza menewaskan ratusan warga Palestina.
Menurut sumber medis, jumlah korban tewas telah mencapai sedikitnya 7.118 orang, sementara 25.368 lainnya mengalami luka-luka sejak Israel mengakhiri gencatan senjata secara sepihak tersebut.
Dikutip dari Arab News, militer Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 100 sasaran di seluruh Gaza dalam 24 jam terakhir. Sasaran itu termasuk para pejuang, bangunan yang dipasangi ranjau, gudang senjata, peluncur rudal, dan terowongan bawah tanah. Israel menuduh Hamas menyembunyikan senjata dan pejuangnya di tengah-tengah pemukiman sipil.
Kesulitan Memenuhi Kebutuhan Dasar
Banyak warga Palestina memandang negosiasi gencatan senjata dengan penuh harap, namun juga rasa waswas. Di daerah pesisir Muwasi yang kini dipenuhi tenda-tenda darurat, warga yang mengungsi dari rumah mereka berjuang memenuhi kebutuhan dasar.
Abeer Al-Najjar, salah seorang pengungsi, mengatakan bahwa selama rentetan serangan udara, ia kesulitan mendapatkan makanan dan air bersih untuk keluarganya.
"Saya berdoa kepada Allah agar ini bukan hanya jeda sementara yang kemudian diingkari. Kami menginginkan gencatan senjata yang menyeluruh," ujar Abeer seperti diberitakan Arab News.
Suaminya, Ali Al-Najjar, menambahkan bahwa musim panas ini terasa semakin berat karena mereka harus tinggal di tenda sempit tanpa akses air minum. "Kami berharap penderitaan ini berakhir dan kami bisa membangun kembali tanah air kami," ujarnya.
Amani Abu-Omar, warga lainnya, mengeluhkan truk air yang hanya datang setiap empat hari sekali, tidak cukup untuk anak-anaknya yang mengalami dehidrasi. Ia juga menyebut anak-anaknya mengalami ruam kulit akibat panas ekstrem. "Kami sudah beberapa kali diberi harapan akan gencatan senjata, tapi semuanya nihil," ujarnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan kedua dalam dua hari dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih pada Selasa malam.
Trump dikabarkan tengah mendorong tercapainya gencatan senjata yang diharapkan dapat mengakhiri perang di Gaza yang telah berlangsung selama 21 bulan. Israel dan Hamas tengah mempertimbangkan usulan gencatan senjata terbaru yang didukung AS. Usulan tersebut mencakup penghentian sementara serangan, pembebasan sandera Israel, dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Terpopuler
1
Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Idarah 'Aliyah JATMAN Masa Khidmah 2025-2030
2
Khutbah Jumat: Muharram, Bulan Hijrah Menuju Kepedulian Sosial
3
Penggubah Syiir Tanpo Waton Bakal Lantunkan Al-Qur’an dan Shalawat di Pelantikan JATMAN
4
Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN
5
Gencatan Senjata Israel-Hamas
6
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
Terkini
Lihat Semua