Khutbah

Khutbah Gerhana Matahari: Mendekati Allah dengan Merenungi Kebesaran-Nya

Rab, 19 April 2023 | 17:00 WIB

Khutbah Gerhana Matahari: Mendekati Allah dengan Merenungi Kebesaran-Nya

Gerhana matahari (Ilustrasi: NU Online/freepik)

Khutbah ini berjudul: “Khutbah Gerhana Matahari: Mendekati Allah dengan Merenungi Kebesaran-Nya.” Khutbah ini mengajak jamaah shalat gerhana matahari untuk mengingat kebesaran Allah taala pada peristiwa gerhana matahari.


Khutbah ini mengajak jamaah untuk meningkatkan keimanan kepada Allah atas nikmat penciptaan alam semesta dan gerhana matahari sebagai tanda kuasa-Nya.


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُوْرًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ التَّوَّابُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ عَظِيْمِ الْآدَابِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَ اَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَاۗ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ


Jamaah shalat gerhana matahari yang berbahagia,

Segala puji milik Allah swt, Tuhan semesta alam. Shalawat teriring salam, semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kita semua selaku umatnya. Amin ya rabbal alamin.


Di siang yang penuh berkah ini, marilah, kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benarnya takwa, yakni melaksanakan segala macam perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Salah satu hal yang menjadi perintah-Nya adalah menggunakan akal kita untuk berpikir, mentadaburi berbagai hal yang diciptakan-Nya, di antaranya adalah gerhana matahari.


Jamaah shalat gerhana matahari yang berbahagia,

Gerhana matahari merupakan fenomena alam biasa yang tidak ada kaitannya dengan hal di luar alam. Sebab, gerhana matahari hanyalah peristiwa yang terjadi karena aktivitas rutin dari matahari, bulan, dan bumi. Ini terjadi karena bulan berada di tengah-tengah antara bumi dan matahari sehingga bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi dan sebagian cahaya matahari terhalang bulan sehingga matahari tampak gelap.


Keterangan tersebut juga sudah diuraikan Allah swt di dalam Al-Qur’an Surat Yasin ayat 38-40 berikut.


وَالشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَاۗ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِۗ وَالْقَمَرَ قَدَّرْنٰهُ مَنَازِلَ حَتّٰى عَادَ كَالْعُرْجُوْنِ الْقَدِيْمِ لَا الشَّمْسُ يَنْۢبَغِيْ لَهَآ اَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا الَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِۗ وَكُلٌّ فِيْ فَلَكٍ يَّسْبَحُوْنَ


Artinya: “(Suatu tanda juga atas kekuasaan Allah bagi mereka adalah) matahari yang berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Begitu juga) bulan, Kami tetapkan bagi(-nya) tempat-tempat peredaran sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir,) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”


Jamaah shalat gerhana matahari yang berbahagia,

Jika kita perhatikan secara bahasa, ayat tersebut menunjukkan bahwa matahari terus bergerak di tempatnya. Artinya, matahari tidak pernah bergeser dari tempatnya sendiri, yaitu porosnya. Ia terus berputar dan kembali dari awal tempatnya pertama kali bergerak.


Pertanyaannya, kenapa bisa terjadi gerhana matahari? Karena adanya pergerakan bumi dan bulan di relnya masing-masing sehingga dalam suatu waktu, ketiganya berada dalam satu garis yang sama. Terkadang menjadi gerhana matahari dengan bulan berada di tengah-tengah antara matahari dan bumi. Cahaya matahari tertutupi bulan sehingga sebagian atau keseluruhan cahayanya terhalang dan bumi menjadi gelap di siang hari.


Terkadang pula menjadi gerhana bulan dengan bumi yang berada di tengah-tengah antara matahari dan bulan. Bulan tampak tak bercahaya karena tidak menerima pantulan cahaya matahari. Sebab, cahaya matahari yang harusnya diterima itu terhalang bumi. Karenanya, malam semakin gelap dengan peristiwa tersebut.


Jamaah shalat gerhana matahari yang berbahagia,

Dari uraian tersebut, menjadi jelas, bahwa gerhana matahari merupakan fenomena alam biasa yang tidak memiliki sangkut pautnya dengan peristiwa apapun. Dulu, ada orang yang mengaitkan fenomena alam tersebut dengan urusan pribadi seseorang. Dianggapnya, hal tersebut menjadi penyebab pribadi tertentu menjadi beruntung, sial, sakit, meninggal, dan sebagainya.


Hal tersebut tidaklah benar. Sebab, Rasulullah saw telah menegaskan hal tersebut dalam sebuah haditsnya sebagai berikut.


إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللّٰهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَادْعُوا اللّٰهَ وَصَلُّوا حتَّى تَنْكَشِفَ   


Artinya, “Matahari dan bulan merupakan setengah dari beberapa tanda kekuasaan Allah, bukan karena matinya seseorang atau bukan (pula) karena hidupnya, maka ketika kalian melihat gerhana, berdoalah dan shalatlah sampai gerhana tersebut hilang (terang)” (HR al-Bukhari).


Hadits tersebut memperjelas dan memperkuat pandangan yang menegaskan bahwa gerhana matahari adalah fenomena alam. Rasulullah saw melarang kita untuk mengaitkan hal tersebut dengan kematian atau kehidupan seseorang. Sebaliknya, beliau malah memerintahkan kita untuk berdoa dan shalat sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah swt pada saat peristiwa itu berlangsung.


Tidak dapat terbayangkan bila suatu masa, matahari tidak lagi berputar pada porosnya, melainkan keluar dari sarangnya. Bulan tidak lagi berada di garis edarnya, malah keluar dari jalurnya. Bumi pun melampau rel yang biasa dilaluinya. Akan terjadi saling bertubrukan antarbenda langit. Peristiwa demikian ini adalah kiamat. Naudzu billah. Tsumma naudzu billah.


Jamaah shalat gerhana matahari yang berbahagia,

Oleh karena itu, mari, kita semua merenung, berpikir, dan bertadabur atas begitu besar-Nya kekuasaan Allah swt. Dari tafakkur kita, insya Allah kita semua semakin mengakui kehambaan kita, kekerdilan kita, betapa kita semua ini tidak ada apa-apanya. Sebab, semua yang tampak pada mata kita, yang terdengar di telinga kita, yang terasa dari kulit kita, yang tercium dari hidung kita, tidak ada lain kecuali merupakan kuasa Allah swt. Semoga, kita semua semakin meyakini hal tersebut dan menjadi hamba yang beriman kepada Allah swt dan diterima iman dan Islamnya.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ


أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.


اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ 


Ustadz Syakir NF, Imam Masjid Baitul Maqdis Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.