Khutbah

Khutbah Jumat: Membangun Bangsa yang Berdaya Saing dengan Ilmu Pengetahuan

Jum, 3 Mei 2024 | 04:00 WIB

Khutbah Jumat: Membangun Bangsa yang Berdaya Saing dengan Ilmu Pengetahuan

Khutbah Jumat tentang membangun bangsa yang berdaya saing dengan ilmu pengetahuan (freepik).

Setiap tanggal 2 Mei, bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Sejatinya, ilmu bagaikan pelita yang menerangi jalan kehidupan. Dengan ilmu, manusia dapat mengembangkan potensi diri, meningkatkan taraf hidup, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. 
 

Untuk itu, teks khutbah Jumat berikut berjudul, “Khutbah Jumat: Peran Penting Ilmu Pengetahuan dalam Membangun Bangsa”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!  
 

 

Khutbah I
 

 اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أمَّا بَعْدُ، فَإِنِّيْ أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن
 

قَالَ اللهُ تعالى: وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
 

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Pada awal khutbah, mari kita tingkatkan ketakwaan kita dengan sebenar-benarnya takwa. Utamanya dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
 

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia

Pendidikan membuka gerbang menuju masa depan yang lebih cerah, membebaskan dari jeratan kebodohan dan kemiskinan, serta mengantarkan menuju peradaban yang lebih adil dan sejahtera.
 

Tanpa ilmu, manusia bagaikan terombang-ambing di lautan tanpa kompas. Ilmu menjadi kompas yang menuntun manusia untuk memilih jalan yang benar, membedakan mana yang baik dan buruk, serta membantu menyelesaikan berbagai persoalan dalam kehidupan.
 

Di sisi lain, pendidikan bagaikan fondasi kokoh bagi kemajuan bangsa. Peran sentralnya dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) berkualitas tak perlu diragukan lagi. Sejatinya, melalui pendidikan, manusia Indonesia dapat digali potensinya, dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta ditanamkan nilai-nilai luhur yang akan mengantarkan menjadi individu yang unggul dan berdaya saing.
 

SDM berkualitas adalah motor penggerak inovasi. Dengan pendidikan yang mumpuni, manusia Indonesia akan mampu melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. SDM yang unggul akan menjadi pionir dalam berbagai bidang, mulai dari sains dan teknologi hingga seni dan budaya, dan membawa bangsa Indonesia ke kancah internasional.
 

Lebih dari itu, pendidikan juga menjadi kunci untuk membuka gerbang pertumbuhan ekonomi. SDM yang terdidik dan terampil akan menjadi aset berharga bagi bangsa. Mereka mampu mengisi berbagai sektor pekerjaan dan mendorong produktivitas nasional. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan individu dan mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
 

Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa setiap insan Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Pemerintah, institusi pendidikan, dan seluruh elemen masyarakat harus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita ini. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, kita dapat membangun bangsa Indonesia yang maju, sejahtera, dan bermartabat melalui pendidikan.
 

Dalam Islam, pendidikan memiliki peran penting dan fundamental dalam kehidupan manusia. Pendidikan dipandang sebagai kunci utama untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendidikan dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu pengetahuan agama, tetapi juga mencakup berbagai bidang ilmu lainnya, seperti sains, teknologi, dan sosial. Hal ini karena Islam memandang bahwa semua ilmu pengetahuan berasal dari Allah swt dan bermanfaat bagi manusia dalam menjalani kehidupannya.
 

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadalah ayat 11:
 

يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
 

Artinya, "Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan."
 

Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah jilid IV halaman 80 menjelaskan, surat Al-Mujadalah ayat 11 menyingkap tentang derajat orang beriman dan berilmu. Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu memiliki tingkatan derajat yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya beriman.
 

Ayat ini mengisyaratkan bahwa ilmu yang dimiliki seseorang berperan besar dalam meraih ketinggian derajatnya. Bukan semata-mata faktor eksternal di luar ilmu yang menjadi penentu. Tentu saja, yang dimaksud dengan "orang yang diberi ilmu" (وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ) adalah mereka yang beriman dan menghias diri dengan ilmu pengetahuan.
 

Pada sisi lain, ayat juga membagi kaum beriman menjadi dua kelompok besar: pertama hanya beriman dan beramal saleh; dan kedua beriman, beramal saleh, dan memiliki ilmu pengetahuan. Derajat kelompok kedua ini lebih tinggi. Bukan hanya karena nilai ilmu yang mereka sandang, tetapi juga karena amal dan usaha mereka dalam menyebarkan ilmu tersebut kepada orang lain. Baik secara lisan, tulisan, maupun melalui keteladanan.
 

Ilmu yang dimaksud dalam ayat ini bukan hanya ilmu agama, melainkan ilmu apa pun yang bermanfaat. Dalam Al-Qur'an surat Fathir ayat 27-28, Allah swt memaparkan berbagai macam makhluk ciptaan-Nya dan fenomena alam:
 

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءًۚ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ ثَمَرٰتٍ مُّخْتَلِفًا اَلْوَانُهَا ۗوَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ ۢبِيْضٌ وَّحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهَا وَغَرَابِيْبُ سُوْدٌ (27) وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَاۤبِّ وَالْاَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ كَذٰلِكَۗ اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ (28)
 

Artinya, "(27) Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, lalu dengan (air) itu Kami mengeluarkan hasil tanaman yang beraneka macam warnanya. Di antara gunung-gunung itu ada bergaris-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (28) (Demikian pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
 

Kemudian ayat tersebut ditutup dengan pernyataan bahwa: "Yang takut kepada Allah dari hamba-hamba-Nya hanyalah ulama." Hal ini menunjukkan bahwa ilmu dalam pandangan Al-Qur'an bukan hanya terbatas pada ilmu agama.
 

Ayat ini juga menunjukkan bahwa ilmu haruslah menghasilkan rasa takut dan kagum kepada Allah, yang pada gilirannya mendorong orang yang berilmu untuk mengamalkan ilmunya dan memanfaatkannya untuk kepentingan makhluk hidup lainnya.
 

Sementara itu, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, di antara amalan-amalan yang pahalanya terus mengalir bagi pelakunya, bahkan setelah ia meninggal dunia, adalah ilmu yang diajarkan dan diamalkan oleh orang lain. Ilmu yang bermanfaat bagaikan sungai yang airnya terus mengalir, membasahi dan menyuburkan kehidupan di sekitarnya.
 

Ilmu yang bermanfaat adalah harta yang tak ternilai. Ia adalah investasi terbaik untuk akhirat, karena pahalanya akan terus mengalir selama ilmu itu terus diamalkan. Nabi saw bersabda:
 

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ، إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ


Artinya, "Ketika manusia meninggal, amalnya terputus kecuali tiga perkara, yaitu kecuali sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.


Dengan demikian, pendidikan membantu manusia untuk memahami ajaran Islam dengan benar, sehingga dapat menjalankan ibadah dengan sempurna. Selain itu, pendidikan juga membekali manusia dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan berkarya, sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa ke depan. Membangun bangsa yang berdaya saing dengan basis ilmu pengetahuan. 
 

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ، لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
 

 

Khutbah II
 

 اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
 

فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ
 

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ كَمَا شَرَّفْتَنَا بِاْلإِيْمَانِ بِكَ، وَكَرَّمْتَنَا فِيْ أَرْكَانِ الإِسْلَامِ بِالصِّيَامِ لَكَ، أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ فِيْهِ، وَاجْعَلِ اللّهُمَّ صَفَاءَ أَرْوَاحِنَا فِي اسْتِقْبَالِهِ وَسِيْلَةً لِلْإِجَابَةِ فِي كُلِّ مَا نَسْأَلُ، مِمَّا عَلَّمْتَنَا أَنْ نَدْعُوَكَ بِهِ فِي قَوْلِكَ فِيْ كِتَابِكَ الْكَرِيْمِ
اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
 

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاشْكُرُوْا عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ  


 

Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam tinggal di Jakarta