Khutbah

Nilai Kemerdekaan di Bulan Ramadhan

Sen, 13 Agustus 2012 | 09:07 WIB

Nilai Kemerdekaan di Bulan Ramadhan

Ilustrasi (Antara)

Nilai Ramadhan sebagai bulan istimewa bukanlah bersifat ubudiyah semata, melainkan sarat dengan nilai kesejarahan juga. Beberapa kejadian penting di Ramadhan menunjukkan keistimewaannya dibandingkan sebelas bulan yang lain. Hal terpenting yang harus disebut hubungannya dengan Ramadhan adalah diturunkannya al-Qur'an pada bulan Ramadhan. Ada pula momentum penting lainnya yaitu perang badar dan penaklukan (fathu) Makkah. Keduanya mempunyai peran luar biasa dalam perjuangan umat Islam pada masa itu. Keduanya selanjutnya menjadi titik tolak perkembangan Islam di dunia.


الحمد لله, الحمد لله الذى أنزل القرأن فى ليلة القدر, وأنزل فيها الملائكة وقسم القدرالخير والشر, وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ أدخرها ليوم الزحام, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الداعى بقوله وفعله إلى دار السلام. اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهِ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ تدخلوا جنة ربكم بسلام

 

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah,


Nilai Ramadhan sebagai bulan istimewa bukanlah bersifat ubudiyah semata, melainkan sarat dengan nilai kesejarahan juga. Beberapa kejadian penting di Ramadhan menunjukkan keistimewaannya dibandingkan sebelas bulan yang lain. Hal terpenting yang harus disebut hubungannya dengan Ramadhan adalah diturunkannya al-Qur'an pada bulan Ramadhan. Ada pula momentum penting lainnya yaitu perang badar dan penaklukan (fathu) Makkah. Keduanya mempunyai peran luar biasa dalam perjuangan umat Islam pada masa itu. Keduanya selanjutnya menjadi titik tolak perkembangan Islam di dunia. Begitu istimewanya bulan Ramadhan sehingga Rasulullah saw bersabda:

 

Telah datang kepadamu Ramadhan, bulan utama atas segala bulan, telah datang. maka sambutlah Bualan puasa dengan segala berkahnya telah datang. Maka muliakanlah. Sungguh amat mulialah tamu kalian ini.

 

Namun yang tidak kalah penting bagi Muslim Indonesia adalah bahwa Ramadhan bulan proklamasi kemerdekaan. Karena seseungguhnya 17 Agustus tahun 1945 yang ditetapkan sebagai hari kemerdekaan bangsa Indonesia bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan 1364 H.

 

Pada saat inilah muslim Indonesia benar-benar menikmati puasa. jika pada hari biasa muslim Indonesia hanya menikmati dua kebahagiaan puasa yaitu ketika berbuka dan ketika bertemu Allah swt, sebagaimana diterangkan sebuah hadits.

 

قال عليه الصلاة والسلام " للصائم فرحتان ,فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه "

 

Akan tetapi, kebahagiaan itu menjadi tiga ditambah dengan kebahagiaan merdeka.

 

Hadirin yang Dirahmati Allah swt,


Keistimewaan Ramadhan ini akan sangat terasa bagi kita Muslim Indonesia, jika kita memaknainya dan mengisinya dengan bermacam bentuk ubudiyyah yang mengandung nilai-nilai kebangsaan. Tanpa pemaknaan itu kemerdekaan di bulan Ramadhan hanya akan menjadi satuan waktu biasa, seperti hari-hari lainnya.

 

Marilah kita merenung sejenak, memasuki alam perjuangan di hari-hari menjelang kemerdekaan. Bagaimana para pahlawan kita terus memutar strategi mengatur siasat menyiapkan amanat bangsa memerdekakan Indonesia dalam keadaan berpuasa.

 

Bagi mereka para pahlawan bangsa, perut lapar dan haus (puasa) bukanlah alasan untuk menunda kemerdekaan. Mereka memahami sekali bahwa puasa adalah tebusan yang harus dibayar untuk meraih manisnya kemerdekaan yang akan dinikmati anak-cucunya nanti. Puasa adalah menahan segala lara dan Merdeka adalah berbuka. Sungguh luar biasa jasa yang diberikan para pahlawan untuk Indonesia, karena kemerdekaan itu tidak sekedar dibayar dengan harta tetapi juga ditebus dengan nyawa. Semoga Allah swt memberikan tempat sebaik-baiknya bagi para pahlawan di sisi-Nya.

 

Pertanyaannya sekarang adalah, Jamaah Jumat yang berbahagia, apakah yang telah kita perbuat dengan kemerdekaan yang diwariskan oleh para pejuang itu? Dengan apa kita menebus nyawa yang melayang di medan pertempuaran demi kemerdekaan? Berapakah yang sudah kita bayarkan untuk mengganti dana perjuangan? Tidak, jasa itu tidak akan pernah bisa tergantikan dan terbayarkan.

 

Oleh karena itu kita Muslim Indonesia, sebagai mayoritas umat beragama yang paling dominan di negeri ini seharusnya memberikan contoh yang baik dan benar, bagaimana mengisi kemerdekaan Indonesia, agar tidak menyia-nyaiakan tumpahan darah pahlawan kemerdekaan. Sungguh tidak pantas jika kita sebagai muslim Indonesia malah menghianati tanah air yang di perjuangkan leluhur kita dengan berbagai macam isu khilafah islamiyah ataupun terorisme yang mengatas namakan agama. Bagaimana kita akan menghadapi para pejuang di alam akhirat nanti. Kalau ternyata tumpahan darah dan pengorbanan jiwa raga mereka kita khianati hanya demi sepotong kepentingan.

 

Masih banyak waktu tersedia guna mengisi kemerdekaan ini, tidaklah suatu kebaikan jika kita terlalu tersibukkan dengan persiapan lebaran dan melupakan para pahlawan. Marilah kita menundukkan kepada bersama mengirmkan doa untuk anak bangsa yang telah gugur di medan laga, semoga doa kita di bulan Ramadhan ini melipat gandakan rahmat-Nya untuk mereka. Sebagaimana kita menikmati manisnya kemerdekaan ini. amien.

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

Redaktur: Ulil Hadrawy