RI Tolak Hubungan Diplomatik dengan Israel meski Dijanjikan Bantuan Rp28 Triliun
NU Online · Rabu, 6 Januari 2021 | 14:05 WIB
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Pemerintah Republik Indonesia menegaskan kembali tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi saat menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri (PPTM) Luar Negeri 2021 yang disiarkan secara daring pada Rabu (6/1) di Jakarta.
"Penghujung tahun 2020, santer terdengar berita, seolah Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Saya ingin menyampaikan kembali bahwa hingga saat ini, tidak terdapat niatan Indonesia untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel," tegas Retno.
Ia melanjutkan, Indonesia akan terus memberikan dukungan kepada kemerdekaan Palestina. Hal tersebut diputuskan berdasarkan solusi dua negara (two-state solution) dan parameter internasional yang telah disepakati.
Menurut Retno, hal tersebut juga sudah sesuai dengan sikap Presiden Joko Widodo yang juga menegaskan tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Sikap itu disampaikan Jokowi dalam sambungan telepon kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas beberapa waktu lalu.
Diberitakan kompas.com, Amerika Serikat (AS) menjanjikan bantuan pembangunan hingga 2 miliar dollar AS atau Rp 28 triliun jika Indonesia mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Pernyataan tersebut dilontarkan pejabat top pemerintahan Presiden AS Donald Trump, Adam Boehler, kepada Bloomberg yang dipublikasikan pada Selasa (22/12/2020) lalu. Pernyataan Boehler kepada Bloomberg tersebut juga dikutip oleh media Israel, The Times of Israel.
Boehler merupakan CEO US International Development Finance Corporation (DFC), sebuah lembaga keuangan milik pemerintah AS.
“Kami sedang membicarakannya dengan mereka (Indonesia). Jika mereka siap, kami akan dengan senang hati, bahkan memberikan dukungan lebih berupa dukungan finansial,” kata Boehler.
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Yousef al-Othaimeen, menegaskan tidak ada normalisasi hubungan antara negara-negara anggota OKI dengan Israel. Hal itu akan berlangsung sampai negeri Zion itu menghentikan menghentikan dan mengakhiri pendudukannya di tanah Palestina dan Arab.
"Membangun hubungan normal antara negara-negara anggota OKI dan negara pendudukan Israel tidak akan tercapai hingga akhir pendudukan Israel atas tanah Arab dan Palestina yang diduduki sejak 1967, termasuk al-Quds (Yerusalem)," kata al-Othaimeen, dilansir laman kantor berita Anadolu.
The Jerusalem Post mengabarkan bahwa Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, Maroko, Oman sudah lebih dulu menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua