Nasional

Tari Sufi Sambut Peserta Gowes Ansor di Makam Mama Cibogo Cibarusah Bekasi

Ahad, 21 April 2024 | 16:30 WIB

Tari Sufi Sambut Peserta Gowes Ansor di Makam Mama Cibogo Cibarusah Bekasi

Tari sufi menyambut para pesepeda Gowes dalam rangka Harlah Ke-90 GP Ansor di Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, Bekas, Jawa Barat, Ahad (21/4/2024). (Foto: NU Online/Suci)

Bekasi, NU Online

Tepat pukul 14:30 Wib gerimis rintik-rintik mengiringi sejumlah pesepeda Ansor yang tiba Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, Ahad (21/4/2024) dalam rangka Harlah Ke-90 GP Ansor. Puluhan pemuda berpakaian hijau khas Ansor dan para santri berjejer di sisi kanan kiri aula pesantren.


Pada saat bersamaan, sejumlah penari sufi cilik yang tersebar di beberapa titik aula mulai memutar badannya berlawanan dengan arah jarum jam diikuti iringan shalawat badar dari rebana santri. Warga yang menyaksikan pun turut ikut tergerak melantunkan. 


Sampai di aula pesantren, para peserta gowes Ansor dipandu berjalan menuju aula pesantren yang berada tepat depan komplek makam KHR Ma'mun Nawawi atau Mama Cibogo. Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, Addin Jauharudin bersama tampak berjalan lebih dulu di depan.


Di sela-sela penyambutan, pasukan khusus banser cilik memperagakan atraksi ilmu kanuragan unjuk kekebalan tubuh. Sebagai garda depan benteng ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI, Banser dibekali dengan kemampuan khusus berupa bela diri dan ilmu kanuragan. Kemampuan mental dan fisik  mutlak dimiliki tiap anggota untuk menghadapi gangguan yang muncul.


Pengasuh Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, KH Jamaludin Nawawi mengaku senang bertepatan dengan haul istri dari KHR Ma'mun Nawawi kedatangan rombongan Ansor. 


"Ahlan wa sahlan, selamat datang di pesantren kami di lingkungan komplek makam Mama Cibogo. Mama Cibogo merupakan santri dari Hadratussyekh Hasyim Asy'ari dan salah satu pendiri Laskar Hizbullah. Semoga mendapat berkah dari pertemuan ini," ujarnya.


Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharudin mengungkap Gowes Ansor sepanjang 90 KM juga memiliki makna tersendiri. Rute 90 KM dimaknai sebagai angka 90 tahun yang merupakan usia istimewa. Satu dasawarsa (10 tahun) lagi jadi satu abad Indonesia merdeka. 


"Ansor lahir sebelum kemerdekaan, menandakan organisasi pendiri republik. Di usia yang sangat matang ini tidak pernah akan tenggelam, melainkan akan terus kuat dan bermanfaat," ujarnya pada Kamis, 18 April 2024.


Kata dia, soal  90 tahun menandakan usia jam terbang, pengalaman, kelayakan dan kiprah yang maksimal bagi Tanah Air. Kegiatan sepeda santai ini, lanjut Addin, juga menandakan bahwa Ansor akan mengayuh Indonesia Emas 2045 dengan barisan generasi yang teratur, satu komando, disiplin tinggi, fisik sehat dan loyalitas tak terbatas. 


"Kami semua awalnya dari nol (0) lahir tumbuh dan berkembang untuk perjuangan NU (bintang 9). Sampai saat ini kami adalah pandu bagi organisasi NU. Kami lahir menjadi elemen genetik Nahdlatul Ulama," jelas dia.


Ia menambahkan kegiatan gowes Ansor sebagai pengingat bahwa pengurus Ansor tidak boleh melupakan sejarah para pendiri NU yang memperjuangkan republik. 


"Kita tidak boleh melupakan jejak ulama, dan harus memperjuangkan Mama Cibogo mendapat pengakuan gelar pahlawan nasional sehingga jejak beliau kepada generasi," pungkasnya.  

 
Ketua Umum PP GP Ansor, Addin Jauharuddin saat menyampaikan sambutan dalam kegiatan Gowes Harlah Ke-90 GP Ansor di Pesantren Al-Baqiyatus Solihat, Cibarusah, Bekas, Jawa Barat, Ahad (21/4/2024). (Foto: NU Online/Suci)
 

Sebelumnya, puluhan pesepeda yang terdiri dari para pengurus Ansor itu mengayuh sepeda sepanjang 90 km dari Kantor Ansor Pusat Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Kegiatan gowes ini merupakan rangkaian menyambut hari lahir (harlah) ke-90 Ansor bertema Mengayuh Sepeda, Mengawal Kemenangan Indonesia.


Acara ini dihadiri oleh Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan, Sekretaris Jenderal PP GP Ansor A Rifqi Al Mubarok, Ketua Umum PB PMII M Abdullah Syukri, PC GP Ansor Kabupaten Bekasi Ahmad Tetuko Taqiyuddin, Ketua PCNU Bekasi KH Atok Romli Musthofa dan badan otonom NU Kabupaten Bekasi, Kepala Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, Kapolres Bekasi.