Sirah Nabawiyah

Saat 3 Elite Musyrik Quraisy Ketagihan Bacaan Al-Qur’an Nabi

Rab, 11 September 2019 | 11:30 WIB

Di antara petinggi musyrik Quraisy yang menentang dakwah Islam yang dibawa Nabi Muhammad adalah Abu Jahal bin Hisyam, Abu Sufyan bin Harb, dan Al-Akhnas bin Syariq. Ketiganya memiliki nasib yang berbeda nantinya.
 
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ada yang tetap menentang Islam hingga akhir hayatnya (Abu Jahal dan Al-Akhnas). Ada pula yang mendapat hidayah hingga akhirnya menjadi pengikut Nabi dan menjadi pembela Islam (Abu Sufyan).
 
Pada saat-saat kelahiran Islam, ketiga elite Quraisy tersebut–Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Al-Akhnas-kerap kali menyelinap ke rumah Nabi Muhammad untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Ketiganya datang sendiri-sendiri. Masing-masing tidak saling tahu kalau ada orang lain melakukan hal yang sama, yakni mencuri dengar bacaan Al-Qur’an Nabi Muhammad. 
 
Ketika tiba di rumah Nabi, mereka mengambil tempat duduknya masing-masing. Sampai tersebut, setiap dari mereka belum mengetahui tempat duduk temannya. Mereka sengaja tidak tidur sepanjang malam hanya untuk mendengarkan Nabi Muhammad membaca Al-Qur'an. Mereka baru pulang ketika fajar sudah tiba. Di tengah jalan, Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Al-Akhnas saling bertemu di salah satu jalan.  
 
"Jangan ulangi perbuatan kalian ini, sebab jika kalian dilihat sebagian orang-orang yang tidak waras di antara kalian, pasti kalian meninggalkan sesuatu pada dirinya," kata salah satu dari mereka, dikutip dari Sirah Nabawiyah (Ibnu Hisyam, 2018). Ketiganya kemudian bubar ke rumah masing-masing.
 
Keesokan malam harinya, ketiganya datang lagi ke pinggir rumah Nabi Muhammad untuk mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Ketika pulang, mereka saling kepergok. Salah satu mereka mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya, agar tidak mengulangi mencuri dengar bacaan Al-Qur'an Nabi Muhammad. Meski berjanji untuk tidak melakukannya lagi, mereka tetap menyelinap ke rumah Nabi Muhammad. Seolah mereka ketagihan dengan bacaan Al-Qur'an. Akan tetapi, hal itu tidak sampai membuat ketiga elite Quraisy tersebut masuk Islam.

Memang, Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar Nabi Muhammad. Ia bukan puisi, prosa, atau syair. Namun, kalimat Al-Qur’an begitu indah. Siapa pun yang mengerti bahasa Arab pasti terpukau dengan keindahan susunan kalimat dan isi Al-Qur’an. Oleh sebab itu, Allah menantang siapapun untuk membuat seperti Al-Qur’an. Namun, tidak ada seorang pun yang mampu membuat yang sepadan–apalagi melebihi- Al-Qur’an.
 
Keindahan Al-Qur’an seolah-olah membuat para elite musyrik Quraisy ‘tersihir,’ tidak terkecuali Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Al-Akhnas. Meski menentang dakwah Islam, namun nyatanya mereka begitu menikmati –bahkan ketagihan dengan--bacaan ayat Al-Qur’an. 
 
Abu Jahal sendiri dikenal sebagai pribadi yang kejam, bengis, dan tidak segan menghabisi lawan-lawannya. Karena sikapnya yang seperti itu lah, Abu Jahal dijuluki sebagai Fir’aun pada zaman Nabi Muhammad. Salah satu sahabat yang merasakan tangan dingin Abu Jahal adalah Sumayyah. Dia gugur setelah mendapatkan siksaan dari Abu Jahal.
 
Ia melakukan banyak hal untuk menghentikan dakwah Islam. Mulai dari mengintimidasi umat Islam hingga mengancam secara terang-terangan Nabi Muhammad secara terang-terangan. Dia pula lah orang yang menyulut terjadinya perang Badar. Abu Jahal tetap menolak Islam hingga akhir hanyatnya. Ia gugur dalam Perang Badar. 
 
Sama seperti Abu Jahal, Abu Sufyan bin Harb juga orang yang gigih memerangi dakwah Nabi Muhammad selama kurang lebih 20 tahun. Dia begitu benci dengan Islam awalnya. Ia bahkan menjadi pemimpin dalam Perang Uhud dan Perang Khandaq melawan pasukan umat Islam. Namun pada saat peristiwa Fathu Makkah, Abu Sufyan bin Harb masuk Islam setelah mendapatkan hidayah. Sejak itu, dia menjadi sahabat yang begitu gigih membela Islam. Ia terlibat dalam peperangan–dalam barisan pasukan umat Islam-melawan musuh-musuh Islam.
 
Sementara Al-Akhnas bin Syariq dikenal sebagai seorang yang munafik. Suatu ketika, Al-Akhnas menemui Nabi Muhammad dan menyatakan diri masuk Islam. Namun setelah keluar dari majelis Nabi, ia melewati kebun tanaman dan hewan miliki umat Islam. Ia kemudian membakar kebun tersebut dan membunuh hewan-hewan tersebut. Atas beberapa tingkah munafik Al-Akhnas, Allah kemudian menurunkan beberapa ayat, diantaranya Al-Baqarah: 204, Al-Qalam: 10-16, dan Al-Humazah: 1-9. Waallahu ‘Alam
 
A Muchlishon Rochmat