Sirah Nabawiyah

Sejarah Munculnya Kaum Bani Israil

Kam, 27 Mei 2021 | 04:30 WIB

Sejarah Munculnya Kaum Bani Israil

Ilustrasi Bani Israil. (Foto: NU Online)

Bani Israil merupakan kaum yang dilalui oleh banyak Nabi. Allah SWT mengutus sejumlah Nabi untuk membimbing kaum Bani Israil. Selain Nabi Yaqub, Nabi Yusuf, dan Nabi Musa, nabi-nabi lainnya juga diutus kepada Bani Israil ialah Nabi Harun, Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa, Nabi Yunus, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakaria, Nabi Yahya, hingga Nabi Isa. Total sejak Nabi Yaqub, ada 12 nabi yang diutus oleh Allah SWT kepada Bani Israil.


Israil sendiri merupakan nama lain Nabi Yaqub. Dia adalah anak dari Nabi Ishaq AS. Ishaq adalah anak kedua dari Nabi Ibrahim AS yang dijuluki sebagai Bapak Para Nabi. Dari garis keturunan inilah lahir kaum Bani Israil atau keturunan-keturunan Yaqub AS.


Iim Muthmainnah dalam Karakter Yahudi dalam Perspektif Al-Qur’an (2019) mengatakan, sejarah Bani Israil diawali dari Israil (Yaqub bin Ishaq bin Ibrahim AS) yang tumbuh di wilayah Bangsa Ka’an di jazirah Arab. Israil merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Ibrani, yaitu isra yang artinya hamba atau kekasih, dan il bermakna Tuhan. Jadi Israil adalah hamba Allah atau kekasih Allah.

 


Nabi Yaqub AS memiliki 12 anak dari keempat istrinya, yakni Ruben, Simeon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, dan Benyamin. Yusuf tidak disukai saudara-saudaranya hingga ia dijual kepada seorang musafir. Oleh si musafir, Yusuf dijual ke Mesir. Setelah melalui masa-masa yang penuh penderitaan, Yusuf menjadi raja muda.


Kisah Nabi Yusuf tidak bisa dilepaskan dari kisah Bani Israil, karena berawal dari kisah Yusuf inilah Bani Israil sempat mendiami Mesir dalam kurun waktu yang sangat panjang di bawah kepemimpinan Firaun.


Kaum Bani Israil atau anak-anak Israil mulai berdatangan ke Mesir, berdiam dan menempati wilayah Mesir secara turun-temurun, diperbudak, sampai diutus Nabi Musa, seorang yang juga keturunan Bani Israil untuk membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Firaun.


Muhammad Husain Haekal dalam Sejarah Hidup Muhammad (1980) mencatat bahwa dalam pangkuan Firaun, Musa as dibesarkan dan diasuh. Di tangan para pendeta dan pemuka-pemuka agama kerajaan, Musa mengetahui keesaan Tuhan dan rahasia-rahasia alam.

 


Setelah datang izin Tuhan kepadanya supaya ia membimbing umat di tengah-tengah Firaun yang berkata kepada rakyatnya: “Akulah tuhanmu yang tinggi”, Nabi Musa pun akhirnya berhadapan dengan Firaun sendiri beserta tukang-tukang sihirnya. Melihat kondisi dan ancaman terhadap diri dan kaumnya, Nabi Musa bersama orang-orang Israil yang lain pindah menuju negeri Palestina.


Kala itu, tidak hanya perbudakan dan kerja paksa yang diterapkan oleh Firaun kepada Bani Israil. Firaun juga berlaku kejam dengan membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, karena adanya ramalan bahwa akan lahir bayi laki-laki dari Bani Israil yang akan meruntuhkan kekuasaan Firaun.


Meskipun berkali-kali mendapat nikmat dan perlindungan Allah SWT melalui Nabi Musa, Bani Israil tidak pernah merasa bersyukur bahkan terus melakukan pembangkangan terhadap Allah dan Nabi Musa.


Penulis: Fathoni Ahma

Editor: Muchlishon