Syariah

Cuaca Panas, Ini yang dilakukan Rasulullah SAW saat Puasa

Jum, 10 Juli 2015 | 10:09 WIB

Bawaan puasa membuat tubuh terasa panas. Selain itu, perasaan gerah, panas, dan rasa tidak nyaman kadang memang dipengaruhi oleh cuaca yang panas. Untuk mengatasinya, sejumlah cara bisa dilakukan mulai dari kekumur ringan, merebahkan diri di lantai yang sejuk, berteduh di balik pohon, atau bernaung pada bangunan tertentu.
<>
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengalami puasa di saat panas terik matahari sedang menyengat. Beliau kemudian menyengarkan diri dengan air. Dalam kitab Muntaqal Akhbar min Ahaditsi Sayyidil Akhyar, Ibnu Taimiyah menukil hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dan Abu Dawud.

عن أبي بكر بن عبد الرحمن عن رجل من أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم قال "رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يصب الماء على رأسه من الحر وهو صائم" رواه أحمد وأبو داود.

Dari Abu Bakar bin Abdurrahman dari seorang sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Ia berkata, “Aku melihat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam menuang air di atas kepalanya lantaran panas. Sementara beliau sedang berpuasa.”

Menguraikan hadits di atas, Muhammad bin Ali As-Syaukani dalam Nailul Authar mengatakan sebagai berikut.

قوله " يصب الماء على رأسه" الخ فيه دليل على أنه يجوز للصائم أن يكسر الحر بصب الماء على بعض بدنه أو كله وقد ذهب الى ذلك الجمهور ولم يفرقوا بين الاغتسال الواجبة والمسنونة والمباحة.

Redaksi “menuang air di atas kepalanya” menjadi dalil atas kebolehan seorang yang sedang berpuasa menyegarkan diri saat cuaca panas dengan menuangkan air pada sebagian atau ke seluruh bagian tubuhnya.

Berdasar pada keterangan di atas, upaya menyegarkan tubuh yang sedang berpuasa saat panas menyengat bisa dilakukan misalnya dengan guyuran air ke bagian tubuh baik sebagian atau keseluruhan. Cara ini setidaknya bisa mengurangi beban orang yang berpuasa saat kepanasan tanpa mencederai atau membatalkan puasa. Wallahu A’lam. (Alhafiz K)