Agar penerimaan Allah SWT terwujud, tentu semua amal ibadah, pertobatan, dan permohonan berupa doa itu harus memenuhi syarat dan rukun minimal. Penerimaan itu juga diharapkan dapat terwujud bila semua ibadah itu antara lain dilakukan dengan adab dan sunah-sunah (ibadah pelengkap) terkait yang dianjurkan.
Di samping semua itu, kita memerlukan “anak tangga” lainnya agar Allah membuka pintu penerimaan-Nya. Anak tangga ini dalam tradisi keislaman kerap disebut tawassul, semacam perantara atau pengantar yang memudahkan penerimaan Allah SWT.
Perantara ini merupakan sebuah bentuk adab doa. Bahkan Rasulullah SAW sendiri menganjurkan umat Islam untuk bertawassul melalui dalam permohonannya kepada Allah SWT sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini.
Artinya, “Jadikanlah pangkatku sebagai perantara hajatmu karena posisiku di sisi Allah sangat mulia.”
Hadits ini dicantumkan oleh Syekh Abdullah As-Syarqawi sebagai penutup karyanya Hasyiyatus Syarqawi alal Hud-hudi. Tawassul juga merupakan bentuk ketawadhuan seorang hamba atas segala kekurangannya di hadapan Allah SWT. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Khutbah Jumat: Belajar dari Pohon Kurma dan Kelapa untuk Jadi Muslim Kuat dan Bermanfaat
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Zaman Kegaduhan, Rais Aam PBNU Ingatkan Umat Islam Ikuti Ulama yang Istiqamah
6
PBNU Tata Ulang Aset Nahdlatul Ulama Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, hingga Saham
Terkini
Lihat Semua