Tasawuf/Akhlak

3 Hal yang Membuat Bahagia Orang Beriman

Rab, 23 September 2020 | 06:15 WIB

3 Hal yang Membuat Bahagia Orang Beriman

Ketiganya dapat membuka mata batin serta meringankan langkah dalam memandang dan menjalani kenyataan hidup.

Setiap orang berhak untuk mencari kebahagiaan. Orang yang beriman juga dapat memiliki kebahagiaan atas keimanannya. Mereka dapat mengejar kebahagiaan dengan cara yang sederhana sebagaimana dikutip oleh Syekh M Nawawi Banten berikut ini:


المقالة السابعة عشرة (قيل: أسعد الناس من له قلب) بأن الله تعالى معه في أي موضع كان


Artinya, “Pernyataan ke-17 (Ada ulama mengatakan, orang paling bahagia adalah orang yang merasa) bahwa Allah selalu bersamanya di mana pun ia berada,” (Syekh M Nawawi Banten, Nashaihul Ibad, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa tahun], halaman 11).


Syekh M Nawawi Banten menyebutkan tiga orang yang sangat bahagia:


1. Orang yang merasa bahwa Allah selalu bersamanya di mana pun ia berada.


Surat Al-Baqarah ayat 186 mengisyaratkan bahwa Allah begitu dekat dengan hamba-Nya:


وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ 


Artinya, “Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang-Ku, maka (jawablah), ‘Aku dekat.’” (Surat Al-Baqarah ayat 186).


2. Orang yang bertahan atau bersabar dalam menjalankan ibadah dan tahan dalam menanggung musibah.


Surat Al-Baqarah ayat 153 menunjukkan betapa bahagianya orang-orang yang bersabar karena mereka mendapat pertolongan, bimbingan, dan pendampingan Allah:


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ 


Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar.” (Surat Al-Baqarah ayat 153).


3. Orang yang rela dengan rezeki pemberian Allah yang ada di tangannya dan merasa tenteram ketika tidak ada tumpukan harta.


Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat Bukhari dan Muslim berikut ini bahwa kekayaan yang membuat bahagia orang tidak melulu terwujud melalui kekayaan harta, tetapi juga kekayaan batin dan jalur-jalur kebahagiaan lainnya.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ


Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, ia bercerita. Rasulullah SAW bersabda, ‘Kekayaan itu bukan karena kebanyakan harta, tetapi kekayaan batin,’” (HR Bukhari dan Muslim).


Semua hal yang disebutkan Syekh M Nawawi Banten ini membuka jalan-jalan yang dapat mengantarkan seseorang pada kebahagiaan tanpa harus bergantung pada materi semata. Ketiganya dapat membuka mata batin serta meringankan langkah dalam memandang dan menjalani kenyataan hidup. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)