Tasawuf/Akhlak

Ini Empat Tanda Tobat Sungguhan menurut Syekh Abdul Qadir

Sen, 31 Desember 2018 | 23:00 WIB

Tobat merupakan jalan untuk menghapus dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan. Sebesar apa pun kesalahan manusia, Allah akan mengampuninya bila hamba-Nya bertobat dengan sungguh-sungguh dan tidak mengulangi kesalahannya. Allah Maha Penyayang dan membuka pintu maaf dan tobat selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh.

Tobat mesti dibarengi dengan keikhlasan dan keseriusan agar diterima Allah SWT. Keseriusan itu diwujudkan melalui penyesalan atas kesalahan yang pernah dilakukan dan tidak mengulanginya kembali, serta memperbanyak istighfar dan berdoa kepada Allah SWT. Sebab itu, tobat tidak cukup dilafalkan dan ditunjukkan melalui kata-kata, tapi mesti dibuktikan melalui perbuatan.

Syekh Abdul Qadir dalam Al-Ghunyah menjelaskan ada empat tanda orang yang bertobat. Empat tanda ini bisa menjadi ukuran dari keseriusan tobat yang dilakukan seseorang. Syekh Abdul Qadir mengatakan:
 
إنما تعرف توبة التائب في أربعة أشياء: أحدها أن يملك لسانه من الفضول والغيبة والنميمة والكذب. والثاني ألا يرى لأحد في قلبه حسدا ولا عداوة. والثالث: أن يفارق إخوان السوء، فإنهم هم الذين يحملونه على رد هذا القصد ويشوشون عليه صحة هذا العزم...والرابع أن يكون مستعدا للموت نادما مستغفرا لما سلف من ذنوبه مجتهدا في طاعة ربه
 
Artinya, “Tobat seseorang diketahui melalui empat tanda: pertama, dia menjaga lisannya dari sifat curiga, gunjing, dan bohong. Kedua, dia tidak melihat orang lain sebagai musuh dan dengki. Ketiga, menghindar dan tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, karena mereka bisa mengalihkan maksud tobat dan menggoda orang yang sedang tobat. Keempat, dia siap untuk mati dalam keadaan menyesal, minta ampun dari dosa yang pernah dilakukan, dan bersungguh-sungguh dalam mentaati Allah SWT.”

Dari penjelasan Syekh Abdul Qadir ini dapat dipahami bahwa ada empat tanda orang yang sungguh-sungguh dalam bertobat:

Pertama, mampu menjaga lisannya dari berkata bohong, menggunjing orang lain, dan curiga.

Kedua, tidak memandang orang lain sebagai musuh dan tidak mudah untuk hasud dan dengki pada orang lain.

Ketiga, tidak bergaul dengan orang-orang yang dapat merusak konsisten dan mengajak pada keburukan.

Keempat, tidak takut mati karena terus-menerus minta ampun pada Allah SWT dan sungguh-sungguh dalam ketaatan.

Empat tanda ini perlu direnungi oleh siapa pun. Kalau kita belum mampu menjaga lisan dan masih suka bohong dan mencurigai orang lain misalnya, lebih baik kita merenung dan memperbanyak istighfar agar hati kita dibersihkan dari sifat-sifat buruk. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)