Tasawuf/Akhlak

Ini Penyebab Meninggal Suul Khatimah

Sab, 29 Oktober 2022 | 15:00 WIB

Ini Penyebab Meninggal Suul Khatimah

Setiap orang akan mati. Suul atau husnul khatimah?

Banyak dari kita berdoa agar kelak meninggal dunia dalam keadaan husnul khatimah. Banyak dari kita juga kemudian berdoa agar tidak meninggal dunia dalam keadaan suul khatimah. Tetapi sebenarnya ada sejumlah sebab seseorang meninggal dunia dalam keadaan suul khatimah.


Imam Al-Ghazali mengatakan, penyebab meninggal dunia secara suul khatimah sebenarnya banyak, tetapi ia menyebut setidaknya dua penyebab utama secara garis besar meninggal dunia suul khatimah.


فاعلم أن أسباب هذه الأمور لا يمكن إحصاؤها على التفصيل ولكن يمكن الإشارة إلى مجامعها أما الختم على الشك والجحود فينحصر سببه في شيئين


Artinya, “Ketahuilah, penyebab ini semua (suul khatimah) tidak mungkin disebutkan secara rinci, tetapi kita dapat menunjuki irisan-irisan garis besarnya. Adapun meninggal dalam keadaan ragu dan ingkar sehingga sebab suul khatimah terbatas pada dua hal,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2015 M], juz IV, halaman 183).


Suul khatimah kata Imam Al-Ghazali berkaitan erat dengan keyakinan seseorang. Kekeliruan seseorang dalam berkeyakinan terhadap Allah seperti aqidah ahli bid'ah dapat menyebabkan seseorang meninggal dunia dalam keadaan suul khatimah.


Bahkan ahli zuhud, orang yang wara’, dan orang yang beramal saleh sekalipun kalau memiliki aqidah yang keliru, akan menemui bahaya besar, yaitu suul khatimah sekalipun amal ibadahnya bagus. Aqidah keliru yang dimaksud adalah keyakinan keliru seseorang perihal zat, sifat, dan perbuatan Allah, baik berpikir sendiri maupun taklid mengikut orang lain.


Ketika ajal menjemput, keraguan mulai merayap di hatinya. Ketika itu kemudian terbukalah bahwa aqidahnya selama ini keliru perihal zat, sifat, dan perbuatan Allah sehingga mereka meninggal suul khatimah dengan membawa aqidah yang keliru sebagaimana firman Allah Surat Az-Zumar ayat 47 dan Surat Al-Kahfi ayat 103-104.


وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا۟ يَحْتَسِبُونَ


Artinya, “Jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (Az-Zumar ayat 47).


Adapun Surat Al-Kahfi ayat 103-104 berbunyi sebagai berikut:


قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَٰلًا ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا


Artinya: “Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?’ Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (Surat Al-Kahfi ayat 103-104).


Adapun untuk menghindari kekeliruan aqidah, menurut Imam Al-Ghazali, kita dapat berpegang pada keyakinan yang teguh secara garis besar atau mujmal sebagai aqidah masyarakat Arab badui, kalangan budak hitam, dan orang awam pada umumnya yang tidak mengkaji secara mendalam kajian kalam.


Inilah pandangan keselamatan dalam mengantarkan kita meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Karena itu, ulama salaf sering menasihati kalangan awam untuk memegang teguh aqidah dan keyakinan secara garis besar. Mereka mengimbau masyarakat awam untuk menghindari kajian secara detail perihal teologi.


Masyarakat awam cukup berpegang teguh pada keterangan zahir untuk menghindari tasybih dan memegang makna hakiki untuk menghindari takwil yang terlalu jauh. Dengan demikian keyakinan masyarakat awam dapat selamat dari bahaya suul khatimah sebagaimana hadits Rasulullah saw berikut ini:


قال صلى الله عليه و سلم أكثر أهل الجنة البله


Artinya, “Rasulullah saw bersabda, ‘Mayoritas penghuni surga adalah orang awam,’ (HR Al-Bazar dari sahabat Anas bin Malik ra),” (Imam Al-Ghazali, 2015 M: IV/183).


Semoga Allah menjaga aqidah dan keimanan kita agar dapat meninggal husnul khatimah. Kita pun berlindung kepada-Nya dari bahaya besar, yaitu meninggal suul khatimah. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)