Kata takwa sering kita dengar. Setidaknya sepekan sekali karena pesan takwa (washiyat bit takwa) merupakan salah satu rukun khutbah Jumat. Kita diingatkan selalu untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Tetapi kita sendiri jarang mendengar pesan takwa Rasulullah.
Syekh Ihsan M Dahlan Jampes Kediri dalam Kitab Sirajut Thalibin, anotasi atas Minhajil Abidin karya Imam Al-Ghazali menyebut hadits yang memuat sejumlah pesan takwa Rasulullah SAW. Di luar dugaan, pesan takwa Rasulullah tidak berkaitan semata dengan kesalehan ritual, tetapi kesalehan sosial dan moral.
Syekh Ihsan Jampes pertama mengutip hadits takwa yang sangat terkenal sebagai berikut, (Lihat Syekh Ihsan M Dahlan Jampes Kediri, Kitab Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], juz I, halaman 334).
عن أبي ذر قال قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم اتق الله حيثما كنت وأتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
Artinya, “Dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rasulullah SAW berkata kepadanya, ‘Bertakawalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya hal itu dapat menghapusnya. Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik’,” (HR At-Tirmidzi)
Pesan takwa Rasulullah SAW berikutnya berkaitan dengan sikap warga negara terhadap pemerintah. Hadits ini juga kemudian berkaitan dengan pandangan kelompok Ahlussunnah wal Jamaah berkaitan dengan sikap mereka terhadap negara.
عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي الله تعالى عنه قال وعظنا رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم موعظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون فقلنا : يا رسول الله كأنها موعظة مودع فأوصنا قال أوصيكم بتقوى الله عز وجل والسمع والطاعة وإن تأمر عليكم عبد حبشي
Artinya, “Dari Abi Najih Al-Irbadh bin Sariyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW menasihati kami dengan sebuah pesan yang membuat hati takut dan air mata berlinang. Kami bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, wejanganmu ini seakan nasihat terakhir. Berilah kami nasihat.’ Rasulullah menjawab, ‘Aku berpesan kepadamu untuk bertakwa kepada Allah, patuh, dan taat sekali pun seorang budak Habsyi menjadi pemerintahmu,’” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Pesan takwa Rasulullah SAW yang dikutip Syekh Ihsan Jampes berikut ini berkaitan dengan solidaritas sosial dan akhlak komunikasi di ruang publik, yaitu semangat berbagi dan penyebaran konten media sosial yang baik.
قال عدي سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول اتقوا النار ولو بشقة تمرة فمن لم يجد شقة تمرة فبكلمة طيبة
Artinya, “Sahabat Adi berkata, ia mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Takutlah kepada api meski hanya dengan (sedekah) sobekan kurma. Siapa saja yang tidak menemukan sobekan kurma, maka bisa dengan kalimat yang baik,’” (HR Bukhari).
Pesan takwa Rasulullah SAW pada hadits berikut ini berkaitan dengan kesetaraan dan kemanusiaan. Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada satu kelompok dengan latar belakang suku, agama, ras, golongan yang mendapatkan posisi sosial lebih tinggi di atas sesamanya. Pasalnya, semua adalah manusia.
قام رسول الله صلى الله عليه وسلم وسط أيام التشريق، فقال يا أيها الناس إن ربكم واحد، وإن أباكم واحد، ألا لا فضل لعربي على أعجمي ولا لعجمي على عربي ، ولا أسود على أحمر ، ولا أحمر على أسود إلا بتقوى الله أنتم من آدم وآدم من تراب
Artinya, “Rasulullah SAW berdiri di tengah hari Tasyriq. Ia menyeru, ‘Wahai manusia, Tuhanmu satu. Nenek moyangmu juga satu. Ketahuilah, tidak ada kelebihan bangsa Arab di atas bangsa ajam (bangsa non-Arab), tidak ada kelebihan bangsa ajam di atas bangsa Arab, tidak ada kelebihan bangsa kulit hitam di atas bangsa kulit merah, dan tidak ada kelebihan bangsa kulit merah di atas kulit hitam kecuali sebab ketakwaannya kepada Allah. Kamu semua dari Nabi Adam. Nabi Adam dari tanah,’” (Musnad Abdullah Ibnul Mubarak).
Sedangkan pada hadits berikut ini, Rasulullah SAW menjelaskan siapa yang berhak disebut sebagai keluarganya. Pada hadits berikut ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa anggota keluarga beliau adalah orang-orang yang akhlak dan moralitas mencapai derajat ketakwaan.
سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَنْ آل مُحَمَّدٍ؟ قَالَ كُلُّ تَقِىٍّ
Artinya, “Rasulullah SAW pernah ditanya perihal ‘Siapakah yang dimaksud dengan keluarganya?’ ‘Siapa saja yang bertakwa,’ jawab Rasulullah SAW,” (HR Baihaqi).
Demikian sejumlah pesan takwa Rasulullah SAW dalam hadits yang dikutip oleh Syekh Ihsan M Dahlan Jampes Kediri dalam Kitab Sirajut Thalibin, anotasi atas Minhajil Abidin karya Imam Al-Ghazali. Semuanya mengandung pokok-pokok pikiran yang relevan dan abadi sepanjang zaman. Walllahu a‘lam. (Alhafiz K)