Tasawuf/Akhlak

Jaga Kesehatan Mental ala Syekh Ibnu Athaillah

Sen, 10 Oktober 2022 | 20:45 WIB

Jaga Kesehatan Mental ala Syekh Ibnu Athaillah

Mentaga kesehatan mental.

Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam karya terkenalnya Matan Al-Hikam memiliki resep jitu dalam mengatasi salah satu masalah yang dapat mengganggu kesehatan mental. Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari mengajak kita untuk melepaskan beban pikiran yang mendera.

 

Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari menganggap kecemasan, ilusi, over thinking, atau juga delusi, dan semua beban pikiran menambah letih pikiran dan menurunkan kesehatan mental. Karena itu, Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari menganjurkan kita untuk menurunkan sejenak beban pikiran dan kecemasan itu dari diri kita.

 

أرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيرِ فما قامَ بهِ غيرُكَ عنْكَ لا تَقُم بهِ لنفسِكَ

 

Artinya, “Istirahatkan dirimu dari berpikir keras planning/perencanaan karena apa yang dilakukan oleh selainmu jangan lagi kaupikirkan,” (Ibnu Athaillah As-Sakandari, Al-Hikam).

 

Tadbir (planning atau perencanaan) yang disebutkan Matan Al-Hikam secara bahasa berarti memikirkan sesuatu yang akhirnya mencari kemaslahatan sebagaimana dikatakan Syekh Zarruq ra, “Berasumsi atau berspekulasi secara pasti tanpa kepasrahan (kepada Allah) atas segala suatu yang dikhawatirkan atau sesuatu yang diharapkan di masa depan.” (Syekh Ibnu Ajibah, Iqazhul Himam fi Syarhil Hikam).

 

Menurut Syekh As-Syarqawi salah seorang ulama yang mensyarahkan Matan Al-Hikam, Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari mengajak terutama para pemula untuk tidak memikirkan nasib duniawinya sesuai obsesi dan syahwatnya karena itu cukup meletihkan.

 

Para pemula ini kemudian berpikir keras dan mencemaskan berlebihan atas hasil ke depannya sesuai dengan syahwatnya. Bahkan sering kali mereka menginginkan semua obsesi, harapan, bayangannya segera terjadi. Padahal sering kali apa yang dibayangkan dan dipikirkannya di kemudian hari tidak terjadi sesuai harapan sehingga pikiran dan bayangannya menjadi sia-sia.

 

Adapun perencanaan tipis-tipis yang terukur (tadbir) yang membantu pencapaian terkait kehidupan yang dibarengi dengan kepasrahan kepada Allah tidak masalah. Ini yang dimaksud dengan sebuah hadits yang menyebutkan, “Perencanaan yang terukur merupakan setengah dari penghidupan.”

 

Adapun kecemasan berlebihan dan obsesif yang tidak dapat dikendalikan jelas merusak, meracuni, dan membebani pikiran serta mengganggu kesehatan mental. Semua kecemasan, angan-angan, dan pikiran jahat ini harus disingkirkan.

 

Semua realitas dan pikiran itu harus didudukkan dan dimaknai secara proporsional dan wajar sehingga kita dapat menempatkan diri kita di tengah realitas secara wajar tanpa putus asa dan kalap. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)