Syariah

Ganjaran Ziarahi Makam Orang Tua

Sen, 14 Desember 2015 | 21:01 WIB

Hanya hubungan orang tua-anak dan guru-murid yang tidak mengenal akhir. Satu sama lain karenanya perlu saling menjaga etika dan perasaan di dalam pergaulan keseharian. Pertemuan keduanya juga diperlukan agar komunikasi tetap terjaga.
<>
Seyogianya anak dan murid mengunjungi orang tua dan gurunya baik di kala keduanya hidup maupun sepeninggal keduanya. Pasalnya dua model hubungan ini lestari baik di dunia maupun di akhirat.

Kalau pun sudah tiada, anak atau murid dianjurkan menziarahi makam mereka. Sebagai wujud bakti anak dan murid dianjurkan untuk membaca kalimat thoyibah di makam mereka atau bersedekah yang pahalanya ditujukan untuk mereka.

Demikian disebutkan Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I‘anatut Thalibin ala Fathil Mu‘in.

وفي رواية "من زار قبر والديه كل جمعة أو أحدهما فقرأ عنده ‘يس والقرآن الحكيم’ غفر له بعدد ذلك  آية أو حرفا" 

Sebuah riwayat menyebutkan Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau makam salah satu dari keduanya setiap Jumat, lalu ia membaca Surat Yasin di makamnya, niscaya dosa si anak akan diampuni sebanyak ayat atau huruf di Surat Yasin.”

Selain itu Allah juga menjanjikan ganjaran besar untuk anak yang menziarahi makam orang tuanya. Hadits berikut ini dikutip di Hasyiyah I‘anatut Thalibin.

وفي رواية "من زار قبر والديه أو أحدهما كان كحجة"

Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menziarahi makan kedua orang tuanya atau makam salah satu dari keduanya, niscaya ia mendapat pahala haji.”

Kalau menziarahi makam orang tua luar biasa mulianya, apalagi mengunjungi orang tua di kala hidupnya dengan penuh hormat dan takzhim. Karena tidak heran kalau ada istilah, “Orang tua adalah keramat (yang diambil dari kata ‘karomah’) hidup”. Semoga kita termasuk anak berbakti kepada orang tua baik semasa hidupnya maupun sesudah wafatnya. Wallahu al’lam. (Alhafiz K)

Terkait

Syariah Lainnya

Lihat Semua