Dilantik, PCNU Banjar Bangun Kesepahaman dan Kebersamaan untuk Tingkatkan Daya Juang menuju Kebangkitan NU
Jumat, 11 Juli 2025 | 10:00 WIB
Banjar, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Banjar menggelar pelantikan dan Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) di Aula Guru Tuha Gedung NU Banjar, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan, Kamis (10/7/2025). Kegiatan ini mengusung tema bangun kesepahaman, kebersamaan, dan tingkatkan daya juang untuk kebangkitan NU.
Ketua PCNU Kab Banjar Nuryadi Baseri mengatakan tujuan mengangkat tema tersebut adalah karena jamaah NU terdiri dari kiai, santri, dan masyarakat umum. Karenanya, perlu ada kesepahaman bersama.
"Dengan adanya kesepahaman bersama ini paling tidak tahu apa misi, visi, dan nilai manhaj kita? bagaimana mekanisme etika kita dalam berorganisasi? Karena tanpa ini kita khawatir akan terjadi tumpang tindih dalam perjalanan berorganisasi," katanya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kebersamaan NU yang dimaksud adalah seluruh elemennya, meliputi kiai, santri, dan umat. Dengan begitu, diharapkan dapat saling melengkapi dan menunjang agar kegiatan-kegiatan ke depan lancar sebagaimana yang diharapkan.
Sementara itu, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel Muhammad Tambrin mengucapkan terima kasih kepada Bupati Banjar dan Forkopimda yang telah mendukung dakwah NU serta para aktivis baik pengusaha maupun instansi terkait yang telah bergabung dalam kegiatan NU Kabupaten Banjar.
"Insyaallah kita dapatkan di NU ini rahmat dan kebaikan-Nya. Selamat kepada yang dilantik semoga menjadikan ahlussunnah wal jamaah sebagai perjuangannya," tutupnya.
Dalam kesempatan itu, hadir juga Ketua PBNU bidang keanggotaan dan kaderisasi KH Miftah Faqih. Ia menjelaskan bahwa memang NU merupakan organisasi yang dibentuk dengan kekitaan untuk melebur dengan yang lain menjadi kita, mimpi bersama ini kita akan sukses.
"Bagi NU, Ketika PCNU Kabupaten Banjar menggerus keakuannya, menjumlah potensi kekitaan dipaksa gagal dan nista itu tidak bisa," lanjutnya
Tanpa kebersamaan, tidak akan bangkit. Tanda sehat itu ketika bersama dengan yang lain. Senyum atau ketawa itu sendirian tanda tidak sehat harus bersama yang lain.
"Karena ini adalah sunnatullah, bersama yang lain kita bisa dan mengguncang dunia, merawat jagat, membangun peradaban. Semua itu harus koheren dan mutamasik," jelasnya.
Ia mengatakan Allah mencintai siapapun orang-orang yang serius berjuang di jalan Allah secara shafa (baris) dan tertata. Sebagaimana mereka ini seperti bangunan saling mengukuhkan satu dengan yang lainnya jadi tidak ada serpih.
"Ini dibutuhkan komando dan ketaatan terhadap pimpinan yang tertinggi. Dalam dinamika apapun pengurus cabang harus mengikuti pengurus wilayah dan pengurus wilayah harus mengikuti pengurus tertinggi di atasnya dalam bentuk identifikasi identitas, penguatan aplikasinya, dan harus ada korelasinya," lanjutnya.
Katanya, di sini mewakili apa yang belum dicapai PBNU mulai dari tingkat ranting ke atas harus diaplikasikannya, PBNU hadir sebagai kemaslahatan bersama bukan untuk PBNU sendiri.
"Makanya, agar kita itu menjadi sesuatu yang bernilai, kehadiran kita ini patut disyukuri karena berada dalam masa-masa transisi dari abad pertama NU ke abad kedua NU. Kita sebagai generasi penghubung," jelasnya.
Ia mengatakan generasi penghubung tantangannnya lebih berat daripada abad pertama dan abad kedua. Maka ketika generasi ini memble abad kedua makin jatuh lagi dan abad pertama tinggal sejarah. Dengan demikian satu nilai yang kita pegang betul jangan sampai kita menceritakan saja.
Perlu diketahui kegiatan tersebut diramaikan dengan cek kesehatan gratis oleh Lembaga Kesehatan NU (LKNU) PCNU Kabupaten Banjar. Hal ini meliputi cek gula darah, kolesterol, hingga asam urat bagi peserta dan tamu undangan.
Di samping itu, sejumlah ulama muda juga mendiskusikan sejumlah masalah yang terjadi di tengah masyarakat dalam forum Bahtsul Masail yang digelar Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) PCNU Kab Banjar. Bahkan, forum ini juga diikuti perempuan.
Kontributor : Ahmad Mursyidi