Ilmu Hadits

3 Obat Herbal Anti-Inflamasi dalam Hadits Nabi

Kamis, 22 Mei 2025 | 10:00 WIB

3 Obat Herbal Anti-Inflamasi dalam Hadits Nabi

Herbal. Sumber: Canva/NU Online.

Penggunaan tanaman herbal sebagai obat telah dikenal sejak masa kenabian dan menjadi warisan pengobatan tradisional Islam. Dalam beberapa hadits, Nabi menyebutkan beberapa tanaman yang bisa menjadi obat, dan telah dibuktikan kebenarannya melalui penelitian ilmiah modern. Salah satu manfaatnya ialah sebagai agen anti-inflamasi, yaitu zat yang dapat mengurangi peradangan dalam tubuh.


Tulisan ini akan membahas tiga jenis tanaman yang disebut dalam hadits Nabi SAW, yaitu habbatussauda (jintan hitam), delima, dan qusthul hindi (kayu India).


1. Habbatussauda

Tumbuhan ini terdapat dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:


فِي الحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا السَّامَّ. قَالَ ابْنُ شِهَابٍ: وَالسَّامُ: المَوْتُ، وَالحَبَّةُ السَّوْدَاءُ: الشُّونِيزُ


Artinya: "Di dalam habbatussauda (jintan hitam) terdapat obat bagi segala macam penyakit, kecuali as-sam.'” Ibnu Syihab berkata: "As-sām adalah kematian, dan habbatussauda adalah asy-syuniz (jintan hitam).” (HR. Bukhari).


Ibnu Hajar menjelaskan bahwa maksud “Pada habbatussauda terdapat obat bagi segala macam penyakit” adalah bahwa habbatussauda tidak selalu menyembuhkan semua penyakit secara langsung, melainkan penggunaannya bervariasi. Ia bisa diminum, dimakan, dibalurkan langsung, atau bahkan dicampur dengan bahan lain, dosisnya tergantung pada jenis penyakit dan cara pengobatannya. (Fathul Bari bi Syarhi Shahih al-Bukhari, [Mesir: Maktabah al-Salafiyah, 1380 H], jilid 10, halaman 144).


Kemudian, menurut penelitian ilmiah modern, habbatussauda (Nigella sativa) mengandung senyawa aktif seperti thymoquinone yang terbukti memiliki efek anti-inflamasi kuat. Penelitian oleh Majdalawieh & Fayyad ini menunjukkan bahwa thymoquinone mampu menekan aktivitas sitokin pro-inflamasi seperti TNF-α dan IL-6. (Immunomodulatory and anti-inflammatory action of Nigella sativa and thymoquinone: a comprehensive review, 2015, International Immunopharmacology, halaman 295–304).


2. Delima

Buah ini terdapat dalam hadits riwayat Ali bin Abi Thalib:


كُلُوا الرُّمَّانَ بِشَحْمِهِ، فَإِنَّهُ دِبَاغٌ لِلْمَعِدَةِ


Artinya: “Makanlah buah delima bersama bagian kulitnya, karena ia membersihkan lambung.” (HR. Ahmad bin Hanbal).


Delima yang manis bersifat hangat dan lembab, baik untuk lambung, tenggorokan, dan batuk. Airnya bersifat pencahar ringan dan memberi gizi yang cepat diserap tubuh. Jika dimakan bersama roti, delima dapat mencegah makanan membusuk di dalam lambung. (Ibnul Qayyim, Ath-Thibbun Nabawi, halaman 237).


Selain itu, buah delima (Punica granatum) kaya akan antioksidan polifenol seperti punicalagin, yang efektif menghambat proses inflamasi kronis. (Lansky & Newman, Punica granatum (pomegranate) and its potential for prevention and treatment of inflammation and cancer, 2007, Journal of Ethnopharmacology, halaman 177–206).


3. Qusthul hindi

Tumbuhan ini terdapat dalam hadits riwayat Ummu Qais:

دَخَلْتُ بِابْنٍ لِي عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَدْ أَعْلَقْتُ عَلَيْهِ مِنَ العُذْرَةِ، فَقَالَ: عَلَامَ تُدْغِرْنَ أَوْلَادَكُنَّ بِهَذَا العِلَاقِ؟ عَلَيْكُنَّ بِهَذَا العُودِ الهِنْدِيِّ، فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ، مِنْهَا ذَاتُ الجَنْبِ، يُسْعَطُ مِنَ العُذْرَةِ، وَيُلَدُ مِنْ ذَاتِ الجَنْبِ.


Artinya: “Aku menemui Rasulullah bersama anakku yang sedang sakit karena 'udzrah (radang tenggorokan yang disertai pembengkakan), dan aku telah menggunakan 'alaq (semacam pengobatan tradisional) padanya. Maka beliau bersabda: “Mengapa kalian menyiksa anak-anak kalian dengan pengobatan seperti itu? Gunakanlah ‘udul hindī (kayu India), karena di padanya terdapat obat dari tujuh macam jenis penyakit, di antaranya adalah radang penyakit paru (dada). Digunakan dengan cara dimasukkan melalui hidung untuk mengobati ‘udzrah, dan dimasukkan ke dalam mulut untuk mengobati penyakit dada.” (HR. Bukhari).


Dalam pengobatan tradisional, qusthul hindi dapat digunakan untuk mengatasi radang tenggorokan dan pembengkakan pada dada. Sifat antibakteri dan antiinflamasi dari senyawa-senyawa tersebut dapat membantu mengobati infeksi saluran pernapasan dan gangguan pencernaan. (Elnour AAM, Abdurahman NH. Current and potential future biological uses of Saussurea costus (Falc.), 2024)


Dari berbagai penelitian, terbukti bahwa pengobatan herbal yang dianjurkan Rasulullah ﷺ memberikan manfaat bagi kesehatan kita. Hadits bukan hanya menjadi warisan spiritual Nabi untuk umatnya, tetapi juga sumber ilmu yang relevan dengan pengobatan masa kini. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya terus menggali dan menelaah kandungan hadits terkait cara menjaga kesehatan tubuh.


Namun agar pengobatan efektif, penggunaan obat tradisional harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Selain itu, tetap konsultasikan dengan tim medis yang ahli untuk mendapatkan arahan pengobatan yang tepat. Wallahu A’lam.


Ustadzah Tuti Lutfiah Hidayah, Alumnus Farmasi UIN Jakarta, dan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.