Nasional

Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal

Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:00 WIB

Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal

Anggota DPR RI tengah berjoget pada Sidang Tahunan MPR RI. (Foto: tangkapan layar kanal Youtube Parlemen)

Jakarta, NU Online

Para pejabat negara tampak berjoget dalam beberapa acara resmi, tak terkecuali pada sidang tahunan MPR dan perayaan HUT ke-80 RI di Istana Merdeka, Jakarta. Hal ini menuai kritik dari sejumlah kalangan masyarakat. Aksi tersebut dianggap kurang sensitif dengan kondisi sosial yang sedang dihadapi bangsa.


Menanggapi hal itu, Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai joget yang dilakukan pejabat bukanlah persoalan serius. Menurutnya, musik dan hiburan di sejumlah rangkaian acara kenegaraan justru menjadi sarana untuk mencairkan suasana.


"Lagu itu kan upaya untuk mereleksasi suasana. Baik pada saat di sidang paripurna DPR ataupun MPR, ataupun pada saat setelah selesainya Upacara Detik-Detik Proklamasi," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/8/2025).


Ia menegaskan bahwa penempatan hiburan tersebut tidak pernah dimasukkan ke dalam prosesi inti, melainkan selepas acara formal.


"Tapi lagu itu karena sebagai upaya untuk merelaksasi selalu ditempatkan di acara di luar formal. Sehingga menurut kami itu sesuatu yang tidak ada masalah karena peletakannya di luar acara formal. Yang kedua itu bagian dari upaya untuk merelaksasi suasana dan keadaan," jelasnya.


Lebih lanjut, Muzani menyebut gerakan tubuh saat mendengar musik adalah respons alami yang tidak perlu dipermasalahkan.


"Dan sebenarnya orang joget mendengar lagu itu kan sesuatu yang otomatis. Kalau kita mendengar lagu, apalagi lagunya pas dengan irama-irama yang menyenangkan merelaksasi itu dengan sendirinya tubuh akan bergerak. Apakah kepala, apakah tangan atau kaki atau bahkan badan, tangan, kaki sampai kepala," ujarnya.


Bagi Muzani, hal itu bukanlah bentuk kelalaian atau sikap tidak pantas dari pejabat negara. Ia menyebutnya sebagai sesuatu yang wajar.


"Itu sesuatu yang wajar saja kalau kita mendengar lagu kemudian tubuh kita bergoyang atau bergerak. Sesuatu yang normal dan biasa saja," tegasnya.


Senada dengan Muzani, Wakil Ketua DPR Adies Kadir menilai aksi joget para anggota dewan tidak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya, ekspresi tersebut terjadi setelah acara inti sidang dan peringatan kemerdekaan selesai dilaksanakan.


"Kemarin kan di akhir acara ya. Kebetulan pas acara inti sudah selesai, pidato-pidato pemerintahan sudah selesai. Kemudian di akhir biasanya, kebiasaan setiap lima tahunan itu kan ada mendengarkan musik-musik dari adik-adik kita. Baik itu dari Taruna Akpol, Akmil, dan juga dari Taruna Akademi Intel ya," jelas Adies.


Ia mengakui, lagu-lagu yang dibawakan cukup bersemangat sehingga membuat para anggota dewan terbawa suasana.


"Ya mungkin saat itu lagu-lagunya cukup bersemangat membuat kawan-kawan yang kita lihat di depan terbawa emosinya dengan lagu tersebut. Tapi substansinya yang penting pada saat rapat paripurna inti daripada pidato kenegaraan itu semua berjalan dengan khidmat dan baik-baik saja," ungkapnya.


Adies menegaskan, joget tersebut tidak sampai mengganggu jalannya sidang dan tetap dalam batas wajar.


"Yang penting adalah menghormati bahwa rapat tersebut berjalan dengan baik. Dan jogetnya juga tidak ke mana-mana, hanya berdiri di kursinya masing-masing saja. Apalagi terkait dengan di hari kemerdekaan kemarin," tambahnya.


Menurutnya, ekspresi kegembiraan justru mencerminkan rasa syukur bangsa atas usia kemerdekaan yang ke-80.


"Saya rasa ini ungkapan rasa sukacita, rasa gembira bahwa Indonesia telah mencapai usia kemerdekaan yang ke-80. Dan harus dihadapi dengan optimis, sukacita dan juga kerja keras yang sangat maksimal. Karena ke depan Indonesia harus lebih baik lagi menatap ekonomi global dan juga menuju Indonesia Emas 2045," tegas Adies.


Meskipun begitu, aksi joget pejabat justru memicu amarah publik. Dalam video yang tersebar luas di media sosial, para wakil rakyat tampak berjoget mengikuti irama lagu Sajojo dan Fa Mi Re dengan wajah gembira. Namun, kegembiraan itu justru bertolak belakang dengan suasana hati masyarakat.


Sejumlah warganet meluapkan kekecewaannya melalui kolom komentar akun Instagram resmi DPR RI. Salah satunya ditulis oleh pengguna bernama @ahmad_ari14 yang menulis, “Miris banget liatnya bukannya Indonesia emas malah Indonesia cemas.”


Komentar lain datang dari akun @herry_art17 yang menyebut, “Sgala hadir untuk rakyat gayalu. Suara rakyat aja ora di denger.”


Sebelumnya, sebuah video yang menampilkan sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia berjoget setelah sidang tahunan MPR RI telah tersebar luas di media sosial. 


Dalam video yang tersebar luas di media sosial, para wakil rakyat bergoyang-goyang dengan mengikuti irama lagu Sajojo dan Fa Mi Re. Raut wajah mereka yang bahagia dan senang terpancar dari mereka.  


Aksi joget berjamaah itu justru memicu kemarahan rakyat daripada mendapatkan simpati. Banyak orang menganggap tindakan tersebut tidak pantas dan menunjukkan bahwa para pejabat tidak peduli dengan keadaan rakyat yang menghadapi banyak kesulitan.