Pernyataan tersebut membuktikan bahwa Islam memprioritaskan hal yang spiritual di atas yang material. Islam menempatkan harta benda bukan sebagai kekayaan yang hakiki. Karena ternyata manusia memiliki kecenderungan tamak. Betapa banyak orang dengan harta melimpah tapi tak bahagia; betapa banyak pejabat penting yang banyak uang dihantui ketidaktenangan; dan seterusnya. Kaya yang selalu diidentikkan dengan bahagia menurut hadits itu berpusat pada jiwa: kepuasan batin, qanaah, lalu mensyukuri karunia adalah kekayaan sesungguhnya. Wallahu a'lam.