Bahtsul Masail

Hukum Cukur Alis Wanita Bersuami

NU Online  ยท  Senin, 11 November 2024 | 11:45 WIB

Hukum Cukur Alis Wanita Bersuami

Hukum cukur alis wanita bersuami (via yaumma.ru)

Assalamuโ€™alaikum wrย wb. Mohon bertanya pada NU Onlineย tentang hukum cukur alis. Bagaimana hukum mencukur alis bagi seorang istri yang sudah dibolehkan oleh suaminya? (nellahera).
ย 

Jawaban

Waโ€™alaikumussalam wr wb.ย Terimakasih atas pertanyaan yang disampaikan, semoga kita selalu mendapatkan taufiq dan hidayah dari Allah swt.ย 
ย 

Berpenampilan cantik menjadi idaman hampirย seluruh wanita. Mereka rela melakukan banyak hal, bahkan dengan biaya yang tidak sedikit untuk mendapatkan penampilan yang diidamkan. Tak terkecuali dengan cara mengerik atau mencukur alis agar tampak lebih sempurna.
ย 

Secara singkat, hukum mencukur alis bagi perempuan bersuami setelah mendapat izin suaminya adalah dibolehkan. Hal itu dikarenakan tidak adanya makna keharaman mengerik alis yaitu adanya unsur penipuan (tadlis) terhadap lelaki yang akan meminangnya, serta sudah semestinya isteri mempercantik diri untuk suaminya.ย 
ย 

Hukum mengerik alis secara menyeluruh telah diputuskan dalam Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) Se-Jawa Maduraย XXI di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediriย pada 02-03 Juni 2010.ย Keputusan tersebut menyampaikan adanya khilaf atau perbedaan pendapat di kalangan ulama:
ย 

Pendapat pertamaย menurut mayoritas ulama (jumhurul ulama),ย wanita yang bersuami dibolehkan mengerik alisnya apabila ada izin dari suami atau ada tanda-tanda (qarinah) yang menunjukkanย izinnya.ย Sedangkan wanita yang tidak bersuami hukum mengerik alis tidak dibolehkan.
ย 

Namun sebagian ulama ada yang membolehkannya apabila diperlukan untuk pengobatan atau alisnyaย buruk dan menjadi aib baginya. Akan tetapi dengan syarat tidak ada unsur menipu (tadlis) pada orang lain, semisal saat dilamar ia mengerik alisnya sehingga tampak lebih cantik dari aslinya.
ย 

Pendapat kedua, hukumย wanita bersuami mengerik alis adalah makruh apabila alisnya panjang. Namun menurut sebagian Ashab Imam Ahmad hukumnya boleh secara mutlak bahkan Imam Ahmad pernah melakukannya.
ย 

Di antara referensi yang digunakan Bahtsulย Masailย FMPP adalah pendapat dari Al-Khathib As-Syirbini yang menjelaskan, hukum mengerik alis atas izin suami adalah diperbolehkan.ย 
ย 

ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽู†ู’ู…ููŠู’ุตู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฎู’ุฐู ู…ูู†ู’ ุดูŽุนู’ุฑู ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุงุฌูุจู ู„ูู„ู’ุญูุณู’ู†ู ู„ูู…ูŽุง ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ุชู‘ูŽุบู’ุฑููŠู’ุฑู ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ุงู„ุฒู‘ูŽูˆู’ุฌู ุฃูŽูˆู ุงู„ุณู‘ูŽูŠูู‘ุฏู ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุฌููˆู’ุฒู ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ุบูŽุฑูŽุถู‹ุง ูููŠ ุชูŽุฒู’ูŠููŠู’ู†ูู‡ูŽุง ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุฐูู†ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ูููŠู’ู‡ู
ย 

Artinya, โ€œTanmish (yang haram) adalah mencabut rambut di wajah dan alis untuk kecantikan, karena tindakan itu merupakan bentuk penipuan. Adapun jika suami atau majikan (budak perempuan dalam konteks zaman perbudakan) telah memberi izin kepadanya, maka hal itu dibolehkan karena suami mempunyai tujuan agar sang istri berhias untuknya dan ia telah mengizinkannya.โ€ (Mughnil Muhtaj, [Beirut, Darul Maโ€™rifah: 1998], juz I, halaman 294).
ย 

Referensi berikutnya dari Imam An-Nawawi yang menghukuminya dengan makruh, tidak sampai haram. An-Nawawi juga mengutip pendapat ulamaย Hanabilah yang membolehkannya:ย 
ย 

ูˆูŽุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุฃูŽุฎู’ุฐู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุงุฌูุจูŽูŠู’ู†ู ุฅูุฐูŽุง ุทูŽุงู„ูŽุง ููŽู„ูŽู…ู’ ุฃูŽุฑูŽ ูููŠู’ู‡ู ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ู„ูุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู†ูŽุง ูˆูŽูŠูŽู†ู’ุจูŽุบููŠ ุฃูŽู†ู’ ูŠููƒู’ุฑูŽู‡ูŽ ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุบู’ูŠููŠู’ุฑูŒ ู„ูุฎูŽู„ู’ู‚ู ุงู„ู„ู‡ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุซู’ุจูุชู’ ูููŠู’ู‡ู ุดูŽูŠู’ุกูŒ ููŽูƒูุฑูู‡ูŽ ูˆูŽุฐูŽูƒูŽุฑูŽ ุจูŽุนู’ุถู ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏูŽ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุง ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุจูู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู ูŠูŽูู’ุนูŽู„ูู‡ู
ย 

Artinya, โ€œAdapun mengerik atau mencabut alis jika panjang, saya belum melihat pendapat apa pun menurut para Ashab Syafi'i, dan semestinya dimakruhkan karena itu merupakan bentuk mengubah ciptaan Allah yang tidak ada dalilnya, maka dimakruhkan. Beberapa sahabat Imam Ahmad menyebutkan bahwa hal itu tidak ada salahnya. Beliau berkata; โ€˜Imam Ahmad pun melakukannyaโ€™.โ€ (Al-Majmuโ€™ Syarhul Muhaddzab, [Jeddah, Darul Irsyad: t.th], juz I, halaman 343).
ย 

Keputusan bahtsulย masailย FMPP juga mengutip penjelasan Ensiklopedi Fiqih Kuwaitย sebagai berikut:
ย 

ูˆูŽุฐูŽู‡ูŽุจูŽ ุงู„ู’ุฌูู…ู’ู‡ููˆู’ุฑู ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู„ูŽุงูŠูŽุฌููˆู’ุฒู ุงู„ุชู‘ูŽู†ูŽู…ู‘ูุตู ู„ูุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุชูŽุฒูŽูˆูู‘ุฌูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุฌูŽุงุฒูŽ ุจูŽุนู’ุถูู‡ูู…ู’ ู„ูุบูŽูŠู’ุฑู ุงู„ู’ู…ูุชูŽุฒูŽูˆูู‘ุฌูŽุฉู ููุนู’ู„ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฅูุฐูŽุง ุงุญู’ุชููŠู’ุฌูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ู„ูุนูู„ูŽุงุฌู ุฃูŽูˆู’ ุนูŽูŠู’ุจู ุจูุดูŽุฑู’ุทู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุงูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ูููŠู’ู‡ู ุชูŽุฏู’ู„ููŠู’ุณูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุขุฎูŽุฑููŠู’ู†ูŽ โ€ฆ ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูุชูŽุฒูŽูˆูู‘ุฌูŽุฉู ููŽูŠูŽุฑูŽู‰ ุฌูู…ู’ู‡ููˆู’ุฑู ุงู„ู’ููู‚ูŽู‡ูŽุงุกู ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽุฌููˆู’ุฒู ู„ูŽู‡ูŽุง ุงู„ุชู‘ูŽู†ูŽู…ู‘ูุตู ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุฅูุฐู’ู†ู ุงู„ุฒู‘ูŽูˆู’ุฌู ุฃูŽูˆู’ ุฏูŽู„ู‘ูŽุชู’ ู‚ูŽุฑููŠู’ู†ูŽุฉูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุฒูู‘ูŠู’ู†ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฒูู‘ูŠู’ู†ูŽุฉู ู…ูŽุทู’ู„ููˆู’ุจูŽุฉูŒ ู„ูู„ุชู‘ูŽุญู’ุตููŠู’ู†ู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูŽุฑู’ุฃูŽุฉู ู…ูŽุฃู’ู…ููˆู’ุฑูŽุฉูŒ ุจูู‡ูŽุง ุดูŽุฑู’ุนู‹ุง ู„ูุฒูŽูˆู’ุฌูู‡ูŽุงย 
ย 

Artinya, โ€œMayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh bagi perempuan yang belum menikah untuk mengerik alis, dan sebagian dari mereka membolehkan perempuan yang belum menikah untuk mengerik alis jika diperlukan untuk mengobati atau menghilangkan cacat, dengan syarat tidak ada penipuan kepada orang lain.
ย 

Adapun wanita yang sudah menikah, sebagian besar ahli fiqih berpendapat bahwa hukum mengerik alis adalah dibolehkan jika atas izin suami, atau ada tanda-tanda (qarinah) yang mengisyaratkan demikian, karena hal itu termasuk menghias diri, dan itu dianjurkan untuk wanita yang sudah bersuami. Selain itu seorang wanita secara hukum agama diperintah melakukan hal tersebut untuk suaminya.โ€ (Al-Mausuโ€™atulย Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, [Kuwait, Darus Salasil: 1988], juz XIV, halaman 81).
ย 

Berdasarkan Keputusan Bahtsulย Masailย FMPPย XXI, hukum mencukur alis bagi perempuan bersuami setelah mendapat izin suaminya adalah dibolehkan. Wallahu aโ€™lam.

ย 

Ustadz Muhammad Zainul Millah, Pengasuh Pondok Pesantren Fathul Ulum Wonodadi Blitar.