Mukaddimah doa tersebut di atas, yaitu enam bait pertama disusun oleh KHM Syafi’i Hadzami… (Ilustrasi: daily mail)
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Adapun doanya adalah sebagai berikut:
اَلْحَمْدُ لِلْغَفُوْرِ * لِلْعَبْدِ ذِى اْلغُرُوْرِ
وَاْلفَرْطِ فِى اْلأُمُوْرِ * وَحَمَاقَةِ الْحُبُوْرِ
وَصَلاَةُ الله دَوَامَا * وَسَلاَمُهُ تَمَامَا
عَلىٰ مَنْ يَجِي إِمَامَا * وَلِأَنْبِيَا خِتَامَا
وَعَلىٰ اْلأَلِ اْلكِرَامِ * وَالصَّحْبِ كَالنُّجُوْمِ
فِى قُدْوَةِ اْلمَرَامِ * لِلْعُرْبِ وَاْلأَعْجَامِ
يَا رَبَّناَ اعْتَرَفْنَا * بِأَنَّناَ اقْتَرَفْناَ
وَإِنَّناَ أَسْرَفْناَ * وَعَلىٰ لَظىٰ أَشْرَفْناَ
فَتُبْ عَلَيْناَ تَوْبَه * تَغْسِلُ كُلَّ حَوْبَه
وَاسْتُرْ لَناَ اْلعَوْرَاتِ * وَأَمِنِ الرَّوْعَاتِ
وَاغْفِرْ لِوَالِدِيْنَ * رَبِّ وَمَوْلُودِيْنَا
وَاْلأَهْلِ وَاْلإِخْوَانِ * وَسَآئِرِ الخِلَّانِ
وَكُلِّ ذِى مَحَبَّه * أَوْ جِيْرَةٍ أَوْ صُحْبَه
وَاْلمُسْلِمِيْنَ أَجْمَعْ * أَمِيْنَ رَبِّيَ اسْمَعْ
فَضْلاً وَجُوْدًا مَنّاَ * لاَ بِاكْتِسَابٍ مِّنَّا
بِاْلمُصْطَفىٰ الرَّسُوْلِ * نُحْظىٰ بِكُلِّ سُوْلِ
صَلىَّ وَسَلَّمْ رَبِّى * عَلَيْهِ عَدَّ الْحَبِّ
وآلِهِ وَالصَّحْبِ * عِدَادَ طَشِّ السُّحْبِ
وَاْلحَمْدُ لِلإِلَهِي * فِى البَدْءِ وَالتَّنَاهِي
1. Alhamdulil ghafūrī * lil ‘abdi dzil ghurūrī.
Segala puji bagi Yang Maha Pengampun * untuk hamba yang terpedaya
2. Wal farthi fil umūrī * wa hamāqatil hubūrī.
Dan yang melewati batas pada urusannya * dan kedunguan pada kesudahan perilakunya.
3. Wa shalātullāh dawāmā * wa salāmuhū tamāmā.
Dan rahmat Allah senantiasa * dan sempurna salam sejahtera-Nya.
4. ‘Ālā man yajī imāmā * wa li anbiyā khitāmā.
Atas seorang (nabi) yang datang sebagai imam * dan sebagai penutup para nabi.
5. Wa ‘alal ālil kirāmī * was shahbi kan nujūmī.
Dan atas keluarganya yang mulia * serta para sahabatnya yang laksana taburan bintang.
6. Fī qudwatil marāmī * lil ‘urbi wal a‘jāmī.
Dalam mengikuti yang hendak dituju * bagi bangsa Arab dan Ajam.
7. Yā rabbana‘ tarafnā * bi annanaq tarafnā.
Wahai Tuhan kami, kami mengakui * bahwa kami telah berbuat nista.
8. Wa innanā asrafnā * wa ‘alā lazhā asyrafnā.
Dan bahwa kami telah melewati batas * dan kini dengan neraka kami sangat dekat.
9. Fa tub ‘alainā taubah * taghsilu kulla haubah.
Maka terimalah permohonan tobat kami * yang membasuh segala dosa.
10. Wastur lanal ‘aurātī * wa āminir rau‘ātī.
Tutuplah aib kami * berikanlah rasa aman dalam ketakutan kami.
11. Waghfir li wālidīnā * rabbī wa maulūdīnā.
Ampunilah bapak dan emak kami * Tuhan kami, begitu juga (ampuni) anak-anak kami.
12. Wal ahli wal ikhwānī * wa sā’iril khillānī.
Dan juga keluarga, sanak saudara * dan segenap kaum kerabat.
13. Wa kulli dzī mahabbah * aw jīratin aw shuhbah.
Dan semua orang yang simpati * atau tetangga atau para sahabat.
14. Wal muslimīna ajma‘ * āmina rabbiyas ma‘.
Dan orang-orang Islam seluruhnya * terimalah Tuhanku, dengarkanlah.
15. Fadhlan wa jūdan mannā * lā bik tisābim minnā.
Keutamaan, kemurahan, dan anugerah * bukan karena amal usaha kami.
16. Bil mushthafar rasūli * nuhzhā bi kulli sūli.
(Tetapi) sebab berkat rasul pilihan * kami mendapatkan segala permintaan.
17. Shallā wa sallam rabbī * ‘alaihi ‘addal habbi.
Semoga rahmat dan salam sejahtera Tuhanku * tercurah kepadanya sebilangan biji-bijian.
18. Wal āli was shahbi * ‘idāda thasysyis suhbi.
Dan kepada keluarga dan sahabatnya * sebilangan rintik hujan dari awan.
19. Wal hamdu lil ilāhī * fil bad’i wat tanāhī.
Segala puji bagi Tuhan * pada permulaan dan penghabisan.
“Mukaddimah doa tersebut di atas, yaitu enam bait pertama disusun oleh KHM Syafi’i Hadzami…” (Ali Yahya, KHM Syafi’i Hadzami, Sumur yang Tak Pernah Kering, [Jakarta, Yayasan Al-Asyiratus Syafi’iyyah: 2012 M], cetakan ketiga, halaman 322).
Penyusunan enam bait pertama ini dalam rangka memenuhi permintaan Bapak Ismail dari Rawabelong, salah seorang jamaah majelis taklim KHM Syafi’i Hadzami. Doa ini dicantumkan tanpa terjemahan pada akhir buku KHM Syafi’i Hadzami: Sumur yang Tak Pernah Kering.
Doa ini pernah disalin secara utuh oleh M Nurul Kholisin pada 2002 M berikut terjemahannya. Salinan doa ini dilengkapi dengan terjemahan dan zikir tauhid yang selalu dibaca pada setiap akhir majelis taklim alm KHM Syafi’i Hadzami.
Tiga materi berupa doa penutup majelis, terjemahannya, dan zikir tauhid yang terdiri atas tiga lembar salinan fotokopian biasanya dibagikan pada majelis-majelis taklim tempat KHM Syafi’i Hadzami mengajar.
Doa ini masih dibaca hingga kini di majelis taklim tempat KHM Syafi’i Hadzami pernah mengajar yang kemudian diteruskan oleh para muridnya. Adapun teks doa di sini dilengkapi dengan teks transliterasi dan terjemahan baru. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Cerita Muhammad, Santri Programmer yang Raih Beasiswa Global dari Oracle
2
Prabowo Undang Sejumlah Tokoh sebagai Calon Menteri
3
Hari Santri, Ikuti Lomba Menulis Khutbah Jumat LDNU Tangsel, Ini Persyaratannya
4
Kemenag Adakan 6 Lomba Hari Santri 2024, Terbuka untuk Umum
5
Kemenag Pastikan Tidak Ada Larangan Menikah pada Hari Libur
6
Biografi KH Abdul Wahab Hasbullah Diluncurkan
Terkini
Lihat Semua