Hikmah

Tips Jitu Kiai Saifuddin Zuhri Taklukkan Murid Bandel

Sen, 27 Februari 2017 | 08:00 WIB

Tips Jitu Kiai Saifuddin Zuhri Taklukkan Murid Bandel

Tips Jitu Kiai Saifuddin Zuhri Taklukkan Murid Bandel

Sudah menjadi rahasia umum barangkali, di tiap kelas baik di sekolah umum maupun madrasah, ada saja anak bandel atau nakal, meski dalam batas-batas tertentu. Misalnya, suka membuat onar, mengganggu teman dan membuat gaduh. Hal ini, sedikit banyak, tentu mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas.

Menangani hal ini, ada berbagai cara yang dilakukan guru atau ustadz di kelas, mulai dari menghukum sampai mencibirnya sebagai contoh yang tidak baik untuk ditiru. Respon yang demikian ini, kadang tidak solutif. Alih-alih membuat sang anak berhenti, yang ada justru semakin bandel dan menjadi-jadi.

KH Saifuddin Zuhri (alm), selain sebagai tokoh pergerakan nasional, komandan milisi Islam Hizbullah dan mantan menteri agama RI, beliau juga dikenal sebagai pendidik. Dalam otobiografinya yang legendaris, Guruku Orang-orang dari Pesantren, ia banyak menceritakan pengalamannya dalam mendidik. Salah satu hal yang diungkapkan, adalah bagaimana cara seorang guru menangani murid yang bandel atau nakal.

“Anak yang bersangkutan dipanggil ke muka  kelas, diberi nasihat dan peringatan seperlunya. Atau menahan dia pada jam mengasoh (istirahat–red) untuk sekali lagi diberi nasihat dan peringatan. Atau dengan jalan aku panggil ke rumah. Aku tanyakan kepadanya, apakah cukup aku sendiri yang menasihati, atau biar aku serahkan kepada orang tuanya untuk dinasihati?” demikian tulis ayahanda Menag RI Lukman Hakim Saifuddin.

Tak hanya itu, jurnalis NU tersebut juga masih memberi opsi yang tak kalah jitu, dengan menulis sebagai berikut: “Ada lagi dengan cara lain. Anak itu aku dekatkan di hatiku. Aku panggil ke rumah untuk membantu pekerjaanku yang tidak ada hubungannya dengan sekolah. Misalnya aku ajak menyertai aku ke pasar membeli bibit tanaman dan dia kusuruh menemani aku menanam bibit itu di halaman rumahku. Pokoknya aku dekatkan dengan hatiku dan kuinsyafkan bahwa aku sangat sayang kepadanya,” tulisnya.

Dengan demikian, ungkap Kiai Saifudin, pada umumnya ia berhasil menjadikan anak yang bandel, nakal, menjadi redam. Meski begitu, imbuhnya, tidak bisa sekaligus, memerlukan sedikit waktu dan kesabaran.

Dalam teori dan buku-buku, hal ini biasanya dibahas dalam psikologi pendidikan. Bagi anda para ustadz ataupun guru yang memiliki murid bandel – selain dengan doa – ada  baiknya menerapkan saran, anjuran dan kiat dari tokoh NU ini. Secara empirik, beliau telah membuktikan keberhasilannya dalam menaklukkan anak-anak yang membandel. Semoga berhasil. (Ahmad Naufa KF)