Ilmu Tauhid

Dalil tentang Masih Hidupnya Nabi Isa dan Turunnya di Akhir Zaman

Sen, 10 September 2018 | 12:15 WIB

Allah ﷻ berfirman:
 
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
 
Artinya: "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur."
 
Surat Ali 'Imran ayat 144 ini adalah penegasan bahwa Nabi Muhammad itu tidak wafat sebagaimana anggapan kaum kafir dan kaum musyrik ketika konteks perang Uhud.
 
Sehingga ketika bicara tentang kewafatan para nabi maka tidak tepat menggunakan ayat ini. Justru ayat ini memakai bentuk pertanyaan, yakni “apakah jika beliau itu wafat atau terbunuh kalian akan berpaling?”
 
Menjadi nyata dan ternyata Rasulullah ketika itu masih hidup dan tidak wafat. Ini adalah penjelasan Allah yang melegakan umat Islam ketika itu. 
 
Kemudian bagaimana dengan makna ayat ini?
 
Syekh Fakhruddin ar-Razy dalam Tafsir al-Kabir, juz 9, halaman 21-22 menyatakan:
 
فيسخلوا كما خلوا
 
"Maka beliau Nabi Muhammad itu akan berlalu sebagaimana para rasul sebelumnya juga telah berlalu."
 
Syekh Fakhruddin juga menegaskan:
 
أنه تعالى بين فى آيات كثيرة أنه عليه السلام لا يقتل
 
"Sesungguhnya Allah menjelaskan dalam banyak ayat Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad itu tidak terbunuh."
 
Al-Hafidz Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat
 
 وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
 
menyampaikan riwayat bahwa ketika Rasulullah telah wafat, maka ayat ini dibacakan oleh Abu Bakar kepada Umar karena telah nyata bahwa Rasulullah sudah wafat.
 
Ibnu Katsir juga menyatakan bahwa dalam konteks perang Uhud dan Rasulullah belum wafat, maka turunlah ayat itu.
 
Ibn Katsir menafsiri ayat tersebut dengan menyatakan:
 
له أسوة بهم في الرسالة، وفي جواز القتل عليه
 
"Rasulullah itu sebagai teladan bagi para Rasul dalam hal kerasulan, dan bolehnya terjadi pembunuhan atas beliau."
 
Dalil tentang Masih Hidupnya Nabi Isa
 
1. QS Ali Imran (3): 55
 
إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ۖ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
 
Artinya: “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: ‘Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan diantaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya".
 
2. QS An-Nisa' (4): 157-158
 
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا. بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
 
Artinya: “Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
 
3. QS An-Nisa' (4): 159
 
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
 
Artinya: “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.”
 
4. QS Al-Maidah (5): 117
 
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلَّا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۚ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ ۖ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنْتَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
 
Artinya: “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.”
 
5. QS Az-Zukhruf (43): 61
 
وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ ۚ هَٰذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
 
Artinya: “Artinya: "Dan sungguh, dia (Isa) benar-benar menjadi pertanda akan datangnya kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (kiamat) itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.”
 
Berikut ini sebagian tafsir tentang Ali Imran (3): 55, riwayat Ibn Abbas dan Hasan al-Bashri:
 
 وأخرج إسحاق بن بشر، وابن عساكر، من طريق جويبر، عن الضحاك، عن ابن عباس في قوله (إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ)، يعنى: رافعك ثم متوفيك في آخر الزمان
 
Ayat innî mutawaffîka wa râfi‘uka bermakna "mengangkatmu, dan mewafatkanmu di akhir zaman." (Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir ad-Durrul Mantsur fit Tafsir bil Ma'tsur, juz 3, halaman 598)
 
 وقد ثبت الدليل أنه حي، وورد الخبر عن النبي"أنه سينزل ويقتل الدجال" ثم إنه يتوفاه بعد ذلك
 
"Sungguh telah tetap dalil bahwa sesungguhnya beliau (Nabi Isa Ibn Maryam) itu hidup. Ada suatu khabar yang telah sampai dari Nabi Muhammad, ‘Sesungguhnya ia Nabi Isa itu akan turun (ke bumi), dan membunuh dajjal’. Kemudian, sesungguhnya Allah akan mewafatkan Nabi Isa setelah itu.” (Syekh Fakhruddin ar-Razy, Tafsir al-Kabir/Mafatih al-Ghayb, juz 8, halaman, 74-78)
 
وأخرج ابن جرير، وابن أبى حاتم، من وجه آخر، عن الحسن فى قوله: (إني متوفيك): يعنى وفاة المنام، رفعه الله فى منامه. قال الحسن: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لليهود: إن عيسى لم يمت، وإنه راجع إليكم قبل يوم القيامة
 
"Maksudnya adalah kewafatan tidur, Allah membangkitkan Isa dalam tidur beliau. Imam Al-Hasan (al-Bashri, seorang ulama generasi tabi'in) berkata: Rasulullah bersabda kepada orang Yahudi: "Sesungguhnya Isa itu belum meninggal dunia, sesungguhnya beliau akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat."
 
(Al-Imam Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuthi, Tafsir Ad-Durrul Mantsur, juz 3, halaman 596)
 
Berikut ini tafsir Al-Maidah (5): 117 dari sejumlah ulama
 
وكنت عليهم شهيدا مادمت فيهم فلما توفيتني كنت انت الرقيب عليهم
 
Dr. Muhammad Hasan al-Hamshi dalam Al-Qur'an Karim Tafsir wa Bayan menafsiri "tawaffaytani" itu dengan:
 
اخذتني إليك وافيا برفعي إلى السماء حيا
 
"Engkau mengambilku kepada-Mu, secara sempurna, dengan mengangkatku ke langit dalam keadaan hidup."
 
Syekh Nawawi al-Bantani dalam Tafsir Munir menafsirkannya dengan:
 
رفعتني من بينهم إلى السماء
 
"Engkau mengangkatku dari antara mereka, ke langit."
 
Syekh Al-Wahidy dalam Tafsir Al-Wajiz menafsirkannya dengan:
 
قبضتني ورفعتني إليك أي إلى السماء
 
"Engkau mengambilku, dan mengangkatku kepada-Mu, maksudnya ke langit."
 
Kedua ulama tafsir ini menyatakan bahwa konteks ayat tersebut adalah firman Allah di hari kiamat.
 
Berikut ini penafsiran Ibn Abbas dan para ulama tentang Az-Zukhruf ayat 61:
 
Ketika menafsiri kalimat “la ‘ilmun lis sâ‘ah", Dr. Muhammad Hasan menyatakan:
 
علامة واضحة يعلم بها قرب الساعة
 
"Sesungguhnya Isa 'alaihis salam itu sebagai pertanda yang jelas, yang dengan pertanda itu akan diketahui dekatnya hari kiamat."
 
Syekh Nawawi juga menjelaskan tentang ayat itu
 
وإن عيسى لشرط من اشراط الساعة. والمعنى وإن نزول عيسى من السماء علامة على قرب الساعة
 
"Sesungguhnya Isa itu sungguh sebagai pertanda dari sebagian tanda-tanda kiamat. Dengan demikian maknanya adalah bahwa sesungguhnya turunnya Isa dari langit itu sebagai pertanda atas dekatnya hari kiamat."
 
Apakah contoh dari dua tafsir ini sesuai dengan tafsiran para ulama salaf, terutama generasi sahabat? Ternyata cocok.
 
1. Ibnu Abbas
 
قال: خروج عيسى عليه السلام قبل يوم القيامة
 
"Keluarnya Isa alaih salam, sebelum hari kiamat.”
 
Tafsir dari Ibn Abbas ini antara lain disebutkan oleh Imam Ibn Jarir at-Thabari, Imam at-Thabarany, dan Al-Haitsami.
 
2. Hasan Bashri
 
  قال: نزول عيسى
 
"Turunnya Isa."
 
3. Qatadah
 
قال: نزول عيسى عليه السلام علم للساعة
 
"Turunnya Isa adalah pertanda kiamat."
 
Tegasnya, Ibn Katsir dalam "Tafsir Al-Quran al-Adzim", jilid 7 halaman 236 menyatakan sebagai berikut:
 
وهكذا روي عن ابي هريرة وابن عباس، وأبى العالية، وأبى مالك، وعكرمة، والحسن، وقتادة، والضحاك، وغيرهم
 
“Demikianlah (bahwa 'âyatun lis-sâ‘ah' itu adalah dengan keluarnya Isa Ibn Maryam sebelum hari kiamat) diriwayatkan dari Abi Hurairah, Abdullah ibn Abbas, Abi al-'Aliyah, Abi Malik, 'Ikrimah, Al-Hasan al-Bashri, Qatadah, ad-Dhahak, dan selainnya.
 
Lebih lanjut Ibn Katsir menyatakan,
 
وقد تواترت الأحاديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم، أنه أخبر بنزول عيسى ابن مريم عليه السلام، قبل يوم القيامة اماما عادلا، وحكما مقسطا
 
"Sungguh telah mutawatir hadits-hadits dari Rasulullah Muhammad bahwa beliau sungguh mengabarkan tentang turunnya Isa Ibn Maryam sebelum hari kiamat sebagai imam yang adil dan hakim yang adil."
 
 
Yusuf Suharto, anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur