Ilmu Tauhid

Mitos Syawal sebagai Bulan Sial

Senin, 24 April 2023 | 12:00 WIB

Mitos Syawal sebagai Bulan Sial

Bulan Syawal (Ilustrasi: NU Online)

Selain menjadi kesempatan mudik dan ajang silaturahmi, bulan Syawal juga menjadi momentum emas untuk merintis kesuksesan. 


Dulu di masa Jahiliyah orang Arab mempercayai mitos Syawal sebagai bulan kesialan. Karenanya orang Arab Jahiliyah sangat menghindari memberlangsungkan akad nikah di bulan Syawal. Khawatir pernikahan yang dilangsungkan di bulan Syawal akan membawa kesialan bagi suami istri di hari kemudian.


Tapi mitos kesialan atau dalam tradisi keilmuan Islam disebut sebagai tathayyur (mempercayai tanda keburukan) ini kemudian dihapus dengan kedatangan Islam melalui pernikahan Nabi Muhammad saw dengan Sayyidah Aisyah yang juga berlangsung di bulan Syawal. 


Apakah pernikahan di bulan Syawal itu mendatangkan kesialan bagi Nabi Muhammad saw dan Sayyidah Aisyah? Ternyata tidak. Justru keberkahan selalu menaungi pernikahan mereka.


Dalam hal ini Sayyidah Aisyah mengatakan:


تزوجني رسول الله صلى الله عليه وسلم في شوال وبنى بي في شوال. فأي نساء رسول الله صلى الله عليه وسلم كان أحظى عنده مني


Artinya, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku pada bulan Syawal dan mengadakan malam pertama denganku pada bulan Syawal. Lalu istri Rasulullah mana yang lebih beruntung ketimbang diriku di sisi beliau?” (HR Muslim). 


Merujuk penjelasan Imam An-Nawawi, Sayyidah Aisyah mengatakan demikian itu untuk menentang mitos yang berkembang di tengah-tengah masyarakat Jahiliah Arab bahwa bulan Syawal adalah bulan kesialan dan nekat menikah di bulan Syawal akan mendatangkan kesialan. (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, juz IX, halaman 552).


Karenanya bulan Syawal tidak semestinya dipercaya sebagai bulan kesialan. Justru sebaliknya bulan Syawal terbukti membawa keberkahan. 


Keberkahan bulan Syawal ini pun tidak terbatas pada pernikahan saja, tapi juga dalam segala kebaikan. Baik dalam urusan pekerjaan, bisnis atau karir, ataupun urusan baik lainnya. 


Karenanya ketika kegiatan lebaran usai dalam satu dua minggu ini, semestinya orang semakin semangat untuk merintis kesuksesan dari titik awal bulan Syawal, bulan penuh berkah.


Bila orang sudah punya rencana-rencana baik seusai lebaran, rencana bisnis baru, rencana melanjutkan pendidikan, rencana menikah dan lain sebagainya, maka tak perlu menunggu-nunggu terlalu lama. Sekira planning sudah dibuat secara rapi, hitungan-hitungan sudah secara cermat dilakukan, segera eksekusi dan beraksi secara nyata untuk mewujudkan. 


Bersegera mewujudkan kebaikan adalah kesunnahan tersendiri yang membawa berkah dan pahala, sebagaimana diteladankan oleh Nabi Muhammad saw.


Ustadz Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online dan Founder Aswaja Muda.