Katib Aam PBNU Jelaskan Kunci Raih Haji Mabrur
NU Online ยท Senin, 2 Juni 2025 | 06:25 WIB

Katib Aam PBNU, KH Akhmad Said Asrori di Makkah, Ahad (1/6/2025) usai melakukan visitasi dan edukasi kepada jamaah haji menjelang Armuzna. (Foto: NU Online/Patoni)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Haji mabrur atau haji yang diridhai dan diterima oleh Allah SWT ialah dambaan seluruh umat Islam yang tengah menunaikan ibadah haji. Predikat haji mabrur tergantung ikhtiar baik yang dilakukan oleh seorang jamaah haji, baik selama berada di Tanah Suci maupun ketika sudah pulang ke Tanah Air.
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori sejumlah ikhtiar yang bisa dilakukan oleh jamaah haji untuk mendapatkan predikat haji mabrur.
"Untuk mendapatkan Haji Mabur itu tidak sulit, gampang. Yang pertama adalah memenuhi syarat rukunnya," kata Kiai Akhmad Said Asrori, Ahad (1/6/2025) di Makkah, Arab Saudi.
Menurut anggota Amirulhaj Indonesia tahun 2025 itu, syarat dan rukun dipelajari dan dipraktikkan pada saat manasik haji.
Ia menjelaskan bahwa rukun dalam ibadah haji berbeda dengan wajib haji. Kalau rukun itu tidak boleh ditinggalkan. Kalau wajib boleh ditinggalkan dengan syarat jamaah haji harus mengganti dengan dam.
Kedua, Kiai Akhmad Said Asrori menegaskan bahwa untuk meraih kemabruran, jamaah haji harus bersyukur telah berada di Tanah Suci untuk memenuhi panggilan Allah Swt.
Karena, menurutnya, ibadah haji ini merupakan nikmat yang luar biasa. "Banyak saudara kita itu sudah daftar nanti berangkatnya tahun 2057. Kalau hari ini umurnya sudah 60, 2057 berapa tahun lagi itu? Maka panjenengan harus bersyukur," ujarny.
Cara bersyukurnya, lanjut Kiai Akhmad Said Asrori, ialah jamaah perlu memperhatikan semua aturan-aturan dan syarat-syarat yang berlaku di Arab Saudi.
"Panjenengan berangkat ini harus bahagia. Tidak boleh susah, tidak boleh sedih. Kalaupun Panjenengan sakit, jangan bersedih. Karena sakit hakikatnya adalah kafaratuzย dzunub (penghapus dosa)," ucapnya.
Menurut Kiai Akhmad Said Asrori, bahagia merupakan modal sehat. Energi yang keluar, kata dia, akan menjadi energi yang positif.
Ketiga, jangan banyak mengeluh. Tidak boleh mengeluh walaupun susah dan berat. Ridho dengan apa yang jamaah haji hadapi dan alami.
Keempat, hindari pertentangan. Kiai Akhmadi Said Asrori mengatakan, jangan sampai ada pertentangan antara Karom, Ketua Regu dan Regunya, antara jamaah haji semua.
Tidak boleh ada pertentangan. Ini harus diperhatikan. Tidak boleh ada rasan-rasan (ghibah). Tidak boleh terlalu banyak, mengomentari orang lain. Ini dihindari semua," katanya.
Kelima, keinginan menolong orang lain. Jadi kalau ada teman, sahabat, dan ada orang tua yang butuh pertolongan, atau tidak butuh tapi ini orang layak ditolong segera tolong. Kalau ada sahabat yang memang dia butuh pertolongan, segera ditolong.
"Insyaallah nanti akan muncul dan turun pertolongan Allah, sehingga haji kita semua adalah haji yang Rasulullah janjikan, al-hajjul mabrur laisalahu jaza'un ilal jannah," jelas Kiai Akhmad Said Asrori.
ย
Terpopuler
1
Laksanakan Puasa Tarwiyah Lusa, Berikut Dalil, Niat, dan Faedahnya
2
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Kronologi 3 WNI Tertangkap di Gurun Pasir Hendak Masuk Makkah, 1 Orang Meninggal
6
Alasan Tanggal 11-13 Dzulhijjah Disebut Hari Tasyrik dan Haram Berpuasa
Terkini
Lihat Semua