Khutbah

Khutbah Jumat: Jaga Lisan, Jangan Mencaci!

NU Online  ยท  Kamis, 26 November 2020 | 05:30 WIB

Khutbah Jumat: Jaga Lisan, Jangan Mencaci!

Khutbah Jumat mesti menjadi momentum mendisiplinkan lisan kita dari perkataan tercela.

Khutbah Jumat kali ini mengangkat tema tentang perlunya seseorang menjaga diri dari kemaksiatan lisan. Para pendengar khutbah Jumat diharapkan memahami tentang etika berujar sebagai bagian yang menentukan kualitas iman seseorang.


Momentum khutbah Jumat adalah saat penting mengingatkan umat Islam tentang akhlak berbicara, etika bermedia sosial, dan pesan-pesan takwa lainnya.ย 


Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini. Berikut contoh teks khutbah Jumat tentang menjaga lidah berjudul "Jaga Lisan, Jangan Mencaci!". Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I


ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ู…ูŽูˆู’ุฌููˆู’ุฏู ุฃูŽุฒูŽู„ู‹ุง ูˆูŽุฃูŽุจูŽุฏู‹ุง ุจูู„ูŽุง ู…ูŽูƒูŽุงู†ูุŒ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฃูŽุชูŽู…ู‘ูŽุงู†ู ุงู„ู’ุฃูŽูƒู’ู…ูŽู„ูŽุงู†ูุŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุณูŽูŠูู‘ุฏู ูˆูŽู„ูŽุฏู ุนูŽุฏู’ู†ูŽุงู†ูŽุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูุŒ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุŒ ู„ูŽุง ู†ูŽุจููŠู‘ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู. ู€
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู‘ู ุงู„ู’ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑู ุงู„ู’ู‚ูŽุงุฆูู„ู ูููŠู’ ู…ูุญู’ูƒูŽู…ู ูƒูุชูŽุงุจูู‡ู: ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูุคู’ุฐููˆู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุจูุบูŽูŠู’ุฑู ู…ูŽุง ุงูƒู’ุชูŽุณูŽุจููˆุง ููŽู‚ูŽุฏู ุงุญู’ุชูŽู…ูŽู„ููˆุง ุจูู‡ู’ุชูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽุฅูุซู’ู…ู‹ุง ู…ูุจููŠู†ู‹ุง (ุงู„ุฃุญุฒุงุจ: ูฅูจ)


Maโ€™asyiral muslimin rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa taโ€™ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.


Kaum Muslimin yang berbahagia,

Di antara maksiat lisan adalah mencaci seorang Muslim, melaknatnya, melecehkannya, dan mengatakan setiap perkataan yang menyakiti hatinya tanpa ada sabab syarโ€™i (alasan yang dibenarkan oleh syariat).


Baginda Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:


ุณูุจูŽุงุจู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ู ููุณููˆู’ู‚ูŒ (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑููŠู‘ู)


Maknanya: โ€œMencaci seorang Muslim adalah kefasikanโ€ (HR al-Bukhari).


Hadits ini menyebut perbuatan mencaci seorang Muslim sebagai kefasikan karena ia tergolong dosa besar.


Sedangkan melaknat artinya adalah mencaci orang lain serta ย mendoakannya agar dijauhkan dari kebaikan dan rahmat Allah. Seperti mengatakan: Semoga Allah melaknatmu, semoga laknat Allah menimpamu, engkau terlaknat, atau engkau termasuk orang yang pantas mendapat laknat Allah. Melaknat seorang Muslim hukumnya dosa besar.ย 


Baginda Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam dengan tegas menyatakan:


ู„ูŽุนู’ู†ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ูƒูŽู‚ูŽุชู’ู„ูู‡ู (ู…ูุชู‘ูŽููŽู‚ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู)


Maknanya: โ€œMelaknat seorang Mukmin serupa dengan membunuhnyaโ€ (Muttafaqun โ€˜alaih).


Mencaci dan melaknat saudara sesama Muslim bukanlah sifat seseorang Mukmin yang sempurna imannya sebagaimana ditegaskan Baginda Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam:


ู„ูŽูŠู’ุณูŽ ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ุทู‘ูŽุนู‘ูŽุงู†ู ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ู„ู‘ูŽุนู‘ูŽุงู†ู ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ููŽุงุญูุดู ูˆูŽู„ูŽุง ุงู„ุจูŽุฐููŠู’ุกู (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุฃูŽุญู’ู…ูŽุฏู ูˆูŽุงู„ุชูู‘ุฑู’ู…ูุฐููŠู‘ู ูˆูŽุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูู…ูŽุง)


Maknanya: โ€œSeorang Mukmin yang sempurna imannya bukanlah seorang pencaci, pelaknat, bukan pula orang yang berkata keji dan kotorโ€ (HR Ahmad, at-Tirmidzi, dan lain-lain).


Bahkan dalam hadits lain, Baginda Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam dengan tegas bersabda:


ุฅูู†ู‘ูŽ ุดูŽุฑู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ู…ูŽู†ู’ ุชูŽุฑูŽูƒูŽู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฃูŽูˆู’ ูˆูŽุฏูŽุนูŽู‡ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงุชูู‘ู‚ูŽุงุกูŽ ููุญู’ุดูู‡ู (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ู’ุจูุฎูŽุงุฑููŠู‘ู)


Maknanya: โ€œSesungguhnya termasuk manusia yang paling buruk adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena takut akan perkataan keji dan kotornyaโ€ (HR al-Bukhari).


Sebaliknya, Mukmin yang baik adalah seorang mukmin yang orang lain selamat dari gangguan lidah dan tangannya. Baginda Nabi shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:


ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ู ู…ูŽู†ู’ ุณูŽู„ูู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ู„ูุณูŽุงู†ูู‡ู ูˆูŽูŠูŽุฏูู‡ู (ู…ูุชู‘ูŽููŽู‚ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู)


Maknanya: โ€œMuslim yang sempurna imannya adalah seseorang yang orang Muslim lainnya selamat dari gangguan lidah dan tangannyaโ€ (Muttafaqun โ€˜alaih).


Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Oleh karena itulah, mari kita jaga lidah kita. Jangan sampai menjadi sumber bencana bagi diri kita sendiri maupun orang lain. Lidah bisa menjadi bencana bagi diri sendiri, karena jika tidak hati-hati, ucapan-ucapan yang haram dan mengandung dosa akan meluncur dari lidah kita. Imam al-Ghazali menuturkan: โ€œLidah adalah nikmat yang agung. Bentuknya kecil. Tapi akibat yang ditimbulkannya bisa sangat besar.โ€ย 


Hadirin. Dengan sebab lidah, seorang anak bisa bertengkar dengan kedua orang tuanya. Dengan sebab lidah, bisa terjadi perceraian antara suami istri. Dengan sebab lidah, kerusuhan dan huru-hara dapat meletus di mana-mana dan meluas ke mana-mana. Dengan sebab lidah, seseorang bisa membunuh teman atau tetangganya. Dengan sebab lidah, bisa saja terjadi kekacauan yang memporak-porandakan seluruh penjuru negeri. Dan dengan sebab lidah, bisa jadi kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi keutuhan sebuah negara, yaitu persatuan dan kesatuan.


Sangat benar apa yang disabdakan Baginda Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam:


ู…ูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูุคู’ู…ูู†ู ุจูุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุงู„ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ุขุฎูุฑู ููŽู„ู’ูŠูŽู‚ูู„ู’ ุฎูŽูŠู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู„ููŠูŽุตู’ู…ูุชู’ (ู…ูุชู‘ูŽููŽู‚ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู)


Maknanya: โ€œBarang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diamโ€ (Muttafaqun โ€˜alaih).


Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Suatu ketika, sahabat Abdullah bin Masโ€™ud radliyallahu โ€˜anhu mendaki gunung Shafa. Setelah tiba di puncaknya, beliau memegang lidahnya sembari berucap: โ€œWahai lidah, ucapkanlah perkataan yang baik niscaya engkau beruntung. Diamlah dari perkataan yang buruk niscaya engkau selamat. Lakukanlah itu sebelum engkau menyesal. Sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam bersabda:


ุฃูŽูƒู’ุซูŽู€ุฑู ุฎูŽุทูŽุงูŠูŽุง ุงุจู’ู†ู ุขุฏูŽู…ูŽ ู…ูู†ู’ ู„ูุณูŽุงู†ูู‡ู (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ุทู‘ูŽุจูŽุฑูŽุงู†ููŠู‘ู)


Maknanya: โ€œSebagian besar dosa dan kesalahan manusia itu bersumber dari lidahnyaโ€ (HR ath-Thabarani).


Sahabat Nabi yang lain, Muโ€™adz bin Jabal radliyallahu โ€˜anhu suatu ketika bertanya kepada Baginda Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam: โ€œApakah kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang kita bicarakan?โ€ Rasulullah shallallahu โ€˜alaihi wa sallam lalu bertanya balik:


ูˆูŽู‡ูŽู„ู’ ูŠูŽูƒูุจู‘ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ูููŠู’ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู ุนูŽู„ูŽู‰ ูˆูุฌููˆู’ู‡ูู‡ูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽู†ูŽุงุฎูุฑูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุญูŽุตูŽุงุฆูุฏู ุฃูŽู„ู’ุณูู†ูŽุชูู‡ูู…ู’ุŸ (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ุชูู‘ู€ุฑู’ู…ูุฐููŠู‘ู)


Maknanya: โ€œAdakah sesuatu yang menjerumuskan manusia ke neraka lebih banyak daripada perkataan yang diucapkan lidah-lidah mereka?โ€ (HR at-Tirmidzi).


Baginda Nabi juga menasihatkan:


ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุฒูŽู„ู’ ุณูŽุงู„ูู…ู‹ุง ู…ูŽุง ุณูŽูƒูŽุชู‘ูŽ ููŽุฅูุฐูŽุง ุชูŽูƒูŽู„ู‘ูŽู…ู’ุชูŽ ูƒูุชูุจูŽ ู„ูŽูƒูŽ ุฃูŽูˆู’ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ (ุฑูŽูˆูŽุงู‡ู ุงู„ุทู‘ูŽุจูŽุฑูŽุงู†ููŠู‘ู)


Maknanya: โ€œSesungguhnya engkau senantiasa selamat selagi diam, namun jika engkau telah berbicara, maka ucapanmu akan bermanfaat bagimu atau membahayakanmuโ€ (HR ath-Thabarani).

ย 
Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dalam sebuah peribahasa dikatakan: โ€œTerlongsong perahu boleh balik, terlongsong cakap tak boleh balik.โ€ Artinya perkataan yang tajam kerap kali menjadikan celaka diri dan tidak dapat ditarik kembali. Sebab itu jika orang hendak berucap, hendaklah dipikirkan lebih dahulu. Sangat penting bagi kita untuk berpikir sebelum berucap. Berpikir sebelum berkomentar. Berpikir sebelum menulis di medsos. Tulisan adalah salah satu dari dua lisan kita.ย 


Jika baik dan bermanfaat, kita katakan atau kita tulis. Jika tidak ada manfaatnya atau bahkan berpotensi menimbulkan keburukan, kekacauan dan kesalahpahaman, maka lebih baik diam. Jika ada manfaat di satu sisi, namun ada pula mudaratnya di sisi yang lain, maka kita mengikuti prinsip: mencegah mafsadah lebih didahulukan daripada menarik maslahah. Saring sebelum sharing. Tidak setiap yang terpikir, kita ucapkan. Tidak setiap kejadian kita komentari. Jangan mengomentari sesuatu yang kita tidak ada ilmu tentangnya. Alih-alih komentar kita menyelesaikan masalah, justru malah menambah dan memperuncing masalah.


Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,

Menjelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang, marilah kita jaga persatuan dan kesatuan. Jangan beri peluang sedikit pun kepada para pengadu domba untuk menceraiberaikan kita. Tahan setiap ucapan atau komentar yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan. Beda pilihan boleh. Asalkan jangan saling memaki. Beda pendapat boleh. Asalkan jangan saling membenci. Kritikan boleh disampaikan. Asalkan tetap menjaga kesantunan dan kesopanan. Jauhkan lisan kita dari sumpah serapah, mencaci, memaki, mencela, menista, mengejek, melaknat, mengutuk, menghina, mengolok-olok, melecehkan, merendahkan, mencibir, mencemooh, menjelekkan, menghasut, menggunjing, mengadu domba dan memfitnah.


Ingat, setiap apa yang kita ucapkan, lakukan dan yakini akan kita pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Allah taโ€™ala berfirman:


ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุชูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุฃูŽู„ู’ุณูู†ูŽุชูู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽูŠู’ุฏููŠู‡ูู…ู’ ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุฌูู„ูู‡ูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ููˆุง ูŠูŽุนู’ู…ูŽู„ููˆู†ูŽ (ุงู„ู†ูˆุฑ: ูขูค)


Maknanya: โ€œPada hari (ketika) lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakanโ€ (QS an-Nur: 24)ย 


Maโ€™asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.


ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽูˆู’ู„ููŠู’ ู‡ูฐุฐูŽุง ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ุŒ ููŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู.


Khutbah II


ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ูˆูŽูƒูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูุตูŽู„ูู‘ูŠู’ ูˆูŽุฃูุณูŽู„ูู‘ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุงู„ู’ู…ูุตู’ุทูŽููŽู‰ุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ูˆูŽููŽุง. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ู‘ูŽุง ุฅูู„ู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุณูŽูŠูู‘ุฏูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู.ู€
ย ย ย  ย ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุŒ ููŽูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠู’ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽุงุนู’ู„ูŽู…ููˆู’ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุฃูŽู…ู’ุฑู ุนูŽุธููŠู’ู…ูุŒ ุฃูŽู…ูŽุฑูŽูƒูู…ู’ ุจูุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ูˆูŽุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู†ูŽุจููŠูู‘ู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูุŒ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ู‹ุงุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุณูŽูŠูู‘ุฏูู†ูŽุง ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽุŒ ูููŠู’ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุงู„ู„ู‡ู… ุงุฏู’ููŽุนู’ ุนูŽู†ู‘ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุบูŽู„ูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ูˆูŽุจูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุงุกูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑูŽ ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠูŽ ูˆูŽุงู„ุณู‘ููŠููˆู’ููŽ ุงู„ู’ู…ูุฎู’ุชูŽู„ูููŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ุดู‘ูŽุฏูŽุงุฆูุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุญูŽู†ูŽุŒ ู…ูŽุง ุธูŽู‡ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽุง ุจูŽุทูŽู†ูŽุŒ ู…ูู†ู’ ุจูŽู„ูŽุฏูู†ูŽุง ู‡ูŽุฐูŽุง ุฎูŽุงุตู‘ูŽุฉู‹ ูˆูŽู…ูู†ู’ ุจูู„ู’ุฏูŽุงู†ู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุนูŽุงู…ู‘ูŽุฉู‹ุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ูƒูู„ูู‘ ุดูŽูŠู’ุกู ู‚ูŽุฏููŠู’ุฑูŒ
ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฅู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู’ุฅุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠู’ุชูŽุงุกู ุฐููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ููŽุญู’ุดูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ู’ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ุจูŽุบู’ูŠูุŒ ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู.ู€


Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto

ย 


Baca juga naskah khutbah Jumat berikut ini:

ย