Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
NU Online · Kamis, 12 Juni 2025 | 21:30 WIB
Muhaimin Yasin
Kolomnis
Kehidupan modern dengan segala kesibukannya seringkali membuat ibadah harian menjadi terlalaikan, dilakukan sekedarnya saja, atau bahkan dilupakan. Padahal, dalam Islam, ibadah bukan hanya sebuah ritual kewajiban, tetapi juga sumber kekuatan rohani yang dapat mendorong kita untuk mendapatkan kesuksesan di dunia dan akhirat.
Naskah Khutbah Jumat dengan judul, “Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan”, Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْـحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي خَلَقَ الْخَلْقَ لِيَعْبُدُوْهُ، وَأَمَرَهُمْ فِي كُلِّ حَالٍ أَنْ يَذْكُرُوْهُ،نَحْمَدُهُ وُ نَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ، وَنَسْتَغْفِرُهُ عَلَى تَقْصِيْرِنَا فِي حَقِّهِ. وَنَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً نُوَقِّنُ بِهَا الْفَوْزَ وَالنَّجَاةَ، وَنَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَاعِيَ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ وَالطُّمَأْنِيْنَةِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أُوْصِيْكُمْ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، وَقَدْ قَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada kita semua. Dengan rahmat-Nya, kita senantiasa diberi kesehatan, semangat untuk berkarya, serta rezeki yang dapat kita manfaatkan untuk kebutuhan diri dan keluarga tercinta.
Shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan mulia yang telah mengajarkan cara menjalani kehidupan penuh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Semoga shalawat dan salam juga tercurah kepada keluarga, para sahabat, serta seluruh umatnya yang beriman, dan semoga rahmat Allah senantiasa menyertai mereka dan kita semua.
Saya mengajak diri sendiri dan hadirin sekalian untuk terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan ketakwaan yang sejati. Semoga kita senantiasa berada dalam keimanan hingga akhir hayat, sebagaimana wasiat Allah dalam Al-Qur’an, surah Ali Imran ayat 102
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Pada momen ibadah Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita sejenak merenungkan realitas kehidupan sehari-hari. Sering kali, kesibukan duniawi membuat kita lalai dalam menunaikan kewajiban ibadah kepada Allah SWT. Tumpukan pekerjaan, rutinitas yang terikat waktu, serta tekanan dari berbagai tanggung jawab dunia, acap menjadi alasan untuk menunda, bahkan mengabaikan ibadah yang telah diwajibkan.
Padahal, Allah SWT telah menegaskan dengan jelas bahwa tujuan penciptaan kita di dunia ini semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman-Nya di Al-Qur’an, surah Adz-Dzariyat ayat 56:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitab Mafatihul Ghaib (jilid 28, halaman 192) menjelaskan bahwa Surah Adz-Dzariyat ayat 56 memiliki keterkaitan erat dengan ayat sebelumnya, yaitu ayat 55, yang menegaskan bahwa dzikir kepada Allah membawa manfaat besar bagi orang-orang beriman. Dalam tafsirnya, beliau memaparkan bahwa hakikat penciptaan manusia sesungguhnya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Segala upaya yang dikerahkan untuk mengejar cita-cita duniawi, pada akhirnya akan sirna ditelan zaman. Beliau menegaskan:
وَهُوَ أَنَّ الْخَلْقَ لَيْسَ إِلَّا لِلْعِبَادَةِ، فَالْمَقْصُودُ مِنْ إِيجَادِ الْإِنْسَانِ الْعِبَادَةُ فَذَكِّرْهُمْ بِهِ وَأَعْلِمْهُمْ أَنَّ كُلَّ مَا عَدَاهُ تَضْيِيعٌ لِلزَّمَانِ
Artinya: “Yakni, bahwasanya penciptaan manusia tiada lain kecuali bertujuan untuk ibadah (kepada Allah). Maksudnya adalah bahwa ibadah-lah yang menjadi alasan diciptakannya manusia. Maka ingatkanlah mereka dengan perkara ibadah tersebut. Ajarkan pula mereka, bahwa sungguh apa yang mereka cari atau kejar (di dunia), suatu saat akan lenyap oleh masa.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Untuk memenuhi tujuan penciptaan kita di alam semesta ini, kita harus senantiasa memperhatikan dan menjaga ibadah sehari-hari. Baik itu ibadah wajib, seperti menunaikan shalat dan berbakti kepada orang tua, maupun ibadah sunnah, seperti bersedekah, melaksanakan shalat sunnah pada waktu-waktu tertentu, serta berdzikir di pagi dan petang.
Agama tidak melarang kita untuk mengejar cita-cita duniawi. Namun, dalam perjuangan meraihnya, kita wajib tetap memprioritaskan kewajiban ibadah sebagai wujud mengingat Allah sebagai Tuhan. Dalam hal ini, Allah SWT mengingatkan kaum beriman agar tidak lalai mengingat-Nya karena tersibukkan oleh urusan dunia. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an, surah Al-Munafiqun ayat 9:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُلْهِكُمْ اَمْوَالُكُمْ وَلَآ اَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللّٰهِ ۚوَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu membuatmu lalai dari mengingat Allah. Siapa saja yang berbuat demikian, mereka itulah orang-orang yang merugi.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Untuk membuktikan kesadaran kita akan tujuan penciptaan, yaitu semata-mata beribadah kepada Allah, maka betapa pun padatnya kesibukan, baik urusan pekerjaan, tanggung jawab sebagai kepala keluarga, atau lainnya, kita harus bertekad mendahulukan ibadah. Utamanya adalah ibadah wajib yang menjadi rutinitas harian, seperti shalat. Sayangnya, masih banyak di antara kita yang lalai, bahkan melupakan shalat lima waktu karena terlena oleh kesibukan duniawi.
Mengejar kebutuhan dan ambisi duniawi tidak dilarang dalam Islam. Namun, kita harus menyadari bahwa hakikat penciptaan kita adalah untuk beribadah kepada Allah. Bukti kesadaran itu terletak pada upaya kita meningkatkan kualitas ibadah, terutama shalat. Sebab, kualitas shalat menjadi penentu diterimanya segala amal perbuatan kita di dunia. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Hurairah:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
Artinya: “Sesungguhnya amal ibadah seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik (kualitasnya), maka ia akan beruntung dan sukses. Namun, jika shalatnya buruk, maka ia akan gagal dan merugi." (HR. Tirmidzi)
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah,
Oleh karena itu, sesibuk apapun aktivitas harian kita, jangan pernah lupa bahwa kita hadir di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah. Memenuhi kebutuhan dan ambisi itu boleh, namun jangan pernah lupa untuk beribadah. Terutama, kita harus menjaga kualitas shalat, niscaya kita akan menjadi orang yang sukses baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin ya Rabbal’alamin.
بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ وَالْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
5
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
6
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
Terkini
Lihat Semua