Khutbah

Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah

NU Online  ·  Kamis, 7 Agustus 2025 | 17:00 WIB

Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah

Ilustrasi bekerja. (Foto: NU Online)

Saat ini umat manusia hidup di zaman yang serba cepat dan kompetitif. Bahkan sebagian orang ada yang bekerja seharian mulai dari pagi hingga pulang pada malam hari dalam rangka berjuang mencari nafkah demi keluarga. Setiap gerak yang dilakukan di dunia, termasuk bekerja, mestinya diiringi dengan niat beribadah kepada Allah Swt.

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ ِللهِ، الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. 

 

Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin. 

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Saat ini umat manusia hidup di zaman yang serba cepat dan kompetitif. Bahkan sebagian orang ada yang bekerja seharian mulai dari pagi hingga pulang pada malam hari dalam rangka berjuang mencari nafkah demi keluarga. Lalu apakah hal tersebut hanya bernilai kosong di mata Allah Swt?.

 

Dalam Islam, semua gerak manusia yang bernilai positif, termasuk bekerja, mestinya diiringi dengan niat beribadah kepada Allah Swt karena hal itu akan bernilai pahala. Terlebih Allah Swt telah memerintahkan kepada umat manusia untuk mencari rezeki yang baik agar kemudian digunakan untuk beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 17:

 

فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللّٰهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهٗۗ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

 

Artinya: “Maka, mintalah rezeki dari sisi Allah, sembahlah Dia, dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. 

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Pada ayat di atas dijelaskan bahwa Allah Swt memberikan perintah kepada umat manusia untuk mencari rezeki dari sisi-Nya, dalam artian bekerja untuk mencari rezeki dengan niat karena Allah Swt. Selain itu, Allah Swt juga memerintahkan agar selalu beribadah kepada-Nya dan bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. 

 

Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Tafsir Marah Labid juz II hal 213 menjelaskan:

 

فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ أي فَاطْلُبُوْا مِنَ اللهِ تَعَالَى كُلَّ الرِّزْقِ وَاعْبُدُوهُ لِكَوْنِهِ مُسْتَحَقًّا لِلْعِبَادَةِ لِذَاتِهِ، وَاشْكُرُوا لَهُ لِكَوْنِهِ سَابِقَ النِّعَمِ بِالْخَلْقِ وَمُعْطِي النِّعَمِ بِالرِّزْقِ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ, فَيُرْجَى الْخَيْرُ مِنْهُ لَا مِنْ غَيْرِهِ

 

Artinya: “Maka mintalah rezeki dari sisi Allah, yakni mintalah segala rezeki kepada-Nya, sembahlah Allah, sebab hanya Allah yang layak disembah, dan bersyukurlah kepada Allah sebab Dia Dzat yang menciptakan kenikmatan bagi makhluk dan memberikan kenikmatan berupa rezeki. Hanya kepada-Nya kamu akan dikembalikan, maka hanya kepada-Nya pula kebaikan diharapkan”.

 

Dari penjelasan Syekh Nawawi di atas, setidaknya ada 3 komponen dasar perintah Allah Swt yang dapat diambil dari petikan surat Al-Ankabut ayat 17 yaitu pertama perintah mencari rezeki, kedua beribadah dan bersyukur, ketiga diniatkan karena Allah. 

 

Dalam hal ini, ayat ini memberikan penegasan bahwa mencari rezeki yang diniatkan karena Allah akan bernilai pahala di sisi-Nya, dalam bentuk apa pun pekerjaannya. Sebab Allah tidak membeda-bedakan pekerjaan yang dilakukan oleh umat manusia. Bekerja sebagai petani, buruh, pedagang kecil, atau driver, selama itu halal dan diniatkan karena Allah, maka akan bernilai ibadah. Selain diniatkan karena Allah, dalam bekerja juga tentunya harus dilakukan dengan profesional dan dilakukan sebaik mungkin. 

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Dalam ayat lain, Allah Swt juga memberikan penegasan bahwa mencari rezeki adalah bagian dari perintah-Nya kepada umat manusia dan akan bernilai pahala jika diniatkan untuk mencari ridha-Nya. Allah berfirman dalam surat Al-Mulk ayat 15:

 

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهٖۗ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

 

Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan. Maka, jelajahilah segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

 

Imam An-Nasafi dalam tafsirnya, Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil juz III hal 514 menjelaskan bahwa Allah menjadikan muka bumi sebagai tempat untuk umat manusia dapat mensyukuri nikmat-Nya melalui mencari rezeki dan makan dari hasil rezeki yang telah diberikan oleh Allah Swt. Selanjutnya, saat tiba waktunya nanti akan dikembalikan kepada Allah, Dia juga akan menanyakan apakah manusia sempat bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan?

 

هُوَ الذى جَعَلَ لَكُمُ الأَرْضَ ذَلُوْلاً} لِيْنَةً سُهْلَةً مُذَلَّلَةً لَا تُمْنَعُ الْمَشْيُ فِيْهَا {فَامْشُوْا فِي مَنَاكِبِهَا} جَوَابُهَا اسْتِدْلَالًا اسْتِرْزَاقًا أَوْ جِبَالِهَا أَوْ طُرُقِهَا {وَكُلُواْ مِن رّزْقِهِ} أيْ مِنْ رِزْقِ اللهِ فِيْهَا {وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ} أيْ وَإِلَيْهِ نُشُوْرُكُمْ فَهُوَ سَائِلُكُمْ عَنْ شُكْرِ مَا أَنْعَمَ بِهَ عَلَيْكُمْ

 

Artinya: “[Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu dalam keadaan mudah dimanfaatkan], yaitu lembut, mudah dilalui, dan ditundukkan sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi kalian untuk berjalan di atasnya. [Maka jelajahilah seluruhnya] untuk mencari rezeki, baik gunung-gunungnya, jalan-jalannya, [dan makanlah sebagian dari rezeki Allah]. [Hanya kepada-Nya kamu (kembali setelah) dibangkitkan]. Maka Allah akan menanyakan apakah kalian bersyukur terhadap segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian”.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Kesimpulannya, bekerja bukan hanya sekedar mencari uang, namun juga bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas karena Allah dan dilakukan dengan cara yang profesional, menggunakan cara yang halal, dan memiliki tujuan yang benar seperti menafkahi keluarga, membantu orang lain, dan tidak melalaikan ibadah. 

 

Mari kita perbaiki niat kita dalam bekerja dengan tidak hanya niat untuk mencari uang, namun juga dilakukan dengan profesional dan diniatkan pula untuk mencari ridha Allah Swt, bukan hanya untuk mencari hidup yang nyaman, tapi juga menyiapkan bekal pulang kepada-Nya.

 

Semoga kita termasuk ke dalam hamba-Nya yang bekerja bukan hanya untuk mencari harta saja namun bernilai ibadah dan pahala. Amiin ya rabbal alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

 

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ 

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر.ِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ  

 

Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon dan Mahad Aly Jakarta.