Celios Minta PBB Investigasi Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II 2025
NU Online · Kamis, 14 Agustus 2025 | 13:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Data Pertumbuhan Ekonomi pada triwulan II 2025 mencapai 5,12 persen secara tahunan (y-on-y) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya perbedaan dengan kondisi riil perekonomian Indonesia. Banyak investor, lembaga internasional yang kaget dan bingung apakah datanya valid.
Merespons hal itu, Center of Economic and Law Studies (Celios) mengirimkan surat permintaan investigasi pada badan statistik Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Celios mengajukan surat tersebut pada Jumat (8/8/2025) lalu, yang menduga adanya inkonsistensi dalam data resmi pemerintah.
"Kami berharap komisi statistik PBB segera melakukan investigasi teknis termasuk investigasi metodologi penghitungan PDB Indonesia khususnya triwulan II 2025," kata Media Wahyudi Askar, Direktur Kebijakan Fiskal Celios, di Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Menurutnya, jika betul terjadi tekanan institusional atau intervensi dalam penyusunan data BPS itu jelas bertentangan dengan fundamental principles of official statistics yang diadopsi oleh komisi statistik PBB.
"Data ekonomi yang tidak akurat, melebih-lebihkan pertumbuhan ekonomi, jelas berdampak buruk pada kebijakan karena menyesatkan," ujarnya.
Wahyudi menyebut jika datanya tidak akurat, pemerintah bisa keliru menunda stimulus, subsidi, atau perlindungan sosial bagi masyarakat kecil karena beranggapan ekonomi baik-baik saja.
Ia juga berharap Badan Komisi Statistik PBB juga mendorong pembentukan mekanisme peer review yang melibatkan pakar independen serta mendorong reformasi transparansi di dalam BPS.
"Keinginan masyarakat sederhana pemerintah Indonesia menghitung pertumbuhan ekonomi dengan standar yang benar sehingga datanya dapat dipertanggungjawabkan," tukasnya.
Media mengklaim bahwa komisi statistik PBB telah mengonfirmasi menerima surat kriiman Celios dan akan membahasnya secara internal sebelum memberikan tindak lanjut resmi.
"Sudah dibalas dan mereka akan merespons itu. Dan sudah dibalas oleh komisi statistiknya PBB, head-nya. Kemudian mereka akan merespons itu dan kemudian didiskusikan di internal PBB,” ujarnya dilansir Tempo.
Sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud menyampaikan bahwa ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (yoy).
Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, dengan lapangan usaha yang tumbuh signifikan adalah jasa lainnya sebesar 11,31 persen, diikuti oleh jasa perusahaan sebesar 9,31 persen, transportasi dan pergudangan sebesar 8,52 persen, serta penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 8,04 persen.
"Lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah jasa lainnya, yaitu tumbuh 11,31 persen didorong dengan adanya peningkatan jumlah pengunjung tempat rekreasi seiring dengan adanya hari besar keagamaan nasional, cuti bersama, dan libur sekolah, serta peningkatan jumlah perjalanan wisatawan nusantara dan kunjungan wisatawan mancanegara,” ujar Edy.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa sebesar 10,67 persen, diikuti komponen pengeluaran lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga sebesar 7,82 persen, komponen pembentukan modal tetap bruto sebesar 6,99 persen, dan komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 4,97 persen. Komponen impor barang dan jasa, yang merupakan faktor pengurang dalam produk domestik bruto (PDB) menurut pengeluaran, juga tumbuh sebesar 11,65 persen.
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
5
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
6
Badai Perlawanan Rakyat Pati
Terkini
Lihat Semua