Nasional

DPR Desak BGN Selesaikan Kasus Program MBG: Keracunan hingga Dapur Berhenti Beroperasi

Rabu, 23 April 2025 | 15:00 WIB

DPR Desak BGN Selesaikan Kasus Program MBG: Keracunan hingga Dapur Berhenti Beroperasi

Suasana dapur MBG di Jakarta, 7 Januari 2025. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mendesak Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana untuk menyelesaikan beberapa kasus dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yakni keracunan yang terjadi di Batang, Jawa Tengah, hingga penutupan dapur MBG akibat BGN telat bayar operasional di Kalibata, Jakarta Selatan.


“Program Makan Bergizi Gratis bertujuan meningkatkan kualitas gizi anak-anak kita guna menghadirkan SDM unggul bangsa di masa depan. Oleh sebab itu, proses pengelolaannya dari hulu sampai hilir harus dilakukan dengan sebaik mungkin agar dapat meminimalisasi risiko yang terjadi, semisal anak keracunan makanan atau proses pembayaran yang bermasalah,” katanya, dikutip NU Online dari situs resmi DPR pada Rabu (23/4/2025).
 

Terkait kasus dugaan keracunan massal di Batang, Netty mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) agar segera melakukan investigasi terhadap standar keamanan pangan, mulai dari penyediaan, pengolahan, hingga distribusi makanan pada program MBG.
 

“Kualitas dan keamanan makanan untuk anak-anak harus menjadi prioritas utama. Pengawasan terhadap keseluruhan standar operasional harus dilakukan dengan cermat agar bantuan pemerintah tidak berubah menjadi musibah,” katanya.

 
Selain itu, Netty menilai persoalan tata kelola anggaran dan administrasi perlu mendapat perhatian serius. Hal ini sebagai respons atas tunggakan pembayaran yang hampir Rp1 miliar terhadap dapur MBG di Kalibata,
 

“Keterlambatan pembayaran berdampak langsung pada keberlanjutan program MBG. Hal ini harus diantisipasi dengan membangun sistem koordinasi dan monitoring antar lembaga pelaksana," katanya.
 

Netty juga menyampaikan apresiasi kepada para pengelola dapur yang tetap berkomitmen meneruskan kerja sama meski masih ada kendala dalam proses pembayaran dan operasionalisasi lainnya.

 
"Semangat pengabdian dan dedikasi mitra BGN dalam menjalankan program ini harus menjadi pemicu semua pihak untuk menjalankan tugasnya dengan baik," ujarnya
 

Netty juga meminta BGN agar melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program MBG, termasuk memperbaiki mekanisme pengawasan lapangan, menstandarkan penyediaan makanan yang aman dan bergizi, serta menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam pencairan dana.
 

"MBG harus dipahami sebagai program membangun generasi unggul di masa depan yang membutuhkan dedikasi, kesungguhan dan dukungan tulus dari semua pihak. Dan BGN sebagai leading sector-nya harus memastikan hal itu terwujud,” katanya.


Sebagai informasi, kasus dugaan penggelapan ini terungkap setelah mitra MBG di Kalibata, Jakarta Selatan, Ira Mesra melaporkan Yayasan Media Berkat Nusantara (MBN) ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan dugaan penggelapan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal 10 April 2025.


Kasus lain, terdapat 60 pelajar dari sejumlah sekolah di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, diduga keracunan seusai menyantap makan bergizi gratis pada 14 April 2025.