Nasional

Masih Jauh dari Harapan, Skor PISA Ditargetkan Naik hingga 419

NU Online  ยท  Rabu, 20 Agustus 2025 | 14:00 WIB

Masih Jauh dari Harapan, Skor PISA Ditargetkan Naik hingga 419

Ilustrasi numerasi dan matematika. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Onlineย 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Muโ€™ti menargetkan skor kemampuan numerasi siswa Indonesia dalam survei internasional Programme for International Student Assessment (PISA) meningkat menjadi 419 pada 2028. Target ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025โ€“2029.


PISA adalah program penilaian internasional yang mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam membaca, matematika, dan sains. Survei tersebut diselenggarakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) setiap tiga tahun sekali.


Muโ€™ti menyadari target itu tidak bisa dicapai secara instan, terlebih hasil PISA 2022 masih rendah yakni 366, menempatkan Indonesia di peringkat ke-70 dari 81 negara. Survei terbaru pada Mei 2025 sendiri masih dalam tahap perhitungan.


"Kemampuan numerasi anak-anak kita kalau diukur dari skor PISA memang masih jauh dari harapan. Tapi angka-angka itu bisa menjadi pemicu kita untuk berbuat lebih baik lagi,โ€ kata Muโ€™ti dalam peluncuran Gerakan Numerasi Nasional di SDN Meruya Selatan 04, Jakarta Barat, dikutip NU Online Rabu (20/8/2025) via kanal Youtube Kemendikdasmen.


Menurut Muโ€™ti, tujuan utama gerakan ini bukan sekadar meningkatkan skor PISA, melainkan menumbuhkan semangat dan kecintaan anak-anak terhadap matematika sebagai fondasi berbagai ilmu.


"Numerasi bukan sekadar hitung-hitungan angka, tetapi bagian dari kemampuan yang memungkinkan anak-anak kita mengembangkan cabang ilmu pengetahuan. Bahkan dalam kehidupan beragama, numerasi sangat dibutuhkan, misalnya dalam pembagian warisan atau menentukan arah kiblat," jelasnya.


Muโ€™ti menekankan perlunya mengubah pola pikir bahwa matematika adalah momok. Pembelajarannya, kata dia, harus lebih menyenangkan, kontekstual, dan terkait dengan kehidupan sehari-hari.


"Kita harus membangun rasa cinta bahwa matematika itu mudah. Cara mengajarkannya juga harus joyful. Dengan begitu, anak-anak tidak lagi melihat matematika sebagai pelajaran yang menakutkan," ujarnya.


Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Nunuk Suryani menambahkan, Gerakan Numerasi Nasional ย dirancang sebagai inisiatif strategis berbasis akar rumput. Program ini melibatkan sekolah, keluarga, masyarakat, dan media untuk memastikan hasil yang berkelanjutan.


"Gerakan ini sengaja dirancang agar bersumber dari akar rumput dan melibatkan partisipasi semesta. Kita ingin memastikan semua anak Indonesia merdeka dari ketertinggalan belajar dan siap menghadapi tantangan masa depan," ujar Nunuk.


Nunuk menegaskan, gerakan ini bertepatan dengan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, menandai komitmen bersama untuk membebaskan anak-anak Indonesia dari keterbelakangan pendidikan.


"Gerakan ini diharapkan tidak berhenti sebagai seremoni, tetapi menjadi gerakan massal yang sistematis untuk membangun generasi Indonesia yang unggul," katanya.


Sejumlah langkah konkret sudah dilakukan, antara lain.

  1. Pelatihan guru matematika dengan metode alur gembira (gali, muat konten, buat aktivitas, ikuti pemikiran murid, merayakan, apresiasi);
  2. Penyediaan buku saku numerasi bagi keluarga;
  3. Pembangunan taman numerasi di berbagai daerah;
  4. Panduan operasional numerasi bagi guru, kepala sekolah, dan orang tua; dan
  5. Kampanye publik melalui media massa, media sosial, dan webinar tematik.