Nasional

NU Future Women Leaders PandAI; Bangun Kepemimpinan Perempuan Tangguh di Era AI

NU Online  ·  Sabtu, 31 Mei 2025 | 13:40 WIB

NU Future Women Leaders PandAI; Bangun Kepemimpinan Perempuan Tangguh di Era AI

Tangkapan layar Webinar NU Future Women Leaders Bootcamp 2025 sebagai bagian dari Program Perempuan PandAI kerja sama NUCare Global dari LAZISNU dan Microsoft.

Jakarta, NU Online
Program Perempuan Pandai AI (PandAI) hasil kerja sama NUCare Global dari LAZISNU dan Microsoft telah menyelenggarakan Webinar NU Future Women Leaders Bootcamp 2025 dengan tema Bootcamp Kepemimpinan Perempuan: Menjadi Pemimpin Global di Era AI. Kegiatan ini diikuti oleh perempuan dari seluruh Indonesia pada Senin, 19 Mei 2025, sebagai bentuk investasi strategis dalam mempersiapkan perempuan yang relevan dan adaptif di tingkat nasional hingga global.


Salah satu peserta, Dewi Ayu Setyorini Waluyo (20) yang saat ini sedang menempuh pendidikan S1, mengungkapkan bahwa setelah mengikuti bootcamp, ia merasa kemampuannya dalam penguasaan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) meningkat. Peningkatan di bidang AI ini menurutnya juga sangat dibutuhkan di era global sekarang.


"Saya tertarik mengikuti bootcamp dari Pandai AI karena saya ingin memahami lebih lanjut tentang AI dan sikap leadership atau kepemimpinan di era global citizen," ungkapnya.

 

Dewi menjelaskan bahwa materi dalam bootcamp mencakup penjelasan menyeluruh mengenai AI dan konsep kepemimpinan perempuan guna mendukung kariernya. Menurutnya, AI sangat membantu dalam pengambilan keputusan karena mampu memberikan penjelasan yang luas dan terperinci.

 

"AI berdampak signifikan, memungkinkan analisis prediktif dan real-time, serta membantu dalam mengelola manajemen risiko," ujarnya.

 

Ia mengapresiasi kepedulian NUCare Global terhadap kaum perempuan melalui program PandAI. Menurutnya, program ini memberdayakan perempuan Indonesia melalui literasi AI yang mampu meningkatkan jiwa kepemimpinan, mengembangkan keterampilan secara kreatif, dan memberikan kontribusi besar bagi bangsa.

 

"Perempuan Pandai AI merupakan inisiatif yang sangat positif dalam memberdayakan perempuan Indonesia. Dengan adanya program ini, perempuan Indonesia diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan digital yang relevan di era transformasi digital, dan berkontribusi lebih besar dalam inovasi sosial dan ekonomi," ucapnya.


Dewi berharap setelah mengikuti bootcamp ini, kepercayaan diri dalam berkomunikasi meningkat, dapat mengimplementasikan jiwa kepemimpinan secara luas, dan mampu menjadi teladan yang memotivasi banyak orang.

 

Peserta lainnya, Arina Fiddaroni (27) yang berprofesi sebagai guru, mengungkapkan hal serupa. Ia menyatakan bahwa bootcamp ini meningkatkan kemampuan komunikasi dan kepemimpinannya dalam mendukung profesinya.

 

"Sangat luar biasa, menyegarkan pola pikir tentang manfaat dan bahayanya AI, menjadi seorang leader yang baik di era global citizen,” ungkapnya.

 

Arina berharap melalui bootcamp ini, perempuan Indonesia tidak mudah terprovokasi oleh penipuan dan berita hoax yang kerap ditemukan di media sosial.

 

"Perempuan juga mampu menjadi leader yang matang untuk diri sendiri dan orang lain, serta dunia,” katanya.

 

Sementara itu, pengajar webinar, Wiji Nurastuti (46) menyampaikan bahwa bootcamp ini memberikan pemahaman kepada perempuan Indonesia mengenai teknologi AI dan sikap kepemimpinan dalam dunia kerja maupun organisasi kemasyarakatan.

 

“Perempuan sebagai kunci dan agen perubahan di keluarga dan masyarakat, jadi melalui bootcamp, bisa sharing pengalaman-pengalaman saat mengelola organisasi yang pernah dikelola,” ucapnya.

 

Wiji menyatakan rasa antusiasnya selama webinar berlangsung karena para peserta sangat aktif dalam diskusi dan sesi tanya jawab.

 

"Excited karena peserta antusias dan langsung ada yang japri untuk terus silaturahmi dan sharing dengan saya,” katanya.

 

Ia juga berharap setelah bootcamp ini, para peserta menjadi lebih sigap dalam membuat perencanaan dan program yang berdampak bagi pengembangan karier mereka.

 

"AI bisa membantu pekerjaan lebih cepat dan terarah, karena perempuan dituntut multitasking dan harus pandai mengelola waktu,” ujar Dosen Teknologi Universitas AMIKOM Yogyakarta itu.