Shalat gerhana dilakukan idealnya demikian. Tetapi pada saat waktu gerhana semakin pendek, ulama mazhab Syafii membolehkan pelaksanaan shalat gerhana matahari secara singkat.
Shalat gerhana singkat ini dapat dilakukan dengan membaca Surat Al-Fatihah sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan. Shalat gerhana singkat juga dapat dilakukan dengan membaca Surat Al-Fatihah saja tanpa diiringi dengan surat pendek. Shalat gerhana singkat ini dapat dilakukan dengan membaca tiga kali tasbih seperti jumlah bacaan tasbih shalat pada biasanya.
Ini lebih ringkas seperti keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.
ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاء
Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425-1426 H], juz I, halaman 303).
Shalat dua rakaat gerhana matahari dianjurkan selama gerhana matahari berlangsung. Adapun dua khutbah shalat gerhana matahari boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana matahari sudah selesai. Demikian tata cara shalat gerhana matahari secara singkat.
Sebelum shalat ada baiknya seseorang melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الكُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal kusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Saya shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah SWT.”
Adapun secara teknis, shalat sunnah gerhana matahari sendirian adalah sebagai berikut:
1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.
2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.
3. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah tanpa surat panjang atau baca surat pendek.
4. Rukuk.
5. Itidal.
6. Baca ta‘awudz dan Surat Al-Fatihah tanpa surat panjang atau baca surat pendek.
7. Rukuk.
8. Itidal
9. Sujud pertama.
10. Duduk di antara dua sujud.
11. Sujud kedua.
12. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.
13. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Durasi pengerjaan rakaat kedua lebih pendek daripada pengerjaan rakaat pertama.
14. Setelah sujud kedua pada rakaat kedua, duduk tasyahud untuk membaca tasyahud akhir.
15. Salam.
16. Istighfar dan doa.
Shalat gerhana matahari secara singkat ini dapat menjadi alternatif bagi mereka yang memiliki waktu terbatas. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Cara Masuk Raudhah Secara Berkelompok dengan Aturan Baru
2
Kronologi Kecelakaan Maut Kereta Api Vs Kijang Rombongan Keluarga Pesantren Sidogiri
3
Berdiri Pesantren NU Pertama di Jepang, Peresmiannya Diisi PD-PKPNU
4
Cara Nonton Pertandingan Timnas Indonesia Vs Guinea Gratis di FIFA+
5
Fatayat NU: Kaderisasi Harus Diperkuat untuk Hidupkan Semangat Berorganisasi
6
Innalillahi, Wakil Ketua Lesbumi 2017-2022 dan Seniman Wayang Wolak Walik Juma’ali Wafat
Terkini
Lihat Semua