Sirah Nabawiyah

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Sebut Tiga Alasan Penamaan Hari Asyura

Sel, 9 Agustus 2022 | 05:00 WIB

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Sebut Tiga Alasan Penamaan Hari Asyura

Syekh Abdul Qadir al-Jailani mengutip pandangan ulama perihal penamaan hari 10 Muharram dengan sebutan Asyura.

Salah satu momen yang dimuliakan umat Muslim adalah hari Asyura atau 10 Muharram. Pada hari ini ada sejumlah keutamaan dan ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.


Kemuliaan hari Asyura banyak disinggung dalam Al-Qur’an dan hadits. Salah satunya adalah firman Allah ta’ala terkait empat bulan yang dimuliakan yang salah satunya adalah Muharram (di dalamnya ada hari Asyura). Allah berirman: 


اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ 


Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.” (QS. At-Taubah [9]: 36). 


Syekh Abdul Qadir al-Jilani dalam Al-Ghunyah li Thalibi Thariqil Haqq menjelaskan, para ulama berbeda pendapat tentang sebab penamaan hari Asyura. Ia memaparkan setidaknya ada tiga argumen yang berbeda mengenai hal ini. Berikut penjelasannya. 

1. Hari Asyura bertepatan 10 Muharram 


Mayoritas ulama mengatakan alasan penamaan Asyura karena hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Muharram. Kata ‘Asyura’ sendiri berasal dari kata ‘Asyirun’ yang artinya hari kesepuluh. 


2. Kemuliaan kesepuluh yang dianugerahkan Allah 

Sebagian ulama mengatakan sebab penamaan Asyura karena hari tersebut merupakan kemuliaan kesepuluh yang telah Allah anugerahkan kepada umat Muslim. Pertama, bulan Rajab karena dikatakan sebagai syahrullah (bulan Allah). Allah menjadikan Rajab lebih mulia dibanding bulan-bulan lainnya sebagaimana umat Islam lebih mulia dibanding umat-umat lainnya. 


Kedua, bulan Sya’ban karena bulan ini lebih mulia dibanding bulan-bulan lainnya sebagaimana Nabi Muhammad lebih mulia dibanding nabi-nabi lainnya. Ketiga, bulan Ramadhan karena bulan ini lebih mulia dibanding bulan-bulan lainnya sebagaimana Allah lebih mulia dibanding makhluk-makhluk-Nya. Keempat, malam Laylatul Qadar karena momen ini lebih mulia dari 1000 bulan. 


Kelima, hari raya Idul Fitri karena momen ini merupakan hari pembalasan yang sempurna. Keenam, 10 hari pertama bulan Dzulhjjah karena hari-hari tersebut merupakan momen untuk memperbanyak zikir kepada Allah swt. Ketujuh, hari Arafah karena pahala melakukan puasa sunnah pada hari ini adalah pengampunan dosa selama dua tahun. Kedelapan, hari raya kurban karena hari ini merupakan momen untuk mendekatkan diri kepada Allah. 


Kesembilan, hari Jumat karena hari ini merupakan pimpinan dari hari-hari lainnya. Kesepuluh, hari Asyura karena pahala melakukan puasa sunnah pada hari tersebut adalah pengampunan dosa selama satu tahun. 


Syekh Abdul Qadir al-Jilani menegaskan: 


فلكل وقت من هذه الأيام كرامة جعلها الله تعالى لهذه الأمة تكفيرًا لذنوبهم وتطهيرًا لخطاياهم 


Artinya, “Semua hari-hari tersebut merupakan anugerah kemuliaan yang telah Allah berikan kepada umat Muslim agar dosa-dosa mereka diampuni.” 


3. Allah memuliakan 10 nabi dengan 10 anugerah 

Sebagian ulama berpendapat alasan penamaan hari Asyura karena pada hari ini Allah telah memuliakan 10 nabi dengan 10 anugerah, yaitu; (1) diterimanya taubat Nabi Adam, (2) Nabi Idris diangkat ke tempat yang luhur (Hasan al-Bashri mengatakan tempat tersebut adalah surga), (3) bahtera Nabi Nuh selamat saat terjadi banjir bah, (4) momen Nabi Ibrahim lahir, diangkat menjadi kekasih Allah (khalilullah), dan diselamatkan dari kobaran api. 


Kemudian, (5) Allah menerima Taubat Nadi Dawud, (6) Allah mengembalikan kerajaan Nabi Sulaiman, (7) Nabi Ayub bisa melihat setelah sekian lama buta, (8) Nabi Musa selamat dari kejaran Fir’aun, (9) Nabi Yunus diselamatkan setelah berada di dalam perut ikan, dan (10) Nabi Muhammad saw dilahirkan pada hari Asyura (menurut salah satu pendapat). 


Terkait pendapat ketiga ini, dasarnya adalah sabda Rasulullah saw berikut: 


...فقال عمرُ: يا رسولَ اللهِ لقد فضَّلنا اللهُ عزَّ وجلَّ بيومِ عاشوراءَ؟ قال: نعم، خلق اللهُ السَّماواتِ يومَ عاشوراءَ، والأرضَ كمثلِه، وخلق الجبالَ يومَ عاشوراءَ، والنُّجومَ كمثلِه، وخلق القلمَ يومَ عاشوراءَ، واللَّوحَ كمثلِه، وخلق جبريلَ يومَ عاشوراءَ " وملائكتَه يومَ عاشوراءَ، وخلق آدمَ في يومِ عاشوراءَ، ووُلد إبراهيمُ يومَ عاشوراءَ " ونجَّاه من النَّارِ يومَ عاشوراءَ، وفداه اللهُ يومَ عاشوراءَ، وغرِق فرعونُ يومَ عاشوراءَ، ورُفِع إدريسُ يومَ عاشوراءَ، ووُلِد في يومِ عاشوراءَ، وأعطَى اللهُ المُلكَ سليمانَ يومَ عاشوراءَ، ووُلِد النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم في يومِ عاشوراءَ، واستوَى الرَّبُّ عزَّ وجلَّ على العرشِ يومَ عاشوراءَ ويومُ القيامةِ يومُ عاشوراءَ. 


Artinya, “Umar bin Khattab bertanya, ‘Wahai Rasulullah, benarkah Allah menjadikan hari Asyura sebagai hari yang utama buat kami? Rasul menjawab, ‘Iya benar. Pada hari itu Allah menciptakan langit-langit, bumi, gunung, Jibril, para malaikat, dan Adam. Pada hari itu juga Ibrahim lahir dan diselamatkan dari kobaran api. 


Firaun ditenggelamkan pada hari Asyura. Nabi Idris diangkat dan dilahirkan juga di hari yang sama. Allah memberi kerajaan kepada Nabi Sulaiman di hari Asyura. Nabi Muhammad saw lahir pada hari Asyura. Allah swt ber-istiwa di hari Asyura. Dan, terakhir, kiamat akan  terjadi juga di hari Asyura.’” (HR Ibnu Abbas). (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Al-Ghunyah li Thlibi Thariqil Haqq, 2015: halaman 90-91) 


Ustadz Muhamad Abror, penulis keislaman NU Online, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek Cirebon dan Ma'had Aly Saidusshiddiqiyah Jakarta