Syariah

Niat dan Waktu Mandi Hari Raya Idul Adha

Rab, 28 Juni 2023 | 16:30 WIB

Niat dan Waktu Mandi Hari Raya Idul Adha

Niat dan Waktu Mandi di Hari Raya Idul Adha. (Foto: NU Online/Freepik)

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam merayakan Idul Adha. Pada hari tersebut ada beberapa ibadah khusus yang dilakukan oleh umat Islam di antaranya adalah shalat Idul Adha, menyembelih hewan kurban, dan sebagian umat Islam melaksanakan haji di Tanah Suci Makkah.


Sebelum shalat Idul Adha, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan mandi sunnah. Anjuran mandi ini sebagaimana termaktub dalam kitab Hasyiyah al-Bajuri jilid 1 yang ditulis oleh Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad al-Bajuri. Dalam fasal jumlah mandi-mandi yang disunahkan, disebutkan di antaranya adalah mandi Idul Adha.


غسل (العيدين) الفطروالاضحى 


Artinya, “Dan (kedua) mandi dua id, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (Ibrahim al-Bajuri. Hasyiyah al-Bajuri Jilid 1. Dar al-Minhaj. 2016)


Mandi Idul Adha di sini bukan sekadar mandi biasa, tetapi juga harus disertai niat secara khusus. Hal ini dilakukan guna membedakan dengan mandi-mandi biasa dan mandi sunnah lainnya.


Adapun niat mandi Idul Adha ini adalah sebagai berikut.


نَوَيْتُ سُنَّةَ الْغُسْلِ لِعِيْدِ الْأَضْحَى


Nawaitu sunnatal ghusli li ‘Idil Adlha 


Artinya, “Saya niat sunnah mandi Idul Adha.


Waktu mandi

Dijelaskan dalam kitab yang sama, bahwa waktu mandi sunnah ini mulai tengah malam pada hari raya Idul Adha, yakni pada tanggal 10 Dzulhijjah itu. Sementara utamanya, mandi sunnah Idul Adha ini dilakukan selepas masuk waktu Subuh.


Namun, bila mandi ini dilakukan sebelum pertengahan malam, maka hukumnya tidak sah alias tidak termasuk mandi Idul Adha. 


Mandi Idul Adha ini tidak hanya dianjurkan bagi kalangan tertentu, tetapi laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil, tua maupun muda, semuanya disunnahkan. 


Pun mandi Idul Adha ini juga tidak saja disunnahkan bagi umat Islam yang hendak menunaikan ibadah shalat Idul Adha, tetapi mereka yang tengah berhalangan untuk shalat, seperti perempuan yang tengah haid ataupun nifas, ataupun karena halangan lainnya juga tetap dianjurkan untuk melaksanakannya.


Syakir NF, Redaktur NU Online