Tasawuf/Akhlak

Kisah Serigala Licik Memeras Susu Semut dalam Syair Abu Thayib

Jum, 15 Juli 2022 | 06:06 WIB

Kisah Serigala Licik Memeras Susu Semut dalam Syair Abu Thayib

Penyair Al-Mutanabbi menggubah syair perihal penindasan dan kelicikan orang-orang besar terhadap orang-orang kecil yang tidak berdaya.

Penyair besar Abu Thayib Al-Mutanabbi menggubah syair perihal penindasan. Melalui syairnya, Al-Mutanabbi mengilustrasikan serigala licik sebagai orang kuat dan semut sebagai kaum lemah yang tertindas oleh kelas orang-orang kuat.


بعيني رأيت الذئب يحلب نملة


و يشرب منها راءق اللبن


Artinya, "Dengan mata kepalaku aku melihat serigala memeras (tetek) semut, kemudian ia meneguk susunya yang segar."


Bait syair yang aneh ini disusun oleh penyair besar Abu Thayib al-Mutanabbi.


Pertanyaannya: bagaimana serigala licik memeras tetek semut? Apakah semut punya susu?


Al-Mutanabbi menjelaskan, aku melihat seorang perempuan miskin menjual ikan di pasar Kufah. Seorang laki-laki kaya berpakaian necis dan serba mewah datang ke lapak perempuan miskin itu.


Ia bertanya, "Berapa harga ikan ini?"


Perempuan miskin bilang, "Satu kilogram seharga 5 dirham."


Laki-laki itu berkata dengan ketus, "Mahal banget. 1 dirham saja untuk satu kilogram!"


"Jangan, Tuan. Ini ikan bukan milik saya. Saya hanya menjualkan dan saya mendapatkan komisi sedikit dari hasil penjualan," kata perempuan miskin itu dengan memelas.


"Ya sudah. Saya beli 10 kilogram. Bungkus!" ujar laki-laki kaya itu.


Dengan senang hati penjual ikan membungkus 10 kilogram ikan. Ia lantas menyerahkan bungkusan ikan itu kepada si laki-laki kaya.


Tapi betapa kagetnya ia ketika laki-laki itu melempar uang hanya 10 dirham ke lapaknya, dan laki-laki itu langsung pergi.


Spontan perempuan miskin itu teriak memanggil si pembeli. "Uangnya kurang tuan!" Seharusnya pembeli itu membayar 50 dirham untuk 10 kilogram ikan, tapi ia hanya membayar 10 dirham. Itupun dengan dilempar.


Laki-laki kaya itu tidak peduli dengan teriakan perempuan miskin itu. Ia pergi dan menghilang dari pandangan. Perempuan miskin itu merintih memandang uang 10 dirham yang basah oleh air matanya.


Inilah yang disebut serigala licik memeras (tetek) semut dan meminum susunya yang segar.


KH Taufik Damas Lc, anggota LBM PBNU, Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta