Tasawuf/Akhlak

Meraih Berkah Setiap Masuk dan Keluar Rumah

Kam, 5 Januari 2023 | 08:00 WIB

Meraih Berkah Setiap Masuk dan Keluar Rumah

Photo: rumah keluarga (NU Online).

Kedatangan Islam bagi umat manusia laksana pelita di tengah kegelapan. Di pundak para utusan Allah subhanahu wata’ala keberadaannya semakin memberi warna bagi setiap aktivitas kehidupan. Sebagaimana visi menjadi rahmat bagi seluruh alam, Islam memberikan rambu-rambu keselamatan kepada manusia.
 


Ajaran Islam adalah satu kesatuan yang utuh, berkesinambungan dan saling melengkapi. Karenanya Allah menyeru kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar mengikuti ajaran Islam secara sempurna.
 


يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا ادْخُلُوْا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ (٢٠٨)

 

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208).

 

Perhatian Islam terhadap kehidupan manusia ditunjukkan dalam akhlak Islami yang memiliki rumusan dan ajaran ideal sebagai penyempurna moralitas manusia di sepanjang zaman. Di antara akhlak Islami sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam adalah etika masuk dan keluar rumah.
 


Mengapa penting mengetahui etika masuk dan keluar rumah? Jawabannya ada dua. Pertama, karena ada banyak kebaikan dan keberkahan di dalamnya. Kedua, biasanya aktivitas yang sifatnya rutinitas seperti keluar dan masuk rumah, seringkali terabaikan kebaikannya.

 

Salah satu ulama besar yang mencurahkan perhatiannya terhadap persoalan etika kehidupan sehari-hari adalah Imam An-Nawawi. Dalam kitab Al-Adzkar, beliau mengumpulkan dzikir, doa dan etika muslim dari bangun tidur hingga menjelang tidur kembali. Salah satu bab dalam kitabnya menjelaskan kaifiyah atau cara masuk dan keluar rumah sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. (An-Nawawi, Al-Adzkarun Nawawiyah, [Semarang, Pustaka Alawiyah], halaman 24-26).
 


Pertama, etika masuk ke dalam rumah. Imam An-Nawawi menjelaskan beberapa kesunahan ketika masuk ke dalam rumah, yaitu; membaca basmalah, memperbanyak dzikir kepada Allah, dan mengucapkan salam. Hal ini berdasarkan firman Allah:
 


فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوْتًا فَسَلِّمُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ... (٦١)

 

Artinya, “Apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya, yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah ...” (QS An-Nur: 61).
 


Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam mempertegas dalam haditsnya:
 


عَنْ اَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَا بُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلَى اَهْلِكَ فَسَلِّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَعَلَى اَهْلِ بَيْتِكَ (رواه الترمذي) وقال الترمذي حديث حسن صحيح 

 

Artinya, “Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah berkata kepadaku: “Wahai anakku, jika Engkau masuk ke rumah keluargamu, maka ucapkanlah salam, karena ada berkah bagimu dan keluargamu.” (HR At-Tirmidzi. ia mengatakan: “Hadits ini adalah hasan shahih.”).
 


Pesan Rasululah saw kepada sahabat Anas merupakan pelajaran bagi seluruh umat muslim agar selalu mendapatkan kebaikan di setiap langkahnya. Keutamaan lainnya disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:
 

 

ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيْمَةٍ وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلاَمٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى (رواه ابو داود) 

 

Artinya, “Tiga kelompok orang yang berada dalam jaminan Allah 'azza wa jalla. Pertama, orang yang berangakat perang berjihad di jalan Allah, maka dia berada dalam jaminan Allah hingga Allah mewafatkan dan memasukannya ke surga, atau dia pulang membawa pahala dan ghanimah (harta rampasan perang). Kedua, orang yang pergi menuju masjid, maka dia berada dalam jaminan Allah hingga Allah mewafatkan dan memasukkannya ke surga, atau dia pulang membawa pahala dan ghan​​​​​​​imah. Ketiga, orang yang masuk ke rumahnya dengan mengucapkan salam, maka ia pun berada dalam jaminan Allah subhanahu wata’ala.” (HR Abu Dawud).

 


Berkaitan dengan ucapan salam, Imam Malik dalam kitab Al-Muwattha` menyebutkan, jika dalam rumah tidak ada penghuninya, maka lafal salam yang diucapkan adalah:

 


اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ

 

Artinya, “Keselamatan semoga tercurah atas ku dan hamba-hamba Allah yang saleh.”
 


Kedua, etika keluar rumah. Imam An-Nawawi menggunakan dasar hadits Nabi shallahu 'alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan lainnya dari Anas ra:
 


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ قَالَ، يَعْنِيْ اِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ، يُقَالُ لَهُ: كُفِيْتَ وَوُقِيْتَ وَهُدِيْتَ وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ. (رواه ابوداود والترمذي والنسائى) 

 

Artinya, “Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Siapa saja, ketika keluar dari rumahnya, membaca: بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ (Dengan menyebut nama Allah, saya bertawakkal kepada Allah, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali milik Allah), maka dikatakan kepadanya: “Engkau telah dicukupi, dijaga dan diberi petunjuk”, dan setan menyingkir jauh darinya.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasai).
 


Salah satu etika yang diajarkan Rasulullah ketika hendak keluar rumah adalah berdoa. Tujuannya adalah memohon perlindungan kepada Allah dari segala keburukan. Seperti kecelakaan, penipuan, penganiayaan, tersesat, kemaksiatan dan sebagainya.
 

 

Lebih dari itu, dengan berdoa setidaknya menyadarkan seseorang bahwa diri dan apa saja yang menyertainya adalah kepunyaan Allah. Tidak ada yang tahu masih bisa pulang ke rumah atau tidak setelah melakukan perjalanan? Hanya kepada Allah-lah kita semua pasrahkan, termasuk umur dan keselamatan selama di luar rumah. 

 

Demikian istimewanya menjadi umat muslim, di setiap ruang dan kesempatan ada pahala. Tersimpan di dalamnya berbagai kebaikan untuk manusia. Jika pahala menjadi salah satu media untuk mendapatkan rahmat Allah, maka di sinilah pentingnya mengetahui segala ajaran Islam yang kemudian berusaha untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
 


Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan terbaik-Nya untuk kita semua. Memberikan kekuatan untuk menjalankannya. memasukkan kita semua ke dalam surga di bawah naungan rahmat-Nya. Amin.

 


Ustadz Jaenuri, S.Pd.I., M.Pd.I., Dosen Universitas Nahdlatul Ulama, Instruktur LTQ an-Nashru Surakarta dan Pengelola PPTQ Sa’adatu Darain Klaten Jawa Tengah