Daerah

Para Pendidik di Sleman Bertemu, Siapkan Generasi Tangguh Iklim

Rabu, 18 Juni 2025 | 16:00 WIB

Para Pendidik di Sleman Bertemu, Siapkan Generasi Tangguh Iklim

Para tokoh lintas organisasi dalam acara Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII bertema Menyiapkan Generasi Tangguh Iklim, di Afkaaruna Primary School, Sleman, pada Ahad (16/6/2025). (Foto: dok. Pergunu DIY)

Sleman, NU Online

Sekitar 150 pendidik dari berbagai lembaga pendidikan di Sleman dan sekitarnya berkumpul dalam forum Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII yang bertema Menyiapkan Generasi Tangguh Iklim.


Kegiatan yang diikuti oleh guru madrasah, sekolah umum, dan pesantren ini berlangsung di Afkaaruna Primary School, Sleman, pada Ahad (16/6/2025).


Forum ini diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PW Pergunu) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), bekerja sama dengan Kampus Guru Cikal, Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, dan Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY.


Kegiatan ini juga didukung oleh sejumlah organisasi profesi guru lainnya yakni Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Sleman, dan Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI).


Ketua PW Pergunu DIY KH Samsul Maarif Mujiharto menegaskan komitmen pihaknya dalam mendorong para guru agar tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap lingkungan.


“Guru harus menjadi pelopor perubahan perilaku baik di sekolah maupun masyarakat. Budaya menjaga lingkungan harus menjadi kebiasaan positif sehari-hari,” tegasnya.


Ia mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi ruang kolaborasi lintas batas. Pergunu DIY membuka ruang partisipasi bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang organisasi, afiliasi, maupun keyakinan. Sejumlah guru dari kalangan Muhammadiyah dan beberapa peserta non-Muslim hadir aktif dalam kegiatan ini.


"Semangat kolaborasi ini mencerminkan komitmen bersama untuk memajukan pendidikan dan merespons krisis iklim secara kolektif," katanya.


Kiai Samsul berharap, kegiatan ini menjadi awal dari lahirnya gerakan pendidikan lingkungan di Sleman yang melibatkan berbagai elemen guru, demi mencetak generasi yang peduli dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim.


Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Mustadi, yang hadir mewakili Bupati Sleman, menyampaikan pentingnya peran guru sebagai agen perubahan dalam membangun kesadaran lingkungan sejak usia dini.


“Guru adalah ujung tombak pembentukan karakter peserta didik. Jika sejak dini siswa dibiasakan peduli lingkungan, maka akan lahir generasi tangguh yang mampu menghadapi dampak perubahan iklim,” ujarnya.


Ia juga mendorong sekolah-sekolah di Sleman untuk menjadi contoh dalam menerapkan praktik ramah lingkungan, seperti penghijauan, pengelolaan sampah, penghematan energi, dan konservasi air.


Senada, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Ahmad Bahiej menekankan pentingnya literasi lingkungan di madrasah dan pesantren.


“Madrasah dan pesantren harus turut membangun budaya peduli lingkungan sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin,” jelasnya.


Ketua panitia kegiatan Ahmad Faozi berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran guru akan pentingnya mitigasi krisis iklim.


“Melalui kegiatan ini, kami ingin para guru tidak hanya menjadi pengajar di kelas, tetapi juga menjadi motor penggerak kesadaran iklim di tengah masyarakat. Inilah wujud nyata kolaborasi pendidikan lintas batas untuk kemajuan Indonesia yang lebih hijau dan tangguh menghadapi perubahan iklim,” ungkapnya.

 

Sebagai bagian dari acara, diselenggarakan pula talkshow bertema Peran Guru dalam Mitigasi Krisis Iklim. Talkshow ini menghadirkan narasumber Nismatul Khoiriyah (guru berprestasi DIY), Ahmad Bahiej (Kakanwil Kemenag DIY), dan Sari Oktaviana (pengembang kurikulum nasional). Talkshow dipandu oleh Nur Jannah dari PW Pergunu DIY. Acara berlangsung secara interaktif melalui sesi diskusi, tanya jawab, serta berbagi praktik baik dari para peserta.