Surga kerap dijanjikan dalam berbagai ajaran agama, termasuk Islam. Di beberapa keyakinan, surga bisa didapat dengan dosa yang telah ditebus. Lalu, bagaimana dalam Islam? Adakah cara mudah meraih surga Allah SWT?
Khutbah Jumat berjudul "Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga" membahas amal sosial yang dapat mengantarkan seseorang ke surga tanpa biaya sepeser pun. Silakan cetak naskah khutbah ini dengan klik ikon print di atas atau bawah artikel (versi desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلَّهِ الْبَرِّ الرَّحِيْمِ، الْغَفُوْرِ الْحَلِيْمِ، الَّذِىْ يَدْعُوْ إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِى مَنْ يَشَآءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِىِّ الْكَرِيْمِ صَاحِبِ الْخُلُقِ الْعَظِيْمِ، الدَّاعِى إِلَى فِعْلِ الْخَيْرَاتِ لِلْفَوْزِ بِجَنَّاتِ النَّعِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ نَهَجَ نَهْجَهُمُ الْقَوِیَمَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، اِتَّقُوْا اللهَ مَااسْتَطَعْتُمْ وَتَزَوَّدُوْا بِهِ، فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Surga adalah tempat mulia yang telah Allah SWT siapkan khusus bagi hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Tidak ada seorang pun yang dapat memastikan siapa yang akan menjadi penghuninya. Namun demikian, Allah SWT telah menyebutkan sejumlah kriteria penghuni surga dalam Al-Qur’an:
إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
Artinya, "Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Sesungguhnya Allah melakukan apa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Hajj: 14)
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Menurut Imam al-Qurthubi dalam kitab Tafsir al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an, jilid 12 halaman 20, ayat yang tadi dibacakan merupakan bentuk pembuktian atas janji Allah SWT. Bahwa Dia memberi pahala kepada siapa yang Dia kehendaki, dan memberi siksa kepada siapa yang Dia kehendaki pula. Surga bagi seorang mukmin adalah bukti nyata dari kebenaran janji serta anugerah-Nya. Maka dari itu, para hadirin sekalian, iman dan amal shalih menjadi kriteria utama bagi siapa saja yang ingin memasuki surga-Nya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Dari sekian banyak amal saleh yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, terdapat lima amal yang termasuk kategori ringan untuk diamalkan. Namun begitu besar keutamaannya, hingga Rasulullah SAW menjamin surga bagi siapa saja yang melakukannya, walau hanya salah satunya.
Dalam kitab Tamamul Minnah bi Bayanil Khishalil Mujibah lil Jannah karya al-Allamah Abdullah bin Muhammad bin Shiddiq al-Ghumari, pada halaman 10 hingga 11, diriwayatkan sebuah hadits tentang dialog antara Abu Dzar al-Ghifari RA dengan Nabi Muhammad SAW. Abu Dzar bertanya, “Wahai Rasulullah, amal apakah yang dapat memastikan seorang hamba masuk surga?” Maka Rasulullah SAW pun menjawab:
تُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
Artinya: "Kamu beriman kepada Allah dan hari akhir."
Ternyata, para hadirin sekalian, dalam jawaban Rasulullah SAW tersebut, beliau tidak menyebutkan iman kepada para rasul dan kitab-kitab mereka. Hal ini tentu bukan tanpa makna. Justru dari sini kita bisa memahami, bahwa keimanan kepada Allah SWT dan hari akhir tidak akan pernah tertanam dengan benar di dalam hati, tanpa terlebih dahulu mengimani para rasul dan kitab-kitab mereka sebagai sumber utama pengetahuan tentang Allah dan hari akhir itu sendiri.
Mendengar jawaban yang tampak sederhana dari Nabi, Abu Dzar pun kembali bertanya:
يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ مَعَ اْلِإْيَمانِ عَمَلًا؟
Artinya: "Wahai Rasulullah, apakah benar bahwa bersama iman itu ada amal yang harus dilakukan?"
Kemudian Nabi Muhammad SAW menjawab:
يُرَضِّخُ مِمَّا أَعْطَاهُ اللهُ
Artinya: "(Cukup bagi seorang hamba) memberikan sebagian kecil dari apa yang Allah SWT karuniakan kepadanya."
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Memberikan sebagian kecil dari rezeki yang Allah SWT anugerahkan kepada kita adalah amalan yang sangat ringan. Tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Misalnya, dengan membeli dagangan pedagang kecil atau asongan, memberikan sedikit uang kepada juru parkir, menyisihkan recehan untuk pengemis, atau memberi upah sekadarnya kepada tukang penyebrang jalan. Semua ini ringan dilakukan dan tidak memberatkan, namun memiliki nilai besar di sisi Allah SWT.
Inilah alternatif pertama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu tiket resmi menuju surga-Nya. Namun pembicaraan tidak berhenti di situ. Abu Dzar, yang dikenal sebagai sahabat yang kritis dan ingin selalu mendalami ajaran Nabi, kembali bertanya:
يَا رَسُوْلَ اللهِ أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فَقِيْراً لَا يَجِدُ مَا يُرَضِّخُ بِهِ؟
Artinya: "Wahai Rasulullah, bagaimana jika seorang hamba itu fakir, yang tidak memiliki sesuatu pun untuk diberikan?"
Sebagai alternatif amal saleh kedua, Nabi Muhammad SAW pun menjawab:
يَأْمُرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ
Artinya: “(Cukup seorang hamba tersebut) menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemungkaran.”
Amar ma’ruf nahi munkar ini bahkan lebih ringan dibanding amal pertama. Ia tidak membutuhkan harta, tidak memerlukan biaya. Cukup dengan kata-kata yang baik, disampaikan kepada keluarga, kerabat, atau masyarakat. Yang dibutuhkan hanyalah pengetahuan dan kepedulian. Namun demikian, cara menyampaikan nasihat juga penting untuk diperhatikan. Hendaknya dilakukan dengan bahasa yang halus dan secara pribadi agar tidak menyakiti.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab ayat 70:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Pertanyaan Abu Dzar belum selesai. Ia kembali bertanya:
يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ عَيِّيًّا لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يَأْمُرَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ؟
Artinya: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika hamba itu gagap dan tidak mampu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran?”
Rasulullah SAW pun menjawab:
يَصْنَعُ لِأَخْرَقَ
Artinya: “(Cukup baginya) membantu orang yang linglung.”
Bentuk bantuan ini bisa sangat sederhana, seperti membantu seseorang memilih barang, membawakan sesuatu yang berat, atau sekadar memakaikan sandal atau sepatu. Hal-hal kecil yang ringan dilakukan, namun menunjukkan kepedulian dan empati yang tinggi. Ini adalah amal ketiga yang bisa menjadi sebab seseorang masuk surga.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Abu Dzar masih melanjutkan:
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ أَخْرَقَ لَا يَصْنَعُ شَيْئًا؟
Artinya: “Bagaimana jika orang itu sendiri linglung dan tidak mampu melakukan apapun?”
Nabi SAW pun menjawab:
يُعِينُ الْمَغْلُوبَ
Artinya: “(Cukup ia) membantu orang yang tertindas.”
Namun Abu Dzar kembali bertanya:
أَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ ضَعِيفًا لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُعِينَ مَغْلُوبًا؟
Artinya: “Bagaimana jika dia lemah dan tidak mampu membantu orang yang tertindas?”
Lalu Rasulullah SAW menegaskan:
مَا تُرِيدُ أَنْ يَكُونَ فِي صَاحِبِكَ مِنْ خَيْرٍ يُمْسِكُ عَنْ أَذَى النَّاسِ
Artinya: “(Cukup) jika engkau ingin sahabatmu menjadi baik, maka hendaknya ia menahan diri dari menyakiti orang lain.”
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Inilah amal saleh kelima, yaitu menjaga diri agar tidak mengganggu orang lain, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan.
Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam hadits riwayat al-Bukhari:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Artinya: “Muslim sejati adalah yang mana kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam Fathul Bari, Jilid 3, halaman 116, menjelaskan bahwa salah satu hak muslim atas muslim lainnya adalah kenyamanan dalam hidup, tanpa gangguan dari sesama. Dan inilah ciri muslim sejati—baik dalam hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama manusia.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Abu Dzar pun menutup pertanyaannya dengan satu pertanyaan penting:
يَا رَسُولَ اللهِ، إِذَا فَعَلَ ذَلِكَ دَخَلَ الْجَنَّةَ؟
Artinya: “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang melakukan hal-hal ini, ia pasti masuk surga?”
Rasulullah SAW menjawab dengan penuh kepastian:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعْمَلُ خَصْلَةً مِنْ هَؤُلَاءِ إِلَّا أَخَذْتُ بِيَدِهِ حَتَّى أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ
Artinya: “Tidaklah seorang muslim mengamalkan salah satu dari hal-hal ini, kecuali aku akan menggandeng tangannya hingga membawanya masuk ke dalam surga.” (HR. At-Thabrani dan Ibnu Hibban).
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Dari kisah ini kita belajar bahwa amal saleh tidak harus besar dan berat. Bahkan amal yang tampak kecil dan remeh bisa menjadi jalan menuju surga. Kuncinya adalah keikhlasan dan ketulusan dalam melakukannya.
Semoga Allah SWT memudahkan kita semua untuk istiqamah dalam berbuat kebaikan, dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang dirindukan surga. Amin, ya Rabbal ‘alamin.
إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ . لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌۖ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌۚ أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ فَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَعَدَّ الْجَنَّةَ لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُتَّقِيْنَ وَأَعَدَّ النَّارَ لِلْمُشْرِكِيْنَ الْمُعْتَدِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّۚ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَتاَبِعِيْهِ وَتَابِعِيْ تَابِعِيْهِ وَمَنْ تَبِعَهُمِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ عَافِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرَجًا عَاجِلًا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
فَيَا عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِۙ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ!
Ustadz Muhammad Tantowi, Koordinator Ma'had MTsN 1 Jember