Ramadhan

Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun

Selasa, 25 Maret 2025 | 04:00 WIB

Kultum Ramadhan: Mari Perbanyak Istighfar dan Memohon Ampun

Ilustrasi doa. Sumber: Canva/NU Online.

Istighfar merupakan salah satu amalan ringan yang sering dilakukan oleh umat Islam. Lafal istighfar sendiri merupakan bentuk isim masdar dan berasal dari اِسْتَغْفَرَ – يَسْتَغْفِرُ – اِسْتِغْفَارًا yang berarti memohon ampunan.


Selama Ramadhan, kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca istighfar, terlebih lagi di bulan ini, segala amal ibadah dilipatgandakan nilainya. Hal ini sebagaimana keterangan yang ada di dalam kitab Hasyiyah Bajuri:


وَبِالْجُمْلَةِ فَيُكْثَرُ فِيهِ مِنْ أَعْمَالِ الْخَيْرِ، لِأَنَّ الْعَمَلَ يُضَاعَفُ فِيهِ عَلَى الْعَمَلِ فِي غَيْرِهِ مِنْ بَقِيَّةِ الشُّهُورِ


Artinya, “Kesimpulannya, maka (hendaknya) seseorang memperbanyak amal kebaikan di bulan Ramadhan karena (pahala) amal kebaikan akan dilipatgandakan dibandingkan ganjaran amal kebaikan yang dilakukan di luar bulan Ramadhan,” (Ibrahim Al-Bajuri, Hasyiyah Al-Bajuri, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah], juz 1, halaman 562)


Dalil untuk membaca istighfar salah satunya adalah ayat Al-Qur’an, tepatnya dalam surat Nuh ayat 10:


فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ اِنَّهٗ كَانَ غَفَّارًاۙ ۝١٠


Artinya, “Lalu, aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun,” (QS. Nuh: 10)


Dalam satu riwayat hadits disebutkan bahwa orang yang memperbanyak istighfar akan diberikan kelapangan rezeki oleh Allah dari jalan yang tak terduga.


عَنِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ أَكْثَرَ مِنَ الْإِسْتِغْفَارِ جَعَلَ اللهُ لَهُ مِنَ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبْ. (رواه الترمذي)

 
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang memperbanyak istighfar maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kegundahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan Dia (Allah) akan memberikan rezeki untuknya dari jalan yang tidak terduga,” (HR Imam Tirmidzi)


Sementara, dalam keterangan lain disebutkan bahwasanya kalimat istighfar bisa menjadi sebab terbaik atas datangnya ampunan. Terlebih lagi tatkala istighfar dibaca pada saat sedang berpuasa, sebab doanya orang yang berpuasa itu mustajab di dua tempat, yakni pada saat sedang berpuasa dan ketika ia sedang berbuka.


وَأَمَّا كَلِمَةُ الْإِسْتِغْفَار، فَمِن أَعْظَمِ أَسْبَابِ الْمَغْفِرَةِ، فَإِنَّ الْإِسْتِغْفَارُ دُعَاءٌ بِالْمَغْفِرَةِ، وَدُعَاءُ الصَّائِمِ مُسْتَجَابٌ فِى حَالِ صِيَامِهِ، وَعِنْدَ فِطْرِهِ


Artinya, “Adapun kalimat istighfar, maka ia termasuk sebab yang paling besar datangnya ampunan, karena istighfar adalah doa memohon ampunan, dan doa orang yang berpuasa itu dikabulkan ketika ia berpuasa dan ketika ia berbuka,” (Ibnu Rajab al-Hanbaly, Latha`iful Ma’arif, [Beirut, Dar Ibn Katsir], halaman 383)


Masih dalam keterangan yang sama, Khalifah Umar bin Abdul Aziz dikatakan memerintahkan untuk memperbanyak membaca istighfar di akhir Ramadhan.


كَتَبَ عُمَرُ بْنِ عَبْدِ العَزِيْزِ إِلَى الْأَمْصَار يَأْمُرُهُمْ بِخَتْمِ شَهْرِ رَمَضَانَ بِالْإِسْتِغْفَارِ وَالصَّدَقَةِ،صَدَقَة الفطرِ؛ فَإِنَّ صَدَقَةَ الْفِطْرِ طُهْرَةٌ لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ. وَالْإِسْتِغْفَارُ يُرْقَعُ مَا تَخَرَّقَ مِنَ الصِّيَامِ بِاللَّغْوِ وَالرَّفَثِ؛ وَلِهَذَا قَالَ بَعْضُ العُلَمَاءِ الْمُتَقَدِّمِيْنَ: إِنَّ صَدَقَةَ الْفِطْرِ لِلصَّائِمِ كَسَجْدَتَيِ السَّهْوِ لِلصَّلَاةِ


Artinya, “Umar bin Abdul Aziz menulis surat kepada daerah-daerah dan memerintahkan mereka untuk menutup bulan Ramadhan dengan memohon ampunan dan menunaikan sedekah, zakat fitrah. Karena zakat fitrah bisa membersihkan orang yang berpuasa dari perkataan yang tidak berguna dan perkataan yang tidak baik. Sementara istighfar bisa memperbaiki apa yang telah terkoyak dari puasa dari perkataan yang tidak berguna dan perkataan yang tidak baik. Karena itu, sebagian ulama terdahulu berkata: zakat fitrah itu bagi orang yang berpuasa seperti dua kali sujud sahwi untuk shalat,” (Ibnu Rajab al-Hanbali, Latha`iful Ma’arif, hlm. 383)


Di ayat lain, perintah mengenai untuk memohon ampunan kepada Allah amatlah jelas. Terlebih lagi di ayat tersebut juga menjelaskan bahwa Allah merupakan Maha Pengampun dan Maha Penyayang.


 ... وَاسْتَغْفِرُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ۝١٩٩ 


Artinya, “... dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Al-Baqarah: 199).


Sayyidul Istighfar

Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, terdapat keterangan yang menyebutkan bahwa Sayyidul Istighfar memiliki faedah yang amat besar. Berikut ini riwayatnya:


وروى البخاري، عن شداد بن أوس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: سَيِّدُ الْإِسْتِغْفَارِ أَنْ يَقُولَ الْعَبْدُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْلِيْ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ. مَنْ قَالَهَا فِى لَيْلَةٍ فَمَاتَ فِى لَيْلَتِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ قَالَهَا فِى يَوْمِهِ فَمَاتَ دَخَلَ  الْجَنَّةَ


Artinya, “Imam Bukhari meriwayatkan dari Syadad bin Aus, ia berkata: Rasulullah bersabda: Sayyidul Istighfar: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta. Barangsiapa yang membacanya di malam hari lalu meninggal pada malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang mengucapkannya di siang hari lalu meninggal, maka ia juga akan masuk surga,


Untuk itu, melalui kultum singkat ini penulis mengajak agar bisa memanfaatkan momentum Ramadhan ini dengan memperbanyak bacaan istighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.


Ustadz Ahmad Hanan, Wakil Sekretaris Lakpesdam PCNU Rembang