Syariah

Beda Pendapat Ulama soal Baca al-Fatihah dalam Shalat

NU Online  ยท  Rabu, 11 April 2018 | 04:30 WIB

Beda Pendapat Ulama soal Baca al-Fatihah dalam Shalat

Beda Pendapat Ulama soal Baca al-Fatihah dalam Shalat. (Ilustrasi: NU Online)

Di antara masalah hukum yang sering menjadi polemik di masyarakat adalah hukum membaca Surat al-Fatihah dalam shalat. Ada dua pertanyaan yang sering muncul terkait hal itu: pertama, bagaimanakah hukum membaca Surat al-Fatihah dalam shalat? Dan kedua, apakah makmum wajib membaca Surat al-Fatihah ataukah tidak wajib, karena bacaan makmum ditanggung oleh imamnya?
 
Terkait pertanyaan pertama, yakni hukum membaca Surat al-Fatihah dalam shalat, para ulama berbeda pendapat. Mayoritas ulama, meliputi Imam Syafiโ€™i, Malik, dan Ahmad ibn Hanbal berpendapat bahwa membaca al-Fatihah merupakan syarat sah shalat. Jika seseorang meninggalkannya, padahal ia mampu membacanya, shalatnya tidak sah.
 
Mereka berpegangan pada hadits riwayat Ubadah bin Shamit bahwa Nabi shalallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:
ู„ูŽุง ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ู„ูู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู
โ€œTidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Surat al-Fatihah.โ€(Shahih Bukhari, Hadits Nomor 714).
 
Dan hadits riwayat Abu Hurairah bahwa Nabi shalallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:
ู…ูŽู†ู’ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุตูŽู„ูŽุงุฉู‹ุŒ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ูููŠู‡ูŽุง ุจูุฃูู…ูู‘ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ูุŒ ููŽู‡ููŠูŽ ุฎูุฏูŽุงุฌูŒโ€“ ุซูŽู„ุงูŽุซู‹ุง โ€“ ุบูŽูŠู’ุฑู ุชูŽู…ูŽุงู…ู.
โ€œBarangsiapa yang shalat lalu tidak membaca Ummul Qurโ€™an, maka shalatnya kurangโ€”beliau mengulanginya tiga kaliโ€”tidak sempurna.โ€ (Shahih Muslim, Hadits Nomor 598).
 
Kedua hadits di atas menunjukkan kewajiban membaca surat al-Fatihah dalam shalat, sebab kata โ€œlรข shalรขtaโ€ dalam hadits pertama menunjukkan arti tidak sah (nafyus sihhah), sementara kata โ€œkhidรขjโ€ dalam hadits kedua menunjukkan arti kurang dan rusak (an-naqshu wal fasรขd), sehingga dapat dipahami bahwa membaca al-Fatihah merupakan syarat sah shalat.
 
Sedangkan Imam Tsauri dan Abu Hanifah menyatakan keabsahan shalat tanpa bacaan al-Fatihah, tetapi kurang afdhal. Sebab menurut mereka, kewajibannya adalah membaca surat atau ayat Al-Qurโ€™an; minimal tiga ayat pendek atau satu ayat panjang. Mereka berpedoman pada ayat Al-Qurโ€™an dan hadits Nabi. Ayat Al-Qurโ€™an tersebut adalah firman Allah subhanahu wataโ€™ala dalam Surat al-Muzammil ayat 20:
 
ููŽุงู‚ู’ุฑูŽุกููˆุง ู…ูŽุง ุชูŽูŠูŽุณู‘ูŽุฑูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู
โ€œMaka bacalah apa yang mudah dari (ayat-ayat) Al-Qurโ€™an.โ€
 
Ayat ini menunjukkan bahwa yang diwajibkan adalah membaca apa yang mudah dari ayat-ayat Al-Qurโ€™an, tanpa menyebutkan ayat atau surat tertentu.
 
Sedangkan hadits dimaksud adalah sabda Rasul shalallahu โ€˜alaihi wasallam:
ุฅูุฐูŽุงู‚ูู…ู’ุชูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ููŽูƒูŽุจูู‘ุฑู’ุŒ ุซูู…ูŽู‘ ุงู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ู…ูŽุง ุชูŽูŠูŽุณูŽู‘ุฑูŽ ู…ูŽุนูŽูƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู
โ€œJika engkau hendak shalat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah apa yang mudah bagimu dari (ayat-ayat) Al-Qurโ€™an.โ€(Sahih Bukhari, hadits nomor 793 dan Sahih Muslim, hadits nomor 397).
 
Dari kedua pendapat tersebut, penulis menilai pendapat mayoritas ulama yang menegaskan kewajiban membaca Surat al-Fatihah dalam shalat merupakan pendapat yang sangat kuat. Sebab, komitmen Rasul shallallahu โ€˜alaihi wasallam dan para sahabatnya untuk senantiasa membaca al-Fatihah, baik dalam shalat wajib atau shalat sunnah, merupakan dalil bahwa shalat tidak sah tanpa bacaan al-Fatihah. Disebutkan dalam kitab Bulรปghul Marรขm karya Ibnu Hajar al-Asqalani, hadits nomor 307:
 
ุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ู‚ูŽุชูŽุงุฏูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุจูู†ูŽุงย  ููŽูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู - ูููŠ ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุงู„ุฃููˆู„ูŽูŠูŽูŠู’ู†ู - ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงูŽู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู ูˆูŽุณููˆุฑูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูˆูŽูŠูุณู’ู…ูุนูู†ูŽุง ุงู„ุขูŠูŽุฉูŽ ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงู†ู‹ุง ูˆูŽูŠูุทูŽูˆู‘ูู„ู ุงู„ุฑู‘ูŽูƒู’ุนูŽุฉูŽ ุงู„ุฃููˆู„ูŽู‰ย  ูˆูŽูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู ูููŠ ุงู„ุฃูุฎู’ุฑูŽูŠูŽูŠู’ู†ู ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงูŽู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู.
โ€œDari Abi Qatadah radhiyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam selalu shalat bersama kami, pada dua rakaat pertama dalam shalat Dhuhur dan Ashar beliau membaca al-Fatihah dan dua surat, dan kadangkala memperdengarkan kepada kami bacaan ayatnya.Beliau memperpanjang rakaat pertama dan hanya membaca al-fatihah dalam dua rakaat terakhir.โ€
  

Makmum Wajib Baca al-Fatihah?

Sedangkan mengenai pertanyaan kedua, yaitu: Apakah makmum wajib membaca surat al-Fatihah atautidak wajib, bisa dijawab dengan dua hal: pertama, ulama sepakat bahwa jika makmum mendapati imamnya dalam keadaan rukuโ€™ maka bacaan al-Fatihahnya ditanggung oleh imamnya. Artinya, makmum tidak berkewajiban membaca al-Fatihah.ย 
 
Kedua, ulama berbeda pendapat jika makmum mendapati imam dalam keadaan berdiri. Imam Syafiโ€™i dan Ahmad menyatakan kewajiban membaca al-Fatihah bagi makmum, baik dalam shalat sirriyyah (shalat yang bacaannya dilirihkan), atau dalam shalat jahriyyah (shalat yang bacaannya dikeraskan). Mereka berpegangan pada hadits:
ู„ูŽุง ุตูŽู„ูŽุงุฉูŽ ู„ูู…ูŽู†ู’ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู‚ู’ุฑูŽุฃู’ ุจูููŽุงุชูุญูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูุชูŽุงุจู
โ€œTidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Surat al-Fatihah.โ€
 
Redaksi hadits di atas bersifat umum, sehingga mencakup imam dan makmum, serta shalat sirriyyah dan jahriyyah. Barangsiapa tidak membaca al-Fatihah, shalatnya tidak sah.ย 
 
Sementara menurut Imam Malik, makmum wajib membaca al-Fatihah pada shalat sirriyyah, bukan jahriyyah. Terkait kewajiban membaca al-Fatihah pada shalat sirriyyah, beliau berpedoman pada hadits di atas. Sedangkan terkait larangan membacanya pada shalat jahriyyah, beliau berpegangan pada firman Allah Surat al-Aโ€™raf ayat 204:
 
ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ูุฑูุฆูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ููŽุงุณู’ุชูŽู…ูุนููˆุง ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุตูุชููˆุง ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูุฑู’ุญูŽู…ููˆู†ูŽ
โ€œDan apabila dibacakan Al-Qurโ€™an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.โ€
 
Ayat ini memerintahkan kita untuk mendengarkan bacaan Al-Qurโ€™an. Artinya, makmum juga diperintahkan untuk mendengarkan bacaan imam dalam shalat jahriyyah.
 
Sedangkan menurut Abu Hanifah, makmum tidak perlu membaca al-Fatihah, baik dalam shalat jahriyyah maupun shalat sirriyyah. Beliau berpedoman pada firman Allah dalam surat al-Aโ€™raf ayat 204 di atas, di mana ayat tersebut memerintahkan kita untuk mendengarkan bacaan Al-Qurโ€™an. Beliau juga berpedoman pada hadits riwayat Abu Hurairah, Rasul shalallahu โ€˜alaihi wasallam bersabda:
 
ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุฌูุนูู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ู„ููŠูุคู’ุชูŽู…ู‘ูŽ ุจูู‡ูุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุจูŽู‘ุฑูŽ ููŽูƒูŽุจู‘ูุฑููˆู’ุงุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ู‚ูŽุฑูŽุฃูŽ ููŽุฃูŽู†ู’ุตูุชููˆู’ุง
โ€œSesungguhnya dijadikannya imam itu adalah untuk diikuti. Apabila ia bertakbir maka takbirlah dan jika ia membaca (ayat Al-Qurโ€™an) maka diamlah.โ€ (HR. Ibnu Abi Syaibah). (Lihat: Muhammad Ali al-Shabuni, Rawaโ€™i al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min Al-Qurโ€™an, Damaskus: Maktabah al-Ghazali, Juz 1980, hal. 55-59).ย Wallahu Aโ€™lam.
 
Husnul Haq, Dosen IAIN Tulungagung dan Pengurus LDNU Jombang