Fragmen

Indonesia Negara Pengirim Jamaah Haji Terbesar

NU Online  ยท  Kamis, 29 Mei 2025 | 12:05 WIB

Indonesia Negara Pengirim Jamaah Haji Terbesar

Umat Islam berthawaf, salah satu rukun haji (Foto: NU Online)

Sebagai negara yang memiliki penduduk beragama Muslim yang sangat banyak, Indonesia juga menjadi negara terbesar dalam hal pengirim jamaah haji. Data yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) RI di tahun 2024, berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) Kementerian Agama, dari 213.320 kuota haji reguler Indonesia, sebanyak 213.275 jamaah telah diberangkatkan ke Tanah Suci ditambah kuota 27.680 jamaah haji khusus.


Sedangkan pada tahun 2025 ini, dikutip dari website Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, total kuota haji Indonesia tahun ini adalah 221.000 jamaah. Jumlah ini terdiri atas 203.320 kuota jamaah reguler dan 17.680 kuota jamaah haji khusus. Jumlah kuota ini akan tercatat dalam sejarah, dengan jumlah jamaah haji Indonesia terbanyak sepanjang sejarah.


Jumlah pengirim haji terbesar tersebut, tentu tidak serta merta, akan tetapi secara bertahap setiap tahun mengalami pertambahan. Sebagai perbandingan, penulis menemukan data 10 negara terbesar pengirim jamaah haji pada tahun 1965.


Salah satu media massa yang dikelola oleh Nahdlatul Ulama (NU), Harian Duta Masjarakat (DM) memuat informasi terkait hal tersebut. Pada edisi 16 Mei 1965, Artikel yang ditulis jurnalis DM, H M Said Budairy, yang meliput langsung rangkaian ibadah haji di tahun tersebut, berjudul "Dari 10 Besar Pengirim Djema'ah Hadji: Pakistan Berturut2 Pegang Rekor & Indonesia No 8"


"Indonesia jang pegang nomor 8, djama'ah berdjumlah 15.234 orang untuk tahun ini, sedangkan pada tahun jang lalu, jang ternjata merupakan kedudukan nomor 7 dalam urutan 10 besar bangsa2 Islam, punja djama'ah sebanjak 15.208 orang," tulis Said yang merilis data statistik dari Kementerian Haji Saudi Arabia.


Adapun 10 besar negara pengirim jamaah haji pada tahun 1965/1384 H, yakni secara berurutan: 1. Pakistan, 2. Turki, 3. Syria, 4. Iran, 5. RPA (Mesir dan Suriah), 6. India, 7. Irak, 8. Indonesia, 9. Sudan, dan 10. Libia.


Pakistan tampil sebagai negeri terbanyak pengirim jamaah haji. Pada tahun 1965, Pakistan mengalami konflik dengan India (peringkat 6), yang berujung pada perang antarkedua negara yang berlangsung pada Agustus-September 1965. 60 tahun berselang, yakni di tahun 2025, kedua negara kembali berseteru yang terjadi pada musim haji.


"Secara berturut-turut dalam 2 kali musim hadji.. Musim hadji tahun 1383/1964 Pakistan mengirimkan djama'ahnja sebanjak 23.059. Sedang dalam musim hadji thn 1384/1965 jang baru lalu ini, djama'ahnja berdjumlah 26.053 orang."


Kedua negara tersebut (Pakistan dan India), pada tahun 2024 lalu, masih masuk dalam daftar 5 besar pengirim jamaah haji, berdasarkan pada kuota yang diberikan. Seperti yang ditulis di awal, Indonesia menduduki peringkat pertama dengan jumlah kuota 241.000. Di bawahnya ada Pakistan (179.210), India (175.025).


Kemudian di peringkat empat, ada Bangladesh, yang dulunya merupakan salah satu provinsi di negara Pakistan. Bangladesh di tahun 2024 lalu, mendapatkan kuota sejumlah 127.298. Lalu di peringkat kelima, muncul Nigeria, yang di tahun 1965 belum masuk dalam 10 besar. Nigeria mendapatkan kuota 87.000. Berikutnya, pada urutan 6 hingga 10, diisi oleh negara Iran, Algeria, Sudan, Malaysia, dan Rusia.


Tentu perubahan jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun ini, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi. Selain soal perkembangan politik dan sosial di negara yang bersangkutan. Seperti Irak dan Libia yang negaranya pernah dilanda peperangan besar, kini tak lagi masuk 10 besar.


Indonesia sendiri, sejak tahun 2015 telah mendapat tambahan kuota haji yang cukup besar. Dari data yang dilansir oleh Kemenag RI, data kuota jamaah haji reguler yang tiba di Arab Saudi dalam 8 tahun terakhir penyelenggaraan haji. Dari data ini bisa dilihat jumlah kuota jamaah (2015-2024):


2015: kuota 155.200, sisa 744 (0,48%)
2016: kuota 155.200, sisa 759
2017: kuota 204.000, sisa 935
2018: kuota 204.000, sisa 649
2019: kuota 214.000, sisa 1.268
2020-2021 : Pandemi Covid-19
2022: kuota 92.825, sisa 157
2023: kuota 210. 680, sisa 898
2024: kuota 213.320, sisa 45

 

Ajie Najmuddin, pemerhati sejarah NU
ย