Hikmah BULAN GUS DUR

Cerita di Balik Seragam TNI AL Gus Dur

Sel, 11 Desember 2018 | 06:00 WIB

Interaksi KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan pihak militer di antaranya terjadi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut. Foto epik Gus Dur salah satunya saat mengenakan seragam TNI AL.

Menurut keterangan seorang santri Gus Dur Nuruddin Hidayat (2018), Gus Dur mengenakan Hasta Siempre Comandante dalam peringatan hari ulang tahun TNI AL ketika Gus Dur menjabat Presiden RI.

Saat itu, seorang perwira dari Korps Marinir TNI AL dalam sebuah percakapan mengatakan, “pernah sewaktu KH Abdurrahman Wahid saat menjabat Presiden RI berbicara di depan pasukan Marinir TNI AL di tempat saya, beliau berbicara begini”:

"Menyelamlah kalian sampai ke dasar lautan yang terdalam hingga tubuhmu resap oleh kecintaanmu kepada-Nya. Dan jangan palingkan mukamu ke sisi lain jika kamu belum mengenal apa yang kamu perbuat,” tutur Gus Dur.

Dawuh Gus Dur tersebut penting menjadi perhatian bahwa proses persenyawaan manusia dengan alam maupun dengan seluruh makhluk ciptaan Allah harus dilakukan. Hal ini juga terkait dengan proses belajar dan memahami ilmu yang terhampar di muka bumi.

Pernyataan Gus Dur itu juga menyoroti tradisi dan proses instan dalam proses belajar dan memahami ilmu. Hal ini tersirat dalam kalimat kedua dari dawuh di atas. Proses penggalian ilmu dan proses belajar harus bersifat dawam atau terus-menerus dan berkelanjutan ketika seseorang belum memahami ilmu tersebut.

Selain wisdom di atas, Gus Dur juga mempunyai cerita lucu dengan TNI AL. Gus Dur adalah pemimpin bangsa yang menggagas lahirnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (dulu Departemen Kelautan dan Perikanan).

Alasan Gus Dur sederhana, dua pertiga wilayah RI adalah laut. Dan dalam sejarah, bangsa Nusantara adalah bangsa maritim. Benteng utama pertahanan laut Indonesia dilakukan oleh TNI AL dengan Marinir sebagai pasukan elitnya. 

Dalam buku The Wisdom of Gus Dur: Butir-Butir Kearifan Sang Waskita (2014), suatu ketika dalam suasana santai, Presiden Gus Dur berbincang ringan dengan ajudannya yang lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL). 

Karena dikenal sebagai sosok egaliter, Gus Dur tak sungkan berbincang dengan siapa pun. Alasan itulah yang membuat orang-orang dekatnya juga tak segan meski Gus Dur adalah seorang Presiden.

“Gus, salah satu negara di Amerika Latin, yaitu Paraguay nggak punya laut, kok punya Angkatan Laut?” tanya Ajudan.

“Sama seperti saya, punya Ajudan, tetapi saya bukan seperti Presiden. Lah, kamu manggil saya Gus,” ujar Gus Dur sambil terkekeh dalam hati.

“Siap Pak Presiden!” sontak Ajudan langsung sadar dan memberi hormat.

Ndak apa-apa, saya cuma ngetes seberapa besar selera humor seorang tentara,” lontar Gus Dur dengan tawanya yang khas, sedangkan Ajudan hanya bisa menahan tawa karena sudah terlanjur hormat. (Fathoni)