Gus Baha: Sekarang Pergi Haji Enak, Zaman Dahulu Bisa Tersesat dan Hanya Sampai Singapura
NU Online · Kamis, 15 Mei 2025 | 22:00 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ibadah haji pada masa kolonial Belanda hingga masa awal kemerdekaan Indonesia tahun 1950 sangat berbeda dengan era sekarang. Dahulu, tak jarang jamaah haji Indonesia tersesat, diperas, dan durasi haji pun cukup lama.
Menurut Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Bahauddin Nursalim (Gus Baha), masyarakat Indonesia perlu bersyukur karena sistem haji yang lebih baik pascareformasi dan bahkan ada yang ikut haji gratis.
"Sekarang pergi haji sudah enak, kadang dapat gratis juga ketika mau haji," jelasnya seperti dikutip NU Online dari Kanal Youtube PP Damaran 78 Mazroatul Ulum Official, pada Kamis (15/05/2025).
Gus Baha lalu menceritakan kesulitan dalam haji yang dialami oleh para leluhurnya hingga tersesat di berbagai pulau dan negara. Di antaranya tidak meneruskan perjalanan ke Makkah.
"Ada juga yang hanya sampai di Singapura saja lalu kembali ke kampung halaman. Ada istilah khusus bagi jamaah haji yang hanya sampai di Singapura dengan menyandang gelar Haji Singapura," kata Gus Baha.
Tidak bisa dipungkiri bahwa ada jamaah haji yang terlantar di berbagai tempat sepanjang rute perjalanan haji. Hal itu terjadi akibat kekurangan makanan, bahkan tidak memiliki uang. Di sepanjang perjalanan, jamaah haji Indonesia kerap ditipu karena tidak paham medan dan bahasa.
"Dulu buyut-buyut saya ketika haji melewati berbagai pulau-pulau dan tersesat ke mana-mana, sampai ke Aceh dan Singapura, ikut arus ombak yang membawa kapal," imbuh Gus Baha.
Kisah kesulitan dalam proses haji ini, kata Gus Baha, tak jarang saat proses pelepasan jamaah haji menjadi sesuatu yang sakral dan mengharukan, lantaran waktu perjalanan haji yang sulit ditebak durasinya.
Tak jarang, jamaah haji Indonesia yang berangkat ke tanah suci mendarat saat prosesi haji sudah selesai, bahkan ketika wukuf di arafah, sebagian jamaah dari negara lain sudah perjalanan pulang.
"Kadang sampai di tanah suci ihramnya sudah selesai dan wukuf di arafah sudah selesai," kata Gus Baha.
Kakek dan nenek Gus Baha juga pernah melakukan perjalanan haji selama setahun. Sebab ketika sampai di tanah suci, ibadah haji sudah selesai dan harus menunggu musim haji tahun depan.
Untuk bertahan hidup, jamaah haji Indonesia melakukan berbagai pekerjaan, sebagian ikut majelis ilmu di Masjidil Haram.
"Jadi, saya tanya: kok hajinya lama sampai setahun? Dijawab: sampai di sana haji sudah selesai, jadi mau pulang rugi ya nunggu tahun depan," tutup Gus Baha.
Terpopuler
1
Indonesia Terlibat Uji Klinis Vaksin TBC M72, PDNU: Langkah Positif Atasi Gejala yang Berat
2
Mengurangi Kecelakaan di Jalan, Belajar dari Swedia
3
Khutbah Jumat: Memanfaatkan Sisa Umur dengan Kebaikan
4
BPOM: Vaksin TBC Bill Gates Penuhi Standar, Indonesia Siap Lakukan Uji Klinis
5
Khutbah Jumat: Pentingnya Menjaga Diri dari Hoaks
6
Safari Dakwah di Sambas, Gus Muwafiq Kagumi Warisan Kerajaan dengan Tradisi yang Masih Utuh
Terkini
Lihat Semua