Nasional

Kalimat Pertama Nabi Muhammad ketika di Sidratul Muntaha

Ahad, 9 Desember 2018 | 10:00 WIB

Bekasi, NU Online 
Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya menjelaskan makna tahiyyatas salam di Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di Pondok Pesantren Fatahillah, Kampung Ciketing, Mustikajaya, Kota Bekasi, pada Sabtu (8/12).

Ulama kharismatik asal Pekalongan ini melanjutkan bahwa kalimat pertama yang diucapkan Nabi Muhammad saat tiba di Sidratul Muntaha adalah “Attahiyyatul mubarakatush shalawatuth thayyibatu lillah”.

"Kemudian salam baginda Nabi itu dijawab oleh Allah, ‘Assalamualaiku ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh’," jelas ulama keturunan Nabi Muhammad dari jalur Sayyidina Ali bin Abi Thalib ini.

Habib Luthfi mengatakan bahwa Rasulullah meminta salam keselamatan kepada Allah bukan untuk dirinya saja. Di hadapan Allah, Nabi Muhammad memohon keselamatan juga untuk umatnya.

"Baik umat yang sudah ada pada zamannya maupun umat yang ketika itu belum dilahirkan," jelasnya.

Kalimat salam dan doa keselamatan yang diucapkan kepada Allah itu adalah "Assalamualaina wa ala ibadillahis shalihin".

"Doa itu tidak berhenti pada zaman itu saja, melainkan masih tetap berlaku hingga sekarang," katanya.

Namun, Rais 'Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyah (JATMAN) ini kemudian menjelaskan bahwa kalimat salam itu bukan hanya dapat diartikan sebagai doa selamat dari bala saja.

"Kita harus menjabarkan kalimat assalamualaina lebih jauh, yakni semoga Allah mau menyelamatkan mata kita dari pandangan yang selalu su’udzan kepada sesama. Yang inginnya menang sendiri, seolah-olah Islam miliknya. Saya nasihat, jangan diartikan menyindir," tegasnya

Ia memberikan contoh tersebut lantaran sekarang ini banyak sekali yang kurang tepat dalam memahami selamat.

"Jangan menafsirkan selamat itu, selamat dari kecelakaan saja, misalnya. (Mari) selalu kita selamatkan mata kita dengan pandangan sesama kita, saling kasih sayang, saling menasehati sesama kita, bukan saling mencemooh, bukan untuk menyalahkan satu sama lain," katanya.

Selain Habib Luthfi, acara yang dimulai pada Jumat (7/12) malam ini dihadiri pula oleh banyak tokoh ulama, habaib, pejabat pemerintahan, dan ribuan masyarakat yang memadati halaman pesantren.

Acara ini dihibur oleh lantunan-lantunan sholawat dari Grup Hadrah Jati Sumo Negoro asal Blitar. Grup ini berhasil menjadi juara pertama dalam Festival Sholawat Jawa Nasional yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta, pada Oktober lalu. (Khaifah IP/Aru Elgete/Abdullah Alawi)